Habanusantara.net, Banda Aceh - Kepala Ombudsman RI Aceh, Dr. Taqwaddin, yang juga merupakan Putra Aceh merasa sedih dan kecewa atas sikap masyarakat Natuna yang menolak kedatangan para WNI untuk diobservasi di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Dr. Taqwaddin dalam keterangan tertulis nya diterima Haba Nusantara.net, Minggu (2/2/2020) malam. Taqwaddin menjelaskan, kedatangan para WNI tersebut ke Natuna, bukan atas keinginan sendiri, tetapi karena kebijakan pemerintah Presiden Bapak Joko Widodo
Ia menilai, satu sisi penolakan ini merupakan pembangkangan terhadap kebijakan pemerintah. Di sisi lain adanya penolakan ini telah membuat tersinggung masyarakat daerah lainnya, terutama daerah tempat berasal para WNI tersebut.
"Sebagai putra daerah Aceh, saya tersinggung mendapat perlakuan seperti itu oleh Masyarakat Natuna. Padahal baru saja beberapa hari kita menyaksikan beberapa kapal perang dan hampir seribuan prajurit TNI dikirim ke Natuna, termasuk dihadiri oleh Presiden RI untuk menyelamatkan Wilayah Natuna dari intervensi asing. Tetapi, pas giliran diminta untuk menampung sementara saja (14 hari) para WNI untuk proses observasi paparan virus Corona, eee tidak mau dan demo menolak. Dimana nasionalisme kalian ? Dimana empati kebangsaan kalian ber-NKRI ? ," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh ini.
Taqwaddin menambahkan, ia akan terus memantau melalui rekannya di sana. "Jika masih terjadi penolakan, apalagi dengan nada kebencian. Maka, saya sarankan agar Pemerintah Aceh mengambil langkah cepat menjemput anak-anak Aceh dari sana," ujarnya.
"Belasan anak Aceh yang sedang berstatus mahasiswa di China adalah para putra-putri terbaik kita, dan aset masa depan untuk kemajuan Aceh. Karenanya, tidak boleh diperlakukan semena-mena. Apalagi mereka sudah diperiksa dan dinyatakan negatif terpapar virus tersebut," tegas Taqwaddin lagi.
Taqwaddin berharap masyarakat Natuna dapat menerima saudara sebangsa dengan sukacita dan penuh persahabatan.
"Apalagi sebelum diambil kebijakan pemerintah, tentu Bapak Presiden bersama para menterinya sudah mengkaji segala kemungkinan. Semoga melalui kebijakan ini persahabatan warga Natuna dengan masyarakat daerah lainnya akan terjalin secara harmonis. Walaupun, mungkin saat ini mereka tidak bisa bertemu dengan para WNI yang sedang diobservasi. Adanya penerimaan yang lapang dada, tentu akan menggembirakan kita semua warga bangsa Indonesia. Semoga," pungkasnya Putra Aceh yang telah menjabat sebagai kepala Perwakilam ombudsman RI Wilayah Aceh sejak tahun 2012 lalu.
Dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (2/2/2020) Warga Natuna, Kepulauan Riau kembali melakukan demonstrasi di kawasan Pangkalan Udara (Lanud) Raden Sajad Saleh, Natuna untuk mengadang kedatangan 243 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China.
Warga Natuna menolak daerahanya dijadikan sebagai tempat observasi dan karantina. Massa telah mendatangi Bandara Raden Sajad Saleh sejak pukul 09.00 waktu setempat.
"Massa melakukan aksi bakar ban sekitar 1 jam 30 menit lalu mereka bergerak kembali di DPR bertemu beberapa perwakilan di DPR. Mereka juga melakukan aksi yang sama [bakar ban]".
Massa menolak Natuna sebagai tempat observasi dan karantina WNI dari Wuhan lantaran menilai fasilitas kesehatan di Natuna tidak lengkap. Mereka juga khawatir muncul virus corona di wilayahnya.
Masyarakat takut virus itu menyebar di Natuna, mengingat Natuna lokasinya sangat kecil.
Ia mengatakan beberapa aparat keamanan disiagakan untuk mengawal aksi demonstrasi tersebut. Sebelumnya, warga juga telah melakukan aksi yang sama pada Sabtu (1/2/2020) di Kantor DPRD Natuna.()