Haba Nusantara.net, Banda Aceh, Penyebaran virus corona semakin meluas. Virus telah diidentifikasi masuk ke negara-negara selain China, termasuk negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Tingginya kedatangan maupun keberangkatan masyarakat Aceh ke negara-negara tersebut menjadi kekhawatiran akan masuknya virus corona ke Aceh.
Menanggapi hal tersebut, Ombudsman RI Perwakilan Aceh dipimpin langsung oleh Dr Taqwaddin beserta beberapa Asisten Ombudsman melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Jumat sore hari ini (31.1.2020) di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM). Sidak ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan alat dan kesiapan petugas dalam pendeteksian dini virus corona ini. “Hal ini tentu penting dilakukan untuk mengetahui kondisi peralatan dan kesiapan pihak Bandara dari segi pendeteksian maupun pihak medisnya” Ujar Kepala Ombudsman RI Aceh.
Hasil temuan kami di Bandara SIM adalah : sudah terdapat alat thermo scanner yang dapat mengecek suhu tubuh penumpang. “Kalau suhu tubuhnya normal, maka kotak – kotak dalam monitor akan berwarna hijau. Jika ada penumpang dengan suhu tinggi, di atas 38 derajat celcius maka kotak orang tersebut akan berwarna merah” terang.
Penumpang yang memiliki suhu diatas 38 derajat celcius akan dicek lebih lanjut kesehatannya apakah terindikasi terkena virus berbahaya ini atau tidak. Kami bekerja sama dengan pihak RSUZA, dimana penumpang tersebut diharuskan untuk pengecekan kembali kesehatannya.
Bilik Isolasi dan Ambulance juga sudah siap beroperasi jika terjadi kondisi darurat. Untuk menjamin kesehatan karyawan, seluruh pihak Bandara juga di haruskan untuk menggunakan masker. Ujar Jun Ichsan, petugas Karantina Kesehatan Bandara yang juga ditemanin oleh Ferdi dan Wawan, Petugas Imigrasi Banda Aceh.
Bukan hanya mengecek kelengkapan alat dan kesiapan petugas, kami juga memastikan bahwa semua alat seperti thermo scanner dan bilik isolasi bekerja dengan baik. Kami menunggu hingga kedatangan penumpang dari Kuala Lumpur untuk memastikan beroperasinya dengan baik semua alat tersebut. Hasilnya kami rasa bandara SIM sudah siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dalam menghadapi masuknya virus corona ini, ujar Dr Taqwaddin.
Saat ini, sudah tercatat 8 orang yang datang dari Cina. Semua mereka adalah warga Aceh yang sedang menimba ilmu di Cina sebagai mahasiswa diberbagai universitas. Diantara 8 orang tersebut belum ada yang datang dari Wuhan, yang merupakan lokasi awal munculnya virus ini. Semua Mahasiswa/i yang baru tiba dari Cina ini dinyatakan sehat dan tidak terindikasi terkena virus tersebut.
Kita doakan, semoga penyebaran virus ini tidak meluas dan kondisi kembali membaik seperti biasanya. Pungkas, Dr Taqwaddin, Kepala Ombudsman RI Aceh.Antisipasi Virus Corona, Ombudsman RI Aceh Sidak Bandara Sultan Iskandar Muda
Banda Aceh, Penyebaran virus corona semakin meluas. Virus telah diidentifikasi masuk ke negara-negara selain China, termasuk negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Tingginya kedatangan maupun keberangkatan masyarakat Aceh ke negara-negara tersebut menjadi kekhawatiran akan masuknya virus corona ke Aceh.
Menanggapi hal tersebut, Ombudsman RI Perwakilan Aceh dipimpin langsung oleh Dr Taqwaddin beserta beberapa Asisten Ombudsman melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Jumat sore hari ini (31.1.2020) di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM). Sidak ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan alat dan kesiapan petugas dalam pendeteksian dini virus corona ini. “Hal ini tentu penting dilakukan untuk mengetahui kondisi peralatan dan kesiapan pihak Bandara dari segi pendeteksian maupun pihak medisnya” Ujar Kepala Ombudsman RI Aceh.
Hasil temuan kami di Bandara SIM adalah : sudah terdapat alat thermo scanner yang dapat mengecek suhu tubuh penumpang. “Kalau suhu tubuhnya normal, maka kotak – kotak dalam monitor akan berwarna hijau. Jika ada penumpang dengan suhu tinggi, di atas 38 derajat celcius maka kotak orang tersebut akan berwarna merah” terang.
Penumpang yang memiliki suhu diatas 38 derajat celcius akan dicek lebih lanjut kesehatannya apakah terindikasi terkena virus berbahaya ini atau tidak. Kami bekerja sama dengan pihak RSUZA, dimana penumpang tersebut diharuskan untuk pengecekan kembali kesehatannya.
Bilik Isolasi dan Ambulance juga sudah siap beroperasi jika terjadi kondisi darurat. Untuk menjamin kesehatan karyawan, seluruh pihak Bandara juga di haruskan untuk menggunakan masker. Ujar Jun Ichsan, petugas Karantina Kesehatan Bandara yang juga ditemanin oleh Ferdi dan Wawan, Petugas Imigrasi Banda Aceh.
Bukan hanya mengecek kelengkapan alat dan kesiapan petugas, kami juga memastikan bahwa semua alat seperti thermo scanner dan bilik isolasi bekerja dengan baik. Kami menunggu hingga kedatangan penumpang dari Kuala Lumpur untuk memastikan beroperasinya dengan baik semua alat tersebut. Hasilnya kami rasa bandara SIM sudah siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dalam menghadapi masuknya virus corona ini, ujar Dr Taqwaddin.
Saat ini, sudah tercatat 8 orang yang datang dari Cina. Semua mereka adalah warga Aceh yang sedang menimba ilmu di Cina sebagai mahasiswa diberbagai universitas. Diantara 8 orang tersebut belum ada yang datang dari Wuhan, yang merupakan lokasi awal munculnya virus ini. Semua Mahasiswa/i yang baru tiba dari Cina ini dinyatakan sehat dan tidak terindikasi terkena virus tersebut.
Kita doakan, semoga penyebaran virus ini tidak meluas dan kondisi kembali membaik seperti biasanya. Pungkas, Dr Taqwaddin, Kepala Ombudsman RI Aceh.