Habanusantara.com, Banda Aceh - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyebutkan pemerintah Aceh tak membebankan kafilah Aceh yang akan mengikuti Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis tingkat Nasional ke 26 di Kalimantan Barat untuk pulang dengan prestasi prestisius.
"Saya tidak menargetkan apa-apa. Jangan terbebani dengan angka-angka. Lebih dari itu bawalah misi yaitu meletakkan Quran sebagai tuntunan hidup kita semua," kata Nova Iriansyah saat melepas kafilah Aceh yang akan mengikuti Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis tingkat Nasional ke 26 di Pendapa Gubernur, Selasa 26/06.
Angka kuantitatif berupa perangkingan dalam sebuah kejuaraan, kata Nova, memang penting. Namun, kata dia, tidak semuanya harus diukur dengan angka. "Misi lain yang lebih penting adalah menjadikan Quran di atas segalanya," kata Nova. Jika itu sudah bisa diamalkan, Nova yakin peringkat terbaik akan dibawa pulang kafilah Aceh, bahkan lebih baik dari MTQ dan STQ Nasional sebelum-sebelumnya.
Nova mengatakan, ke depan pemerintah Aceh akan memberikan penghargaan pada setiap anak Aceh yang ikut serta dalam setiap kejuaraan nasional, meski pun mereka tidak membawa pulang juara. "Tolong pak asisten 1 dan pak Kadis Syariat Islam godok aturannya."
Mereka yang telah membawa nama Aceh apalagi pada ajang MTQ dan STQ, kata Nova, tidak cukuo hanya diberikan penghargaan berupa uang tunai. Lebih dari itu, mereka haruslah diberikan kesempatan yang lebih besar berupa hadiah yang lebih permanen, sik berupa beasiswa pendidikan hingga prioritas kelulusan baik di jenjang universitas hingga ke pemerintahan.
"Kita harus menyediakan jaminan yang lebih panjang. Konseb saya tidak hanya pada yang meraih juara. Ke depan seluruh data peserta akan kita simpan dan mereka kita usahakan mendapat keutamaan dan keistimewaan," kata Nova. Dengan demikian, reward dari pemerintah menjadi lebih substansial dibanding hanya memberikan bonus berupa uang tunai.
Sementara itu, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, EMK Alidar, mengatakan Aceh mengirimkan 18 peserta untuk mengikuti 4 cabang perlombaan dengan 9 golongan. Kafilah Aceh mengirimkan perwakilan untuk mengikuti STQH cabang tilawah anak golongan putra dan putri serta tilawah dewasa putra-putri. Selanjutnya adalah Cabang Tahfiz 1 Juz, Tahfiz 5 Juz, Tahfiz 10 Juz, Tahfiz 20 Juz dan Tahfiz 30 Juz Golongan Putra Dan Putri. Dua cabang lainnya adalah Tafsir Bahasa Arab dan cabang Musabaqah Hadis Nabi.
Sebelum berangkat ke Pontianak Kalimantan Barat, para peserta asal Aceh telah ditraining selama 40 hari oleh pelatih dari LPTQ Aceh dan pelatih dari Jakarta.
Alidar berharap, pada gelaran STQH ke 26, secara perangkingan Aceh bisa memperbaiki peringkat dari STQH tahun lalu yaitu peringkat ke 7.
"Saya tidak menargetkan apa-apa. Jangan terbebani dengan angka-angka. Lebih dari itu bawalah misi yaitu meletakkan Quran sebagai tuntunan hidup kita semua," kata Nova Iriansyah saat melepas kafilah Aceh yang akan mengikuti Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis tingkat Nasional ke 26 di Pendapa Gubernur, Selasa 26/06.
Angka kuantitatif berupa perangkingan dalam sebuah kejuaraan, kata Nova, memang penting. Namun, kata dia, tidak semuanya harus diukur dengan angka. "Misi lain yang lebih penting adalah menjadikan Quran di atas segalanya," kata Nova. Jika itu sudah bisa diamalkan, Nova yakin peringkat terbaik akan dibawa pulang kafilah Aceh, bahkan lebih baik dari MTQ dan STQ Nasional sebelum-sebelumnya.
Nova mengatakan, ke depan pemerintah Aceh akan memberikan penghargaan pada setiap anak Aceh yang ikut serta dalam setiap kejuaraan nasional, meski pun mereka tidak membawa pulang juara. "Tolong pak asisten 1 dan pak Kadis Syariat Islam godok aturannya."
Mereka yang telah membawa nama Aceh apalagi pada ajang MTQ dan STQ, kata Nova, tidak cukuo hanya diberikan penghargaan berupa uang tunai. Lebih dari itu, mereka haruslah diberikan kesempatan yang lebih besar berupa hadiah yang lebih permanen, sik berupa beasiswa pendidikan hingga prioritas kelulusan baik di jenjang universitas hingga ke pemerintahan.
"Kita harus menyediakan jaminan yang lebih panjang. Konseb saya tidak hanya pada yang meraih juara. Ke depan seluruh data peserta akan kita simpan dan mereka kita usahakan mendapat keutamaan dan keistimewaan," kata Nova. Dengan demikian, reward dari pemerintah menjadi lebih substansial dibanding hanya memberikan bonus berupa uang tunai.
Sementara itu, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, EMK Alidar, mengatakan Aceh mengirimkan 18 peserta untuk mengikuti 4 cabang perlombaan dengan 9 golongan. Kafilah Aceh mengirimkan perwakilan untuk mengikuti STQH cabang tilawah anak golongan putra dan putri serta tilawah dewasa putra-putri. Selanjutnya adalah Cabang Tahfiz 1 Juz, Tahfiz 5 Juz, Tahfiz 10 Juz, Tahfiz 20 Juz dan Tahfiz 30 Juz Golongan Putra Dan Putri. Dua cabang lainnya adalah Tafsir Bahasa Arab dan cabang Musabaqah Hadis Nabi.
Sebelum berangkat ke Pontianak Kalimantan Barat, para peserta asal Aceh telah ditraining selama 40 hari oleh pelatih dari LPTQ Aceh dan pelatih dari Jakarta.
Alidar berharap, pada gelaran STQH ke 26, secara perangkingan Aceh bisa memperbaiki peringkat dari STQH tahun lalu yaitu peringkat ke 7.