-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Komda PGPKT Gelar Bakti Sosial Kesehatan di UPTD RSBM Dinsos Aceh

04 Maret 2019 | Maret 04, 2019 WIB | Last Updated 2019-03-04T03:04:18Z

HN-Banda Aceh - Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Kopda PGPKT) Provinsi Aceh, melakukan bakti sosial kesehatan dalam rangka memperingati World Hearing Day 3 Maret 2019 untuk penyandang disabilitas netra di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumoh Seujahtera Beujroh Meukarya (RSBM) Dinas Sosial Aceh yang beralamat di Jalan Krueng Raya, Gampong Ladong, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (3/3/2018). 


Adapun bakti sosial kesehatan yang dilakukan berupa penyuluhan tentang kesehatan telinga dan pendengaran, pemeriksaan telinga dan pendengaran, bersih-bersih telinga, pemeriksaan OAE dan Audiometri, pengobatan dokter spesiali T.H.T.K.L dan mata, pemeriksaan dan pengobatan umum, serta  pemeriksaan dan pengobatan gizi. Kegiatan yang dimulai sejak pukul 9.30 WIB ini berlangsung di Aula UPTD RSBM, dan diikuti oleh seluruh disabilitas netra yang ada di UPTD tersebut.

Ketua Komda PGPKT Aceh dr Lily Setiani Sp THT-KL (K) FICS mengatakan, kegiatan yang dilakukan  dalam rangka memperingati world hearing day tersebut bertujuan agar telinga dan pendengaran seluruh anak-anak disabilitas netra di UPTD tersebut dapat menjadi lebih baik. 

Karena, kata Lily, apabila mereka menjumpai kelainan telinga maka akan diberikan solusi baik berupa pengobatan langsung atau jika penyakitnya tetap berlanjut dan tidak bisa ditangani di sini maka akan dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh.

Lily menuturkan, dalam melakukan pemeriksaan telinga dan pendengaran, terlebih dahulu mereka memeriksa fisik telinga, kemudian dilakukan pembersihan, baru kemudian dilakukan pemeriksaan


“Jadi kami dari Komda PGPKT setiap 3 Maret memperingati Word Hearing Day karena di seluruh dunia berharap kita bisa bebas dari gangguan telinga dan pendengaran pada 2030 nantinya,” katanya.

Lily yang juga dokter spesialis THT di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) tersebut mengungkapkan, kasus THT yang paling banyak mereka temui adalah infeksi telinga dan angkanya sangat tinggi, tidak hanya pasien dari Banda Aceh namun juga dari beberapa kabupatan/kota di Aceh. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya pasien rujukan dari kabupaten/kota di Aceh. Dari 60 orang pasien rata-rata yang datang ke RSUZA sepertiganya mengalami iinfeksi telinga.

“Alhamdulillah untuk infeksi telinga sudah bisa dilakukan pengobatan (di RSUZA) baik secara terapi maupun operasi, dan hasilnya alhamdulillah baik dan kita tidak perlu lagi merujuk ke sentral yang lebih tinggi,” katanya.

Kendatipun demikian Lily menambahkan, pihaknya saat ini sedang memiliki program pendidikan dokter spesialis THT untuk ditempatkan di beberapa derah yang tidak ada dokter spesialis THT-nya.

“Harapannya nanti agar saat ada kasus-kasus THT ini tidak lagi dirujuk ke Banda Aceh tapi bisa ditangani di daerah karena sudah ada dokter spesialis yang saat ini kita didik dan akan kita sebar di seluruh Aceh,” katanya


Sementara itu Kepala Dinas Sosial Aceh Drs Alhudri MM melalui Kepala UPTD RSBM Fachrial, S.Pt., M.Si, mengucapkan terimakasih dan bersyukur atas kedatangan Komda PGPKT yang bersedia memberikan pelayanan kesehatan pendenagaran kepada siswa-siswi binaan UPTD RSBM Dinsos Aceh.

“Harapan kami kunjungan ini bisa berlanjut pada kunjungan –kunjungan lainnya ke depan,” ujarnya


Pada kesempatan itu Fachrial juga menuturkan, anak-anak disabilitas netra binaan UPTD RSBM berjumlah 40 yang terdiri 11 orang perempuan dan 29 orang laki-laki. Mereka direkrut dari berbagai kebupaten/kota di Aceh dengan kondisi kesehatan yang berbeda-beda, serta latar belakang sosial ekonomi yang juga tidak sama. Di UPTD, ke 40 anak-anak disabilitas netra tersebut dilatih dan dididik untuk mandiri dengan berbagai bekal ketrampilan

“Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka dan kemandirian, sehingga saat mereka dikembalikan ke masyarakat sudah bisa bermanfaat untuk masyarakat sekurang-kurangnya untuk diri mereka sendiri,” jelas Fachrial.[]
close