-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Petani Linot Aceh Timur, Hadirkan Peneliti dari Malaysia

30 Juli 2018 | Juli 30, 2018 WIB | Last Updated 2018-07-30T00:08:07Z

HN-Aceh Timur- Perternak lebah jenis kelulut (LINOT) Bahtiar seorang warga desa Tualang Pateng, kecamatan Perlak Timur, Aceh Timur, menghadirkan Abu Hassan Jalil tim peneliti dari Akademisi Kelulut dari Malaysia, guna untuk mengetahui lebih jauh tentang pemahaman dalam membudidayakan Linot dan juga sebagai tambahan  ilmu dari ahli akademisi tersebut. Minggu (27/07/2018).

Dalam kesempatan tersebut Abu hassan jalil akademisi kelulut Malaysia yang hadir bersama dengan Raihan seorang peneliti dari Universitas Syiah kuala(UNSYIAH) memberikan motivasi pengembangan usaha budidaya Linot di Aceh Timur, kala itu Abu Hassan Abdul Jalil juga datangkan Charles salah satu Investor asal Sumatera Utara.

Bahtiar telah menjalankan budidaya Linot sejak 2015 terakhir dengan meraup keuntungan hingga jutaan rupiah, bermodalkan potongan kayu dengan berjumlah sekitar 40 toping sarang linot, dengan kemampuan yang dimiliki ia terus menjalankan usaha tersebut.

Bahtiar awal mula membudidayakan linot pertama melihat manfaat madu linot itu sendiri yang begitu besar sangat berguna bagi kehidupan masyarakat, dan juga di butuhkan oleh masyarakat, juga  dapat menambah ekonomi dari hasil madu linot tersebut. 

Usaha budidaya Linot juga di tekuni oleh sejumlah masyarakat yang ada di Aceh Timur, "Usaha budidaya Linot di jalankan oleh beberapa teman-teman di Aceh Timur seperti di kecamatan Perlak Kota, Lhok Nibong dan Julok" ujar Bahktiar.

Dari usaha yang di jalankan Bahtiar, ia mengaku bahwa ia memanen madu Linoet setiap 3 bulan sekali, yang mana dari setiap sarang mendapatkan 1 Kg madu dengan kisaran harga Rp.500.000.

Kemudian ia mengharapkan, "Untuk Investor agar mau menanamkan modal dan bekerja sama, Mengenai pengembangan budidaya madu cara buat sarang,  umpan,  pemasaran, Memang masih banyak kekurangan di banding dengan pembudiya yang berada dari Malaysia, Agar pemerintah dapat memperhatikan pembudiya linot di aceh, dan mau beri bantuan dari kebutuhan kami pembudidayaan kelulut ini." Ujarnya.

Sementara itu Abu hassan jalil, Akademisi Kelulut (LINOT) asal  Malasyia saat di wawancarai, mengatakan dirinya ke Aceh untuk dapat shering membagi Ilmu dan bersilaturahmi agar perternak Linot yang ada di Aceh Timur ini lebih berkembang. 

"Saya pribadi datang ke Aceh timur ini,  ingin shering, membagi ilmu atau tukar pendapat dan bersilaturahmi agar budidaya madu kelulut atau bahasa tradisionalnya linot dapat berkembang  di Aceh khususnya di Aceh timur ini,"katanya. 

Kemudian,Ia menambahkan budidaya kelulut yang ternakan oleh bahtiar ini, masih banyak yang perlu di perbaiki.

 "Saya rasa jika budidaya ini tidak dapat di kembangkan menjadi industri ini sangat rugi, kalau budidaya linotnya mau di jadikan industri, perlu bantuan dan pemasukan dari pemerintah dinas terkait mengenai budidaya linot tersebut, agar budidayanya berkembang", ungkap Abu Hasan.

Dari sini menjadi perhatian penting dari usahawan dalam menjalankan usahanya, seperti memperhatikan sarang Linot dan juga hama pemangsa, parasit yang dapat menganggu Linot ini sendiri.

"Usaha ini perlu di perhatikan seperti halnya pembuatan sarang Linot yang lebih baik, perawatan tempat yang di gunakan dalam melakukan pembudidayaan Linot sehingga dapat menjangkau investor guna menambah dana dan masyarakat bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi." Demikian kata Abu Hassan  Jalil Peneliti dari Akademisi Kelulut Malaysia.[Agus Salim]
close