-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Aceh Besar Manfaatkan Bansos Pro-Abes Untuk Usaha

25 Februari 2020 | Februari 25, 2020 WIB | Last Updated 2020-02-25T17:08:11Z

Mawardi Ali : Bantuan Yang Dikucurkan Sudah Tepat Sasaran

Haba Nusantara.net, Aceh Besar - Sebagian Warga Keluarga Penerima Manfaat Program Aceh Besar Sejahtera (KPM Pro-Abes) memanfaatkan bantuan sosial yang diterimanya untuk modal usaha.

Hal itu terlihat pada saat Bupati Aceh Besar Ir Mawardi Ali bersama kepala Dinas Sosial Aceh Besar Jamaluddin melakukan kunjungan  kerumah KPM Pro-Abes di 5 kecamatan di Aceh Besar, Selasa, (25/2/2020)

Kunjungan Bupati Aceh Besar itu diawali dari rumah kakek M Yusuf (60) di Gampong Babah Jurong, Kecamatan Kuta Baro, kemudian rumah Nek Maimunah (75) di Gampong Cot Leuot, Kecamatan Blang Bintang. Kakek M Yusuf bersama istrinya memanfaatkan bantuan Pro-Abes yang diterimanya sebesar Rp. 1,8 juta/tahun itu untuk modal usaha anyaman atap daun Rumbia dan anyamam triplek dari kulit pelepah Rumbia. 

Dari uang yang diterima dalam 3 tahap itu dimanfaatkan sebagai modal usahanya yakni  membeli daun Rumbia, dan Bambu dan Rotan untuk jait anyaman atab daun Rumbia. Anyaman triplek ukuran 2 x 3 meter itu kemudian dijual seharga Rp 30 ribu, sedangkan atap daun rumbianya dijual dengan harga Rp. 3000 per lembar.


Usaha serupa juga dijalankan oleh Nek Maimunah di Kecamatan Blang Bintang. Nek Maimunah menghabiskan masa tuanya itu dengan usaha anyaman atap daun Rumbia. Sehari-hari ia hanya bisa menghasilkan anyamannya sekitar 15 lembar perhari, namun atap yang dihasilkan oleh Nek Maimunah ini sedikit lebih tebal, ia bisa menjualnya dengan harga Rp. 6000/ lembar.

Kemudian, Mawardi Ali bersama rombongannya itu melanjutkan kunjungannya ke Rumah Sarina di Gampong Dayah Daboh Kecamatan Montasik dan rumah Ernawati Warg Baet Lampuot, Kecamatan Suka Makmur. Sarina dan Ernawari memanfaatkan Bansos Pro-Abes itu untuk membeli bahan baku pembuatan dompet bordir dan Tas Bordir. Dirumahnya berukuran 3 x 6 meter itu mereka produksi berbagai model tas dan dompet dan menjualnya dengan harga Rp. 20rb - 60rb per buah berdasarkan ukurannya. Usahanya itu terlihat lancar, namun dalam pemasaran masih menjadi kendala baginya.


Ditempat KPM Pro-Abes usaha dompet dan tas bordir itu, Bupati Mawardi Ali memborong beberapa buah dompet dari berbagai warna dan dibagi-bagikan kepada para rombongan yang ikut mendampingi nya saat mengunjungi rumah-rumah KPM itu.

Kemudian Mawardi Ali yang didampingi Kepala Dinas Sosial Aceh Besar mengakhiri kunjungan kerumah Suwarni Gampong Teu Dayah Kecamatan Kuta Malaka. Suwarni memanfaatkan uang dari Program Pro-Abes itu untuk membeli ternak bebek petelur. Melalui ternak bebeknya itu, Suwarni menghasilkan 30 butir perhari kemudian telornya diolah menjadi telor asin kemudian baru dijual dengan harga Rp 3000 perbutir.


Diakhir kunjungan, kepada Wartawan, Mawardi Ali mengatakan bahwa seluruh bantuan yang selama ini sikucurkan, sudah tepat sasaran. "Bantuan ini, ditujukan kepada keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan sejauh yang sudah kita tinjau, semuanya tepat sasaran," ujarnya.

Ia juga menambahkan, bahwa dengan bantuan tersebut, sudah banyak masyarakat yang menggunakannya untuk pengembangan ekonomi. "Bantuannya tidak besar, cukup untuk kebutuhan konsumsi, namun masyarakat kita pintar mengelola, sehingga ada yang memanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi, seperti modal usaha," kata dia.

Kemudian, ia juga mengungkapkan, bahwa program tersebut (Pro-Abes) telah berdampak positif, dengan menurunnya angka kemiskinan kabupaten Aceh Besar. "Berdasarkan data yang kita peroleh, angka kemiskiman turun 1% per tahun, dari 2017 kita di angka 15%, tahun lalu (2019) sudah mencapai 13%, dan kita sangat bersyukur untuk itu," ungkap Mawardi Ali.

Sementara itu, kepala Dinas Sosial Kabupaten Aceh Besar, Jamaluddin mengatakan, bahwa selain Pro-Abes, pihaknya juga menyalurkan bantuan serupa, yaitu Program Keluarga Harapan (PKH). "PKH juga salah satu program untuk memberantas kemiskinan, dan sejauh ini, sebanyak 20.808 masyarakat Aceh Besar sudah menerima bantuan tersebut," ujar dia.

Disamping itu, ia juga menambahkan bahwa pihaknya juga terus melakukan pendampingan mulai dari kabupaten hingga tingkat desa. "Kita mempunyai pendamping Pro-Abes dan PKH di setiap tingkat, yang bertujuan untuk melakukan pendataan agar tidak ada tumpang tindih bantuan. Kami memastikan setiap penerima manfaat tidak mendapat double bantuan, dan yang tidak lagi termasuk dalam kriteria miskin, akan di keluarkan dari program, akan di ganti dengan yang lebih membutuhkan"()
close