Haba Nusantara.net, Banda Aceh - Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al Haythar mengatakan, Aceh sangat kaya dengan situs sejarah berupa peninggalan makam-makam para raja dan ulama. Hanya sebahagian kecil yang terawat dan banyak yang belum dipelihara dengan baik, karena itu dia minta pemerintah Aceh memperhatikan bagaimana situs budaya yang ratusan banyaknya di Aceh tetap terlindungi dan dilestarikan.
Hal itu disampaikan PYM Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al Haythar didampingi staf Wali Nanggroe, Rafiq saat menerima kunjungan silaturahmi Ketua Yayasan Taman IstiqomahAtjeh, Khairul Abrar dan pengurus lainnya di kantor Wali Nanggroe, Senin (20/1/2020) siang.
Ketua Yayasan Taman Istiqomah Atjeh, Khairul Abrar dalam pertemuan silaturrahmi dengan Wali Nanggroe itu mengatakan, Aceh pada umumnya dan Aceh Besar dan Banda Aceh khususnya sangat kaya dengan peninggalan sejarah yang dibuktikan banyaknya situs- situs berupa batu bertulisan kuno yang belum mampu dibaca peneliti seluruhnya dan artevak-atevak yang sudah masuk dalam daftar Benda Cagar Budaya, namun makam-makam kuno ini kondisinya tidak terawat, bahkan banyak batu-batu bertulisan kuno ini yang patah-patah dan terbenam di tanah.
" Kami berharap Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe bisa mendorong pemerintah untuk berupaya melindungi dan menyelamatkan bukti-bukti sejarah Aceh ini tetap terlindungi dan dilestarikan. Kami dari Yayasan juga merencanakan untuk melakukan penelitian dan mohon dukungan dari PYM Wali Nanggroe', kata Khairul Abrar.
Khairul Abrar ikut didampingi Ibu Asyiah, anak pejuang Aceh, Amir Luthan dan cicit dari Tuanku Hasyim Banta Muda, Panglima Kerajaan Aceh Darussalam dan pengurus Yayasan lainnya.
Ibu Asyiah yang tinggal di Kota Langsa datang ke Banda Aceh untuk bertemu PYM Wali Nanggroe menceritakan banyak hal tentang sejarah Aceh kepada PYM Malik Mahmud.
Asyiah menyampaikan rasa prihatin dengan makam-makam yang dilihatnya tidak terpelihara dengan baik di beberapa tempat yang dikunjunginya beberapa hari lalu.
" Yang mulia, saya sangat sedih melihat banyak batu-batu makam yang saya lihat di Lamteh dan Juga Ulee Kreeng, ada yang patah dan tertanam dalam tanah, mohon yang mulia bagaimana caranya bisa melindungi makam peninggalan sejarah ini ", kata Asyiah berharap.
Menanggapi harapan Ketua Yayasan Taman Istiqomah Atjeh, Khairul Abrar tersebut, Tgk Malik Mahmud Al Haythar didampingi Rafiq, stafnya Wali Nanggroe, menyatakan mendukung upaya penelitian asalkan mengikuti prosedur akademik dan metode penelitian.
Bagitupun sangat mendukung untuk perlindungan dan pelestarian benda cagar budaya di Aceh, namun pihaknya dalam hal ini tentu punya kewenangan yang terbatas, maka dia menyarankan untuk agar Yayasan Taman Istiqamah menyurati Plt. Gubernur Aceh dan intansi terkait, juga mengirimkan tembusan ke Kantor Wali Nanggroe tentang kondisi ini dan juga untuk dasar bisa mengeluarkan surat dukungan dalam kegiatan penelitian Yayasan Taman Istiqomah Atjeh.