Habanusantara.com, Banda Aceh - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh bekerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh kembali menggelar Festival Permainan Tradisional Anak, Sabtu (27/7/2019) di Lapangan Blang Padang.
Beratapkan langit beralaskan rumput, ratusan pelajar tingkat sekolah dasar saling berlomba dan bertanding dalam 10 jenis permainan tradisional Aceh seperti Tarek Situek, Tarek Talo, Geunteut, hingga Catoe Rimueng.
Dalam sambutannya saat membuka acara, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengapresiasi BPNB Aceh yang menginisiasi kegiatan yang menurutnya sangat bermanfaat. "Ini salah satu upaya konkret untuk melestarikan budaya nusantara, warisan endatu kita," katanya seraya mengajak warga kota untuk ikut melestarikan permainan tradisional.
Katanya, di era yang semakin modern saat ini semakin banyak pula permainan-permainan yang sangat canggih dan didukung dengan teknologi tinggi. "Maka tak heran jika anak-anak sekarang tidak mengenal beragam permainan tradisional."
"Bukannya menolak kemajuan teknologi, namun kita perlu menyadari itu tidak seluruhnya membawa dampak positif bagi tumbuh kembang anak, dan hal ini tentu cukup mengkhawatirkan bagi kita selaku orangtua," katanya lagi.
Masih menurut wali kota, aneka permainan modern baik online maupun offline secara tidak sadar membentuk karakter anak yang sulit bersosialiasi dengan lingkungan. "Anak akan menjadi pasif dalam kehidupan nyata karena lebih memilih berdiam diri di rumah sambil bermain game, dibandingkan bermain dengan teman seumurannya."
Ia kemudian berharap, festival permainan tradisional tersebut juga akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Banda Aceh, "terutama wisatawan dari manca negara yang mungkin saja tidak ada di negara mereka jenis permainan tradisional seperti ini," katanya.
Ia pun mengharapkan kepada BPNB Aceh agar memperjuangkan pergelaran event serupa tingkat nasional di Banda Aceh. "Kami siap menjadi tuan rumah, apalagi kami sudah mencanangkan 1.000 event setahun. Kami sambut dengan tangan terbuka karena akan memberi multiplier effect bagi kota kami, terutama mendongkrak sektor ekonomi," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala BPNB Aceh Irini Dewi Wanti mengatakan, tahun ini pihaknya menggelar kegiatan tersebut dalam skala yang lebih besar untuk menampung lebih banyak permainan lokal. "Mengusung tema 'Kreatif dan Reaktif', kegiatan ini juga termasuk ke dalam 100 Calendar of event Aceh 2019."
"Total peserta berjumlah 560 siswa-siswi SD perwakilan dari sembilan kecamatan di Banda Aceh. Selain memperkenalkan warisan endatu, lewat ajang ini kita juga ingin merangsang anak untuk bermain gembira bersama di luar ruangan," katanya sembari mendorong keikutsertaan Banda Aceh pada ajang nasional event serupa di Jakarta pada Oktober mendatang.
Pembukaan Festival Permainan Tradisional Anak 2019 ditandai dengan dentuman Meriam Bambu alias Beudee Trieng yang disulut langsung oleh Wali Kota Aminullah. Turut hadir di sana Dandim 0101/BS Hasandi Lubis dan sejumlah pejabat lainnya.
Bukan hanya itu, wali kota juga melepas start lomba Tarek Situek yang diikuti oleh 18 pasang peserta. Permainan ini cukup unik dan seru. Seorang pemain duduk di atas Situek (pelepah Pinang) dan seorang lainnya bertugas menarik Situek. Merek bergantian menjalankan tugasnya hingga mencapai garis finish.
Dua tim dari SDN 49 Banda Aceh yang mewakili Kecamatan Meuraxa berhasil menjadi juara pertama dan kedua di lomba ini. Juara III, IV, V, dan VI berturut-turut diraih oleh Kecamatan Jaya Baru, Kutaraja, Lueng Bata, dan Baiturrahman. Hadiah berupa trofi dan dana pembinaan juga diserahkan langsung oleh Wali Kota Aminullah. (Jun)