-->

Notification

×

Iklan

Iklan

PUBG Di Haramkan MPU, Begini Tanggapan Pemuda dan Mahasiswa Aceh Timur

20 Juni 2019 | Juni 20, 2019 WIB | Last Updated 2019-06-20T02:30:48Z
Foto : Ist

HN, Aceh Timur - Putusan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, tentang haramnya bermain game Player Unknown’s Battle Grounds (PUBG) dan sejenisnya, di sambut baik kaum milenial, seperti yang di katakan Irwansyah pemuda Peureulak Timur, Aceh Timur, Kamis (20/06/2019). Bahwa ia sangat bersyukur karena fatwa tersebut,  sebab banyaknya pemuda yang candu dan lalai dengan game online, apalagi game online jenis ini dapat merusak moral para pemuda di bumi serambi mekah. 

Sebagai penerus bangsa,  menjadi Khairul Ummah dalam melahirkan ummat terbaik di buka bumi guna di persiapkan menjadi pemimpin,  maka kita perlu pendidikan yang mumpuni. 

"Hadirnya game online Player Unknown’s Battle Grounds (PUBG) dan sejenisnya, tentunya dapat merusak moral anak-anak,  Aceh,  ketika berbicara orang-orang pilihan nantinya,  apakah kita akan melihat orang-orang yang demam game online?," ujarnya. 

Kemudian mahasiswa komunikasi dan Penyiaran Islam di kampus Institut Agama Islam ini Juga Menambahkan,  ketika waktu senggang terkuras untuk main game online,  kapan kiranya pemuda,  pelajar,  mahasiswa dan santri di Aceh menyisakan waktunya untuk belajar. 

"Yang amat menyedihkan lagi,  hari ini banyak penyalahgunaan teknologi yang di konsumsi oleh anak-anak Aceh,  layaknya penggunaan internet di warkop,  jika seharusnya menjadi sarana edukasi yang mendidik,  kini hilang di pengaruhi hal demikian, " pintanya. 

Dalam kesempatan Irwansyah yang juga owner Mahligai Jaya Cell mengatakan bahwa Aceh hari ini membutuhkan pemuda dan pemudi cerdas yang menjadi pejuang,  jika game online dan sejenisnya terus menerus di genggam,  apakah akan hadir pemuda seperti Cut Meutia, dan pemudi seperti cut nyakdhien?,  tidak pastinya,  keinginan itu hanya akan menjadi mimpi belaka. 

"Oleh karena itu,  dengan adanya fatwa tersebut,  mari sama-sama kita meninggalkan hal yang tidak baik dalam kehidupan kita,  mari kita menentukan hidup menjaga lebih baik," ungkap nya. 

Sementara itu,  Aulia Ramadhan Pemuda dari Desa Blang Batee, Kecamatan Peureulak, yang juga pernah menduduki ketua umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Perguruan Tinggi Langsa periode 2017-2018 mengatakan hal senada,  ia juga mengkhawatirkan game online PUPG, Fire Fire dan game online lainnya dapat merusak pelajar,  pemuda sebagai penerus bangsa. 

"Ia juga mengajak para pelajar, pemuda dan mahasiswa, untuk berperan aktif dalam dunia pendidikan, karena dengan pendidikan kita dapat mengubah dunia," demikian dikatakan Aulia yang juga mahasiswa IAIN Langsa, asal Aceh Timur itu. (*)
close