![]() |
Di era modern saat ini yang kita ketahui banyak hal yang terkadang sudah banyak di tinggalkan oleh sebagian mayarakat didaerah nya masing-masing karena pengaruh perkembangan dunia dan terpengaruh dengan pemikiran liberal, sekuler dan Nasional, yaitu sebuah tradisi atau adat yang tentunya disebuah daerah memilikinya, karena yang kita ketahui Indonesia sendiri memiliki lebih dari 30 kelompok etnik atau suku Bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di tanah air menurut sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010.
Sebuah tradisi atau adat harusnya tetap di pertahankan oleh semua masyarakat bukan lagi hanya sebagian orang saja namun untuk semua lapisan masyarakat itu sendiri, terutama bagi kita sebagai anak muda penerus bangsa, harusnya tradisi dan adat kita tetap dipertahankan bukan malah kita sendiri yang menghilangkan sebuah hal menjadi ikon atau daya tarik Negara lain terhadap Negeri ini, apalagi tradisi yang memang mengandung unsur kebaikan dan juga membawa timbalbalik yang baik untuk masyarakat itu sendiri tentunya, nah di Aceh sendiri banyak sekali tradisi yang alhamdulillah sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat Aceh itu sendiri di daerah nya masing-masing dan memang tradisi itu
sendiri masih di terima baik di era jaman modern saat ini.Untuk tradisi di Aceh sendiri banyak yang mengandung unsur ke-Islaman, dan yang memang kita ketahui Aceh termasuk daerah yang hampir seratus persen menganut agama Islam, yang dimana di setiap tradisi tersebut masyarakat Aceh
menghadirkan sebuah doa-doa indah yang di baca ketika tradisi atau adat itu di
gelar dan tak jarang sholawat kepada Nabi Muhammad saw pun mereka hadirkan
dalam rasa syukur dan cintanya akan junjungan Alam.Kali ini Penulis akan bercerita tentang tradisi atau kebiasaan yang ada di masyarakat Gampong Paya Bili Sa, Kecamatan Birem Bayeun, yaitu mereka
menggelar tradisi kenduri sawah sebagai salah satu bentuk tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan oleh para petani terdahulu dalam mengutarakan rasa syukurnya akan hasil panen yang didapat.
Kenduri sawah atau biasa orang Aceh menyebutnya dengan khanduri blang, sebutan yang tak asing lagi didengar bagi masyarakat Aceh tentunya, karena pada dasarnya kenduri sawah ini digelar oleh para petani dalam bentuk sebuah upacara dengan penuh riang kegembiaraan.
Kenduri sawah yang mengartikan sebuah rasa syukur petani akan hasil panen yang didapat dan biasanya kenduri sawah ini dilakukan setelah panen dan sebelum
memasuki masa kembali bercocok tanam atau turun kesawah.Yang biasanya menghadiri tradisi kenduri sawah ini yaitu semua para petani yang bercocok tanam di Gampong tersebut dan kelompok yang memiliki sawah, lalu ada Bapak Imam Gampong, Menteri-Menteri Pertanian dan juga Penyuluh
Pertanian, serta ada juga dari Aparatur Gampong yang menghadiri tradisi kenduri ini, dan adanya Bapak Imam Gampong yang nantinya akan memimpin doa-doa ketika berlangsungnya tradisi kenduri sawah ini.
Kenduri sawah yang berarti syukur atas hasil panen yang berlimpah yang sudah Allah swt berikan dan didalam kenduri ini para petani berkumpul untuk berdoa bersama agar tetap diberikan rezeki dan hasil yang memuaskan untuk kedepannya dan di berikan keberkahan serta di jauhkan dari hama yang membuat hasil panen kedepannya menurun. Rasa syukur yang dituangkan dalam bentuk kenduri sawah ini, yang dimana para
Petani dalam melaksanakan tradisi ini, yang awal nya para Ibuk-Ibuk memasak dirumahnya masing-masing dan selanjutnya membawa makanan mereka untuk di bawa ke acara kenduri sawah ini, dimana tempat yang biasanya dekat dengan area persawahan atau tempat yang biasa sudah menjadi lapak dalam terlaksananya kenduri sawah ini, selanjutnya setelah semuanya berkumpul, lalu nantinya akan dibacakan doa-doa terlebih dahulu oleh Bapak Imam Gampong. Setelah itu, adanya musyawarah para Petani untuk mekanisme atau cara yang dilakukan agar.
hasil panen lebih memuaskan dan target-target kedepannya untuk lebih terealisasi program dari pada Penuyuluh-Penyuluh Pertanian yang datang ke Gampong Paya
Bili Sa, dan setelah itu barulah makan bersama-sama.
Tak jarang yang menghadiri tradisi kenduri sawah ini hanya para Bapak-
Bapaknya saja namun ada Ibuk-Ibuknya juga bahkan Anak-Anak juga berkumpul bersama dalam merayakan tradisi kenduri sawah inikarna kenduri sawah ini juga bersifat sebagai tali silaturahmi para Petani dalam menjalin kedekatan antara saudara.
Didalam bertani tak jarang yang bercocok tanam hanya Warga Gampong Paya
Bili Sa saja, melainkan ada dari Warga Gampong tetangga dan bahkan ada yang
datang dari luar Kota ke Gampong tersebut, nah tentunya kenduri sawah ini
menjadi sebuah jalinan dalam mempererat tali persaudaraan.
Tradisi kenduri sawah ini adalah sebuah momentum yang di tunggu-tunggu oleh
para Petani setelah hasil panen tentunya ya, karena hasil panen lah yang paling dinanti-nanti para Petani, hehe
NAMA: ITA IS ‘ARMUNA
NIM / SEM : 4012017045 / VIII
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
KPM DR MEDSOS IAIN LANGSA 2021