Habanusantara.net, Banda Aceh - Komitmen Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman untuk terus membangun rumah dhuafa terus berlanjut. Hal ini dilakukan sebagai salah satu wujud pelaksanaan program pemerintah untuk menekan angka kemiskinan di Kota Banda Aceh.
Dari program itu, Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh bidang Pembangunan, dan Perhubungan Sosial, Ismawardi, menilai langkah Aminullah memeluk warganya ini patut mendapat apresiasi, warga Banda Aceh pun turut menyandangi gelar Aminullah sebagai Bapak Dhuafa, dan Bapak Sosial.
"Kita memberikan apresiasi kepada bapak Aminullah atas kepeduliannya dan melanjutkan pembangunan Istana kepada warga Dhuafa di Banda Aceh," ujar Ismawardi, Selasa (29/3/2022).
Ismawardi juga mengatakan, Aminullah rajin menjemput dana sosial dari perusahaan-perusahaan lokal guna memberi manfaat kaum miskin di Banda Aceh melalui program bedah rumah, santunan, dan juga bantuan lainnya.
"Waktu cukup singkat bagi Aminullah dalam merealisasikan hajat mulianya itu. Di sisa akhir masa jabatannya, ia terus menggalakkan perhatian bagi warga dhuafa kota," katanya.
Terkait angka kemiskinan, walkot Aminullah juga dinilai berhasil menurunkan angka kemiskinan. Lanjutnya, angka kemiskinan di Banda Aceh telah menurun mencapai angka 6,9 persen. Kabar baiknya, Kota Banda Aceh memperoleh indeks kota layak huni dengan kategori nilai tinggi sebanyak 71 persen.
"Hal ini patut kita syukuri dan kedepannya program ini harus terus dilanjut. Pemko dibawah nahkoda Aminullah berhasil memanfaatkan dana yang bersumber dari APBK, dana ZISWAF Baitul Mal, dan dari perusahaan seperti PDAM Tirta Daroy, juga Bank Aceh Syariah, untuk kepedulian terhadap warga," ungkapnya.
Rumah dhuafa setelah dibangun |
Di samping itu, Aminullah juga sangat fokus dalam penguatan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi juga terus digenjot. Lanjutnya, hal itu terbukti Pemko melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah telah meluncurkan sejumlah program pembiayaan.
"Adanya Mahirah sangat membantu dan mempermudah setiap warga yang hendak berwirausaha. UMKM lokal pun menjadi fokus Pemko dalam menekan angka kemiskinan," katanya.
Menurut data BPS Banda Aceh, hingga 2020 terdapat 18,970 jumlah penduduk miskin, atau 6,9 persen. Angka tersebut menurun satu persen dari tahun sebelumnya, yakni 19,420 pada tahun 2019, dan 2018 dengan jumlah 19,130 atau 7,25 persen.[]