Habanusantara.com, Banda Aceh- Sekitar 40 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh disumbangkan oleh sektor pertanian. Pertanian menjadi sektor penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian dituntut agar dapat menjadi sumber daya peningkatan produktivitas tani Aceh, dengan cara menjadi wirausaha muda di sektor tersebut.
"Menurut hemat saya kita perlu berbanggga hati dengan adik-adik ini, mereka sangat berarti dalam pembangunan. Hampir 50 persen pembangunan daerah ini tergantung mereka," ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh, Helvizar Ibrahim dalam acara wisuda angkatan ke 50 SMK PP Negeri Saree di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, Selasa (25/6).
Plt Sekda mengatakan, dengan ilmu yang telah didapat oleh para lulusan sekolah tersebut, maka mereka harus mampu untuk selalu berinovasi dan mengembangkan sektor pertanian di Aceh. Para siswa tersebut, kata Plt Sekda, tidak lagi punya alasan untuk takut menjadi petani. Menurutnya, proses pengelolaan pertanian saat ini tidak lagi sama dengan jaman dulu. Kini, produktivitas pertanian dapat dilakukan dengan mudah melalui teknologi mekanisasi pertanian.
Selain itu, Plt Sekda meminta kepada alumni sekolah tersebut agar mampu mengolah hasil pertanian menjadi produksi yang dapat diperjual belikan. Ia juga mengimbau agar semua pihak mengkonsumsi produk lokal di Aceh dan tidak menjadi konsumen dari produksi luar daerah maupun luar negeri.
"Kita tidak akan maju jika hanya menjadi konsumen produksi orang. Apa yang kita hasilkan mari kita nikmati sendiri," kata Helvizar.
Oleh sebab itu, Helvizar juga meminta semua stakeholder ikut mendukung langkah pemerintah Aceh perihal produk lokal. Sebelumnya, Pemerintah Aceh telah memerintahkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) supaya membelanjakan produksi lokal untuk kebutuhan setiap instansinya.
"Cintai saja produksi kita. Jika kita belanjakan produksi kita, maka geliat ekonomi akan bangkit," kata Plt Sekda.
Helvizar mencontohkan, kelapa sawit dapat dijadikan 42 jenis barang produksi. Namun ia menyayangkan, petani Aceh hanya mampu menghasilkan CPO saja dari buah kelapa sawit yang dipanen.
"Yang ingin saya sampaikan, nilai tambah dari kelapa sawit bukan dari TBS ( Tandanya Buah Segar) maupun CPO. Tapi ketika dia menjadi lipstik, sabun itulah nilai tambahnya," tutur Helvizar.
Untuk itu, kata Helvizar, Alumni SMK PP Negeri Saree harus mampu mengembangkan produksi hasil pertanian. Apalagi, sambung dia, saat ini anak muda dapat berwirausaha di sektor pertanian dengan menggunakan teknologi mekanisasi tanpa perlu repot lagi menggunakan cangkul seperti dulu.
Selain itu, Plt Sekda juga meminta kepada lulusan sekolah kejuruan tersebut agar mengedepankan soft skill. Soft skill tersebut, kata dia, adalah kejujuran, ketaatan, mau berusaha dan bekerja keras. Menurut dia, hal tersebut merupakan nilai yang dibutuhkan dunia kerja serta menjadikan seseorang sukses.
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementrian Pertanian, Idha Widi Arsanti, mengatakan pembangunan kualitas sumberdaya manusia merupakan program unggulan presiden RI di periode kedua ini.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk membangun kualitas tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas pendidikan vokasi. Politeknik, kata dia, merupakan bagian dari pendidikan vokasi. Oleh karenanya pemerintah juga akan meningkatkan kualitas pendidikan tersebut.
Di Aceh, sambung Idha, telah diwacanakan untuk pendirian kembali Politeknik Pertanian. Untuk itu, ia meminta kepada pihak pemerintah daerah agar memberikan dukungan penuh. Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah membesarkan SMK PP Negeri Saree.
Idha mengatakan, SMK PP Negeri Saree merupakan wadah yang sangat berharga, sebab sekolah tersebut merupakan tempat dicetaknya generasi pembangunan pertanian di Aceh. "Kita tahu Aceh berpotensi di sektor pertanian seperti kopi, nilam dan perternakan tentunya," ujar dia.
Lulusan SMK PP Saree, ujar Idha, harus menjadi lulusan siap untuk berwirausaha. Untuk itu ia meminta kepada pihak sekolah agar tak hanya memberikan pola pendidikan ke arah pertanian saja, namun juga memberikan materi terkait enterpreneurship.
"Kementrian Pertanian siap mendukung para lulusan kita menjadi wirausaha bidang pertanian. Uji kompetensi dan sertifikasi sudah dilakukan, nanti para alumni akan memiliki kompetensi atau memiliki branding bagi dirinya sendiri. Nah, itu yang kita dorong, jadi mereka dapat mempromosikan diri sendiri," kata Idha.
Selain itu, Kementrian Pertanian juga telah mengeluarkan program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). Tujuannya adalah untuk mendorong generasi muda, mahasiswa, dan lulusan sekolah kejuruan untuk menjadi pengusaha muda yang bergerak di sektor pertanian.
"Petani muda sekarang adalah petani melenial, jadi para wisudawan tidak perlu takut, tidak perlu khawatir. Tadi sudah dijejerkan traktor, jadi kita tidak lagi bergulat dengan cangkul maupun lumpur. Semua telah disiapkan dengan mekanisasi," ujar Idha.
Kemudian, Idha menuturkan momen wisuda bukan hanya momen pelepasan. Namun lebih dari pada itu, wisuda harus menjadi momentum untuk berkiprah langsung di dunia pertanian.
Idha berharap lulusan ke 50 SMK PP tersebut, dapat selalu kreatif dan berinovasi. Dengan demikian, mereka tidak akan menjadi pengangguran. "Saya lihat adek-adek ini berasal dari seluruh wilayah di Aceh. Tentu saja kita berharap kembali ke daerah masing-masing dan bangun pertanian daerah. Tujuannya adalah menjadikan indonesia sebagai negara lumbung pertanian terbesar.
Kepala Sekolah SMK PP Negeri Saree , Muhammad Amin, mengatakan sekolah yang ia pimpin pada tahun 2019 ini mengwisudakan 161 orang yang telah melalui evaluasi ujian berbasis komputer.
Selain mendapatkan ijazah dari Dinas Pendidikan Aceh, ada 43 orang dari lulusan tersebut berhasil lulus kompetensi nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pertanian.
Saat ini, kata Muhammad, beberapa perusahaan telah melakukan kerja sama dengan pihaknya untuk menyeleksi alumni sekolah tersebut. Nantinya mereka yang lulus akan bekerja memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Selain untuk bekerja, para lulusan tersebut juga akan mengikuti program pemagangan di beberapa perusahaan yang telah bekerjasama.
SMK PP Negeri Saree memiliki enam jurusan diantaranya agribisnis tanaman pangan dan hortikultura, agribisnis perkebunan, pemuliaan dan pembenihan tanaman, peternakan dan agribisnis pengolahan hasil pertanian.[]
"Menurut hemat saya kita perlu berbanggga hati dengan adik-adik ini, mereka sangat berarti dalam pembangunan. Hampir 50 persen pembangunan daerah ini tergantung mereka," ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh, Helvizar Ibrahim dalam acara wisuda angkatan ke 50 SMK PP Negeri Saree di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, Selasa (25/6).
Plt Sekda mengatakan, dengan ilmu yang telah didapat oleh para lulusan sekolah tersebut, maka mereka harus mampu untuk selalu berinovasi dan mengembangkan sektor pertanian di Aceh. Para siswa tersebut, kata Plt Sekda, tidak lagi punya alasan untuk takut menjadi petani. Menurutnya, proses pengelolaan pertanian saat ini tidak lagi sama dengan jaman dulu. Kini, produktivitas pertanian dapat dilakukan dengan mudah melalui teknologi mekanisasi pertanian.
Selain itu, Plt Sekda meminta kepada alumni sekolah tersebut agar mampu mengolah hasil pertanian menjadi produksi yang dapat diperjual belikan. Ia juga mengimbau agar semua pihak mengkonsumsi produk lokal di Aceh dan tidak menjadi konsumen dari produksi luar daerah maupun luar negeri.
"Kita tidak akan maju jika hanya menjadi konsumen produksi orang. Apa yang kita hasilkan mari kita nikmati sendiri," kata Helvizar.
Oleh sebab itu, Helvizar juga meminta semua stakeholder ikut mendukung langkah pemerintah Aceh perihal produk lokal. Sebelumnya, Pemerintah Aceh telah memerintahkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) supaya membelanjakan produksi lokal untuk kebutuhan setiap instansinya.
"Cintai saja produksi kita. Jika kita belanjakan produksi kita, maka geliat ekonomi akan bangkit," kata Plt Sekda.
Helvizar mencontohkan, kelapa sawit dapat dijadikan 42 jenis barang produksi. Namun ia menyayangkan, petani Aceh hanya mampu menghasilkan CPO saja dari buah kelapa sawit yang dipanen.
"Yang ingin saya sampaikan, nilai tambah dari kelapa sawit bukan dari TBS ( Tandanya Buah Segar) maupun CPO. Tapi ketika dia menjadi lipstik, sabun itulah nilai tambahnya," tutur Helvizar.
Untuk itu, kata Helvizar, Alumni SMK PP Negeri Saree harus mampu mengembangkan produksi hasil pertanian. Apalagi, sambung dia, saat ini anak muda dapat berwirausaha di sektor pertanian dengan menggunakan teknologi mekanisasi tanpa perlu repot lagi menggunakan cangkul seperti dulu.
Selain itu, Plt Sekda juga meminta kepada lulusan sekolah kejuruan tersebut agar mengedepankan soft skill. Soft skill tersebut, kata dia, adalah kejujuran, ketaatan, mau berusaha dan bekerja keras. Menurut dia, hal tersebut merupakan nilai yang dibutuhkan dunia kerja serta menjadikan seseorang sukses.
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementrian Pertanian, Idha Widi Arsanti, mengatakan pembangunan kualitas sumberdaya manusia merupakan program unggulan presiden RI di periode kedua ini.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk membangun kualitas tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas pendidikan vokasi. Politeknik, kata dia, merupakan bagian dari pendidikan vokasi. Oleh karenanya pemerintah juga akan meningkatkan kualitas pendidikan tersebut.
Di Aceh, sambung Idha, telah diwacanakan untuk pendirian kembali Politeknik Pertanian. Untuk itu, ia meminta kepada pihak pemerintah daerah agar memberikan dukungan penuh. Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah membesarkan SMK PP Negeri Saree.
Idha mengatakan, SMK PP Negeri Saree merupakan wadah yang sangat berharga, sebab sekolah tersebut merupakan tempat dicetaknya generasi pembangunan pertanian di Aceh. "Kita tahu Aceh berpotensi di sektor pertanian seperti kopi, nilam dan perternakan tentunya," ujar dia.
Lulusan SMK PP Saree, ujar Idha, harus menjadi lulusan siap untuk berwirausaha. Untuk itu ia meminta kepada pihak sekolah agar tak hanya memberikan pola pendidikan ke arah pertanian saja, namun juga memberikan materi terkait enterpreneurship.
"Kementrian Pertanian siap mendukung para lulusan kita menjadi wirausaha bidang pertanian. Uji kompetensi dan sertifikasi sudah dilakukan, nanti para alumni akan memiliki kompetensi atau memiliki branding bagi dirinya sendiri. Nah, itu yang kita dorong, jadi mereka dapat mempromosikan diri sendiri," kata Idha.
Selain itu, Kementrian Pertanian juga telah mengeluarkan program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). Tujuannya adalah untuk mendorong generasi muda, mahasiswa, dan lulusan sekolah kejuruan untuk menjadi pengusaha muda yang bergerak di sektor pertanian.
"Petani muda sekarang adalah petani melenial, jadi para wisudawan tidak perlu takut, tidak perlu khawatir. Tadi sudah dijejerkan traktor, jadi kita tidak lagi bergulat dengan cangkul maupun lumpur. Semua telah disiapkan dengan mekanisasi," ujar Idha.
Kemudian, Idha menuturkan momen wisuda bukan hanya momen pelepasan. Namun lebih dari pada itu, wisuda harus menjadi momentum untuk berkiprah langsung di dunia pertanian.
Idha berharap lulusan ke 50 SMK PP tersebut, dapat selalu kreatif dan berinovasi. Dengan demikian, mereka tidak akan menjadi pengangguran. "Saya lihat adek-adek ini berasal dari seluruh wilayah di Aceh. Tentu saja kita berharap kembali ke daerah masing-masing dan bangun pertanian daerah. Tujuannya adalah menjadikan indonesia sebagai negara lumbung pertanian terbesar.
Kepala Sekolah SMK PP Negeri Saree , Muhammad Amin, mengatakan sekolah yang ia pimpin pada tahun 2019 ini mengwisudakan 161 orang yang telah melalui evaluasi ujian berbasis komputer.
Selain mendapatkan ijazah dari Dinas Pendidikan Aceh, ada 43 orang dari lulusan tersebut berhasil lulus kompetensi nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pertanian.
Saat ini, kata Muhammad, beberapa perusahaan telah melakukan kerja sama dengan pihaknya untuk menyeleksi alumni sekolah tersebut. Nantinya mereka yang lulus akan bekerja memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Selain untuk bekerja, para lulusan tersebut juga akan mengikuti program pemagangan di beberapa perusahaan yang telah bekerjasama.
SMK PP Negeri Saree memiliki enam jurusan diantaranya agribisnis tanaman pangan dan hortikultura, agribisnis perkebunan, pemuliaan dan pembenihan tanaman, peternakan dan agribisnis pengolahan hasil pertanian.[]