HN - Aceh Besar, DPW Partai Aceh - Aceh Besar menyelenggarakan Musyawarah Wilayah Ke-2 pada 24-25 Maret 2018 di gedung Poliven, Blang Bintang, Aceh Besar (24/3/2018)
Musyawarah Wilayah ke-2 ini merupakan momentum penting bagi PA Aceh Besar, bukan hanya memilih kepengurusan baru, melainkan jauh lebih penting melakukan evaluasi sepuluh tahun keberadaan PA di Aceh Besar, hal tersebut disampaikan Juanda Djamal kepada media ini Jumat (23/3/2018)
PA Aceh Besar sejak didirikan, berhasil menjadi mayoritas di DPRK periode 2009-2014 yaitu menguasai 10 kursi. Selanjutnya memenangkan eksekutif pada pilkadasung 2012, yaitu Mukhlis Basyah-Samsul Rizal. Kemudian, pemilu 2014, peroleh kursi di DPRK mengalami penurunan yaitu sembilan kursi, namun demikian, posisi politiknya masih menjadi pimpinan DPRK. Terakhir, Pemilukada 2017, PA tidak berhasil menempatkan kandidatnya menggantikan kepemimpinan Adun Mukhlis. Tentunya, dinamika politik selama ini telah memberikan pembelajaran penting bagi PA Aceh Besar dan seluruh kadernya.
Ujian Politik
Paska pemilukada 2017, PA menghadapi ujian politik yang amat berat, partai koalisi pemenang dengan pongahnya menyapu semua Alat Kelengkapan dewan (AKD) di DPRK, tanpa ada komunikasi politik yang konstruktif di gedung parlemen tersebut.
Namun demikian, Fraksi PA (PA, Demokrat, PPP dan Gerindra), juga partai pendukung pasangan SAHAJA seperti PKS tetap berupaya menghadapi semua dinamika tersebut secara bijak, bahkan ketua DPW PA, Saifuddin yahya, tetap memberikan arahan politik yang cenderung mendinginkan atmosfir politik di Jantho. Anggota legilatif PA tetap berjalan tegak saat memasuki gedung DPRK Jantho, walaupun dominasi politik sedang dimainkan oleh partai penguasa. Kondisi politik demikian, menunjukkan Fraksi PA harus berada sebagai kekuatan penyeimbang, memastikan kebijakan dan program pembangunan pro-kesejahteraan rakyat.
Kepongahan politik itu dijawab saat rapat paripurna DPRK Aceh besar untuk mengesahkan APBK-P yang digelar Kamis (5/10) gagal dilaksanakan akibat anggota dewan yang hadir tidak memenuhi kuota forum. Sejarah DPRK Aceh Besar mencatat bahwa baru pada periode kepemimpinan politik inilah yang rapat paripurna hanya dihadiri oleh 16 anggota dari 35 anggota. Ternyata, banyak dari anggota DPRK pendukung pemenang juga tidak hadir dalam paripurna tersebut.
Dinamika politik ini akan terus terjadi di masa depan, tentunya segala tantangan politik harus terus dijawab secara praktis yaitu keberpihakan Fraksi PA pada kepentingan masyarakat. Inilah perjuangan politik Partai Aceh yang selalu harus diingatkan oleh kader-kadernya.
Momentum 2019
Tantangan politik diatas memberikan early warning pada kader PA kedepan, persaingan politik akan semakin kompetitif. Partai penguasa memiliki nafsu politik untuk menggandengkan dua piala sekaligus, pimpinan eksekutif dan pimpinan legislatif.
Partai penguasa memiliki kemampuan lebih di 2019, kekuasaannya dapat dipergunakan untuk menguasai segala lini di institusi demokrasi, bahkan menguasai organisasi non formal seperti organisasi kepemudaan dan mahasiswa.
Untuk itu, DPW Partai Aceh – Aceh Besar harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan pemilu 2019. Semua pihak harus terlibat dalam membangun strategi baru, menyusun langkah dan agenda konkrit, melihat kembali titik kelemahan selama sepuluh tahun terakhir. Tentunya, peluang dan kesempatan masih terbuka lebar, karena politik selalu memunculkan kejutan-kejutan baru. PA – Aceh Besar dan seluruh kadernya wajih bertandang ke gelanggang dengan mengonsolidasikan kembali seluruh kekuatan politiknya.
Maka, Musyawarah Wilayah ke-2 DPW PA Aceh Besar harus menjadi momentum untuk melakukan evaluasi, menyegarkan kepengurusan, dan mendorong Partai Aceh – Aceh Besar menjadi partai yang berbasiskan kader, terbuka, berwawasan dan modern.
Merupakan langkah maju, bahwa ketua DPW PA-Aceh Besar, Saifuddin Yahya, mengajak perempuan dan generasi muda untuk menjadi kader Partai Aceh, maju sebagai calon legislatif melalui Partai Aceh. Pernyataan terbuka ini memberikan langkah politik baru, bahwa PA-Aceh Besar sedang berbenah dan sangat siap menghadapi momentum politik kedepan, pemilu 2019.
Akhirnya, kami mengucapkan selamat berpartisipasi dalam Musyawarah Wilayah ke-2 bagi seluruh peserta yang mewakili Sagoe masing-masing. Mudah-mudahan Muswil ini semakin memperkuat silaturahim dan menumbuhkan semangat perjuangan dalam menguatkan identitas ke-Acehan, Kemandirian, Kesejahteraan, Keadilan dan Kedaulatan Aceh.(*)