Kenduri turun sawah rutin dilakukan setiap tahun.
Kenduri ini sebagai tanda bahwa dimulainya aktivitas turun sawah secara
serentak. Selanjutnya, setelah kenduri ini para petani sudah bisa melakukan
aktivitas tebus-menebus gadai sawah.
“Jumlah petani di desa ini sekitar 300 orang, dengan
luas sawah lebih kurang 150 Hektar”, ucap geusyik setempat.
Pantauan media ini, masyarakat membawa nasi untuk
sendiri dan juga untuk kenduri sedangkan kuah disediakan di lokasi. Dalam
kenduri ini ada zikir dan do’a bersama masyarakat sebelum kuah kari kambing
siap dihidangkan. Tujuannya agar padi jauh dari hama ataupun serangan tikus dan
burung sehingga panen berlimpah. Selain itu juga untuk mengikat tali
silaturrahmi sesama agar masyarakat kompak dan serentak dimulainya aktivitas
turun sawah.
Hujan yang stabil menjadi harapan dari para petani,
sehingga dapat menghasilkan hasil yang memuaskan, dan juga diharapkan
kelangkaan pupuk tidak terjadi setelah musim tanam tiba. Petani di desa ini
juga sangat antusias untuk memasuki musim tanam padi. Jenis pertanian di desa
ini adalah sawah tadah hujan, karena mengandalkan pengairan sawah dari curah
hujan.