-->

Notification

×

Iklan

Iklan

SPBU Di Banda Aceh Tolak Jual BBM Solar Gunakan Jerigen Ke Para Nelayan

12 Agustus 2020 | Agustus 12, 2020 WIB | Last Updated 2020-08-12T04:40:52Z


Habanusantara.net-Banda Aceh- Puluhan Nelayan tradisional yang merupakan warga Alue Naga kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh,  Keluhkan Nasibnya ke Anggota Dewan Heri Julius, lantaran mereka tidak bisa lagi kelaut mengais rezeki mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka sehari hari karena pihak SPBU yang berada di kota Banda Aceh, khususnya menolak menjual BBM solar yang dibutuhkan para nelayan tradisional tersebut, berdalih aturan mengikat dari pemerintah  yang tidak membenarkan untuk menjual BBM solar ke masyarakat dalam bentuk jerigen. 

Hal tersebut disampaikan Heri Julius kepada habanusantara.net, melalui pesan singkat whatshapp, Senin, (10/8/2020)

Heri Julius mengatakan para nelayan Gp Alue naga tersebut sempat mendatangi kediamannya. Para nelayan tersebut mengeluh lantaran tidak bisa kelaut mengais rezeki karena pihak SPBU menolak untuk mendistribusikan/menjual  BBM solar menggunakan  jerigen.

"Barusan beberapa orang para nelayan gp Alue Naga mendatangi rumah saya. Mereka mengeluh, karena pihak SPBU tidak diperbolehkan menjual BBM solar ke masyarakat menggunakan jeregen," ulasnya.

Padahal kata Heri Julius, para nelayan sangat membutuhkan BBM solar tersebut untuk keperluan operasional bahan bakar boat /tep-tep mereka mencari rezeki ke laut.

Selaku anggota dewan kota Banda Aceh, Heri Julius, meminta pihak Pertamina yang dipercayakan oleh pemerintah dalam pendistribusian BBM, sekiranya dapat mengambil kebijakan berupa solusi terkait hal dimaksud, agar para nelayan tradisional tersebut dapat mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari keluarganya.

Heri Julius mengatakan jika benar adanya aturan tersebut, pihak Pertamina harus  memberikan solusi.

"Aturan boleh saja ditegakkan, namun harus ada kebijakan dan solusi yang diambil karena ini menyangkut hajat hidup para nelayan," paparnya.

Selanjutnya ketika awak media mengkonfirmasi langsung kepada para nelayan, mereka membenarkan hal tersebut.

Para nelayan meminta pemerintah untuk dapat merespon keluh kesah yang dirasakan mereka. Karena selama ini para nelayan tersebut tidak bisa lagi melaut mengais rezeki.

"Ada 200 boat di Gampong kami, dengan jumlah  nelayan sebanyak 400 orang," sebut salah seorang nelayan, kepada habanusantara.net, Selasa (11/8/2020)

Selanjutnya, ketika awak media menjambangi kantor Pertamina, jln Daud Bereueh, kota Banda Aceh, sekira pkl.12.30 Wib, Selasa (10/8/2020), menanyakan terkait hal tersebut kepada  pejabat yang berkompeten terkait hal itu ternyata tengah tidak ada ditempat (istirahat)

Kepada awak media security mengatakan bahwa pejabat yang menangani hal tersebut sedang istirahat  (tidak ada ditempat)

"Ini waktunya mereka  istirahat pak, coba aja nanti bapak kembali," terangnya.

Namun pihak security tidak bisa memastikan bisa atau tidaknya awak media untuk menjumpai pejabat dimaksud.

Hingga berita ini diturunkan pihak media ini belum mendapatkan keterangan apapun terkait hal tersebut. (Tim)
close