Habanusantara.com - Aceh Besar- Terkait persoalan rencana menghentikan sementara penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang hanya bersifat menghimbau dan permohonan, bukan memerintahkan penutupan bandara pada saat hari raya Idul Adha dan Idul Fitri oleh Bupati Aceh Besar.
"Dasar pertimbangan surat himbauan Bupati Aceh Besar Nomor 451/3442/2019 Tanggal 24 Juli 2019/21 Dzulqaidah 1440 H yang ditujukan kepada kepada General Manager PT Angkasa Pura II Bandara SIM sebenarnya lebih kepada soal menghargai perayaan hari "kemenangan" umat Islam dan himbauan ini hanya untuk beberapa jam saja, jadi jangan dipolitisir seolah-olah mau ditutup sehari penuh tanpa ada pernerbangan pada hari raya," ujar Syukri Rahmat, Juru Bicara Pemkab Aceh Besar, Sabtu (27/7/2019) meluruskan sejumlah berita konferensi pers Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali dengan sejumlah media, di kediamannya, Jum’at (26/7/2019)
Menurut Syukri Rahmat, dalam hal tersebut Bupati Aceh Besar sadar betul bahwa otoritas bandara itu ada pada PT Angkasa Pura. "Kalau kemudian ada anggapan bahwa pak bupati tidak paham syariat Islam karena himbauan ini justru keliru, karena sekali lagi kami sampaikan bahwa hanya bersifat himbauan bukan perintah, dengan tujuan "menghargai" yang sedang menjalankan hari raya di Aceh," katanya.
Begitu juga perlu di catat bahwa himbauan tersebut juga belum final dan masih di kaji oleh pihak Angkasa Pura, kewenangannya nya ada pada mereka, kalau kemudian di setujui alhamdulillah dan kalau tidak juga tidak masalah. "Jadi tidak perlu terlalu di besar - besarkan juga dan yang lebih aneh lagi ada yang menuduh himbauan tersebut sengaja di lemparkan ke publik oleh pak bupati untuk menutup-nutupi soal hubungan beliau dengan wakil bupati, tuduhan yang "aneh dan tendensius," kata Jubir Syukri Rahmat.
Namun terlepas dari pro kontra persoalan ini, Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali mengucapkan terima kasih atas semua saran dan kritikan, namun Ia sangat mengharapkan masukan dan kritikan disampaikan dengan tujuan untuk membangun dan dengan menggunakan cara yang dan beretika.
"Secara pribadi saya kenal baik dengan pak bupati, beliau itu orangnya senang diskusi dan selalu terbuka untuk di ajak debat, masukan dan kritikan pasti di terima asal tujuannya baik dan punya alasan yang logis pasti beliau terima, tetapi tentunya "bek dawa peudong beuneung basah", siapapun silahkan memberikan masukan namun semua harus sesuai dengan aturan dan norma," demikian Syukri Rahmat, Jubir Pemkab Aceh Besar.