-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Nasir Djamil : Mafia Tanah Jadi Momok Menakutkan Masyarakat Indonesia

20 Januari 2022 | Januari 20, 2022 WIB | Last Updated 2022-01-20T10:42:32Z
Nasir Jamil
Anggota Komisi III DPR-RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dapil Aceh, Nasir Djamil. (foto /its).


Habanusantara.net- Jakarta-Mafia tanah jadi momok menakutkan bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Hal ini di sampaikan Anggota Komisi III DPR-RI, Nasir Djamil pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Jakarta, Kamis 20/1/2022.

Nasir mengatakan, rentang waktu sejak 2015-2020 ada puluhan ribu pengaduan masyarakat tentang tanah. 60-70 persen pengaduan masyarakat tentang mafia tanah.

"Dan yang membuat berat, masyarakat ini berhadapan dengan oknum pengusaha dan oknum pejabat, 'terang Nasir.

Kita tidak menjeneralkan pengusaha dan pejabat. Artinya kita bisa menyebut oknum pengusaha dan oknum pejabat, itupun sebenarnya tidak tepat juga.

"Apa yang dialami warga terkait tentang tanah, sampai saat ini mafia tanah jadi momok menakutkan masarakat,"tegasnya.

Nasir juga menyebutkan, negara harus bertanggungjawab dan menindak dengan tegas mafia tanah di indonesia.

"Mereka telah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat karena akal bulusnya mampu mengelabui kepemilikan tanah milik masyarakat,"tandas Politisi PKS ini.

Lanjut Nasir, Para mafioso ini bekerjasama dengan oknum aparat di lembaga atau instansi yang memiliki fungsi dan tugas pertanahan.

"Akibat ulah mereka masyarakat menderia secara batin dan hilangnya milik mereka yang berharga berupa tanah. Jangankan masyarakat kelas bawah, kelas atas pun di akal-akalin oleh mafia tanah,"imbuhnya.

Nasir juga memaparkan bahwa, Satgas mafia tanah ada di lembaga Polri, Kejaksaan, dan Kementerian ATR/BPN. Mereka harus berkolaborasi agar para mafia tanah bisa digulung dan dicabut sampai ke akarnya.

"Jika satgas tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya, maka satgas mafia tanah hanya akan menjadi macan ompong,"ungkapnya.

Satgas Mafia tanah ini di bentuk Mabes Polri saat kasus ibunya Dinopati Jalal, ketika tanah dan rumah tempat tinggal ibunya sudah berubah nama di setifikat.

Saya sependapat dengan pernyataan Pak Asrul dan pak Johan Budi untuk di pertimbangkan serta memanggil para pihak terkait meskipun mereka yang terlibat adalah oknum pengusaha dan pejabat.

"Mudah -mudahan tangan kita (wakil rakyat) mampu menjangkau tangan -tangan mafia tanah yang berkeliaran di Indonesia, karena tangan masyarakat tidak mampu menjangkaunya, "pungkas Anggota DPR-RI Tiga priode dari Dapil Aceh ini. (akbar).
close