Habanusantara.net, Banda Aceh - Aceh dengan ragam pesona wisata alam dan budaya serta penyelenggaraan atraksi wisata yang terangkum melalui Calendar of Event Aceh telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya nusantara dan mancanegara umumnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, SE, M.Si.AK mengatakan, penyelenggaraan atraksi wisata atau tourism event adalah salah komponen penting dalam mempromosikan branding wisata Aceh, selain kepastian adanya aksesibilitas dan amenitas.
"Aceh has a lot to offer to tourists" sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat di luar Aceh, baik potensi wisata alam, budaya, sejarah, kuliner, gaya hidup Islami, agro, adventure, dan lain-lain," kata Jamaluddin, Rabu Oktober 2019.
Hal ini menurut Jamaluddin, sudah seharusnya menjadi penyemangat bagi masyarakat Aceh khususnya "Kaum Millennial" untuk mempersiapkan diri menjadi pelaku industri pariwisata Aceh melalui jiwa "entrepreneurship" dan memajukan industri pariwisata Aceh melalui semangat "4.0".
Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, M.Bus menjelaskan, pemilihan atraksi wisata yang akan terangkum dalam sebuah Calendar of Event 2020 haruslah selektif, berkarakter daerah dan atraktif dan berbasis 7 C Values:
Creative Value, Cultural Value, Commercial Value, Communication Value, Community Value, Consistency Value dan CEO Committment.
Ia menjelaskan, creative calue adalah atraksi wisata yang akan digelar harus kreatif dengan melibatkan kaum millennial sebagai tim kreatif dengan tidak pernah melupakan nilai-nilai budaya Aceh melalui penampilan atraksi seni budaya Aceh yang Islami atau cultural value.
Sedangkan commercial value adalah setiap event yang akan digelar harus memiliki dampak positif, baik secara budaya, maupun ekonomi dalam upaya menciptakan added value, competitivenes dan purchasing power oleh masyarakat melalui transaksi ekonomi dari event yang digelar, seperti Aceh Culinary Festival.
"Tentu saja kegiatan tersebut harus dikurasi dengan baik melalui dukungan publikasi maksimal, baik saat pra event, on event, maupun post event sebagai communication value," kata Rahmadhani.
Selain itu, community value, yaitu pelibatan komunitas dalam merancang, mendesign dan melaksanakan sebuah event adalah sebuah keniscayaan dalam upaya mengasah kreatifitas dan membangun "sense of belonging".
Yang terakhir adalah consistency value, yaitu konsistensi event yang menarik dan unik perlu menjadi pertimbangan untuk terus digelar, baik sebagai event tahunan, maupun event dua tahunan, sehingga masyarakat (wisatawan) siap untuk menghadirinya kembali.
"Tentu saja hal ini tidak terlepas dari komitment dan dukungan Pemerintah dalam hal perencanaan dan penggaggaran (CEO Committment).
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama sejumlah Kepala Daerah dan Kepala Dinas Pariwisata dari 34 provinsi seluruh Indonesia meluncurkan (me-launching) Calender of Event (CoE) 2020 di kantor Kementerian Pariwita (Kemenpar), Selasa malam 15 Oktober 2019.
CoE Wonderful Indonesia adalah kalender pariwisata nasional, yang merupakan salah satu program strategis Kemenpar dalam mempromosikan destinasi pariwisata melalui atraksi (events) dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) serta menggerakan wisatawan nusantara (wisnus) untuk berwisata di Tanah Air.
Arief Yahya mengatakan, CoE 2020 akan memberikan dampak besar dalam mendongkrak kunjungan wisman serta menggerakkan wisnus ke destinasi yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Sebanyak 100 event pariwisata unggulan itu akan digelar sepanjang tahun ini.
“Kami harapkan daerah serius menyusun dan menggarap event-event yang masuk dalam 100 CoE 2020 agar bisa mendatangkan wisman lebih banyak lagi ke Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.
Arief Yahya menjelaskan, penyelenggaraan event pariwisata di Indonesia mutlak disusun dalam sebuah CoE dan hal ini penting bagi wisatawan agar mudah mengetahui event-event pariwisata yang ada di daerah, selain itu para traveller akan lebih tertarik untuk melihat destinasi di daerah.
“Daerah yang menggelar event pariwisata jadi dikenal oleh wisatawan dunia dan menarik wisatawan untuk mengetahui destinasi di daerah itu," kata Arief Yahya.
Ia mengharapkan agar penyelenggaraan event di Indonesia mempunyai standar nasional dan internasional dalam kemasannya, baik dari segi koreografi, arrangement music, maupun penataan kostum atau busana
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, SE, M.Si.AK mengatakan, penyelenggaraan atraksi wisata atau tourism event adalah salah komponen penting dalam mempromosikan branding wisata Aceh, selain kepastian adanya aksesibilitas dan amenitas.
"Aceh has a lot to offer to tourists" sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat di luar Aceh, baik potensi wisata alam, budaya, sejarah, kuliner, gaya hidup Islami, agro, adventure, dan lain-lain," kata Jamaluddin, Rabu Oktober 2019.
Hal ini menurut Jamaluddin, sudah seharusnya menjadi penyemangat bagi masyarakat Aceh khususnya "Kaum Millennial" untuk mempersiapkan diri menjadi pelaku industri pariwisata Aceh melalui jiwa "entrepreneurship" dan memajukan industri pariwisata Aceh melalui semangat "4.0".
Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, M.Bus menjelaskan, pemilihan atraksi wisata yang akan terangkum dalam sebuah Calendar of Event 2020 haruslah selektif, berkarakter daerah dan atraktif dan berbasis 7 C Values:
Creative Value, Cultural Value, Commercial Value, Communication Value, Community Value, Consistency Value dan CEO Committment.
Ia menjelaskan, creative calue adalah atraksi wisata yang akan digelar harus kreatif dengan melibatkan kaum millennial sebagai tim kreatif dengan tidak pernah melupakan nilai-nilai budaya Aceh melalui penampilan atraksi seni budaya Aceh yang Islami atau cultural value.
Sedangkan commercial value adalah setiap event yang akan digelar harus memiliki dampak positif, baik secara budaya, maupun ekonomi dalam upaya menciptakan added value, competitivenes dan purchasing power oleh masyarakat melalui transaksi ekonomi dari event yang digelar, seperti Aceh Culinary Festival.
"Tentu saja kegiatan tersebut harus dikurasi dengan baik melalui dukungan publikasi maksimal, baik saat pra event, on event, maupun post event sebagai communication value," kata Rahmadhani.
Selain itu, community value, yaitu pelibatan komunitas dalam merancang, mendesign dan melaksanakan sebuah event adalah sebuah keniscayaan dalam upaya mengasah kreatifitas dan membangun "sense of belonging".
Yang terakhir adalah consistency value, yaitu konsistensi event yang menarik dan unik perlu menjadi pertimbangan untuk terus digelar, baik sebagai event tahunan, maupun event dua tahunan, sehingga masyarakat (wisatawan) siap untuk menghadirinya kembali.
"Tentu saja hal ini tidak terlepas dari komitment dan dukungan Pemerintah dalam hal perencanaan dan penggaggaran (CEO Committment).
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama sejumlah Kepala Daerah dan Kepala Dinas Pariwisata dari 34 provinsi seluruh Indonesia meluncurkan (me-launching) Calender of Event (CoE) 2020 di kantor Kementerian Pariwita (Kemenpar), Selasa malam 15 Oktober 2019.
CoE Wonderful Indonesia adalah kalender pariwisata nasional, yang merupakan salah satu program strategis Kemenpar dalam mempromosikan destinasi pariwisata melalui atraksi (events) dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) serta menggerakan wisatawan nusantara (wisnus) untuk berwisata di Tanah Air.
Arief Yahya mengatakan, CoE 2020 akan memberikan dampak besar dalam mendongkrak kunjungan wisman serta menggerakkan wisnus ke destinasi yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Sebanyak 100 event pariwisata unggulan itu akan digelar sepanjang tahun ini.
“Kami harapkan daerah serius menyusun dan menggarap event-event yang masuk dalam 100 CoE 2020 agar bisa mendatangkan wisman lebih banyak lagi ke Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.
Arief Yahya menjelaskan, penyelenggaraan event pariwisata di Indonesia mutlak disusun dalam sebuah CoE dan hal ini penting bagi wisatawan agar mudah mengetahui event-event pariwisata yang ada di daerah, selain itu para traveller akan lebih tertarik untuk melihat destinasi di daerah.
“Daerah yang menggelar event pariwisata jadi dikenal oleh wisatawan dunia dan menarik wisatawan untuk mengetahui destinasi di daerah itu," kata Arief Yahya.
Ia mengharapkan agar penyelenggaraan event di Indonesia mempunyai standar nasional dan internasional dalam kemasannya, baik dari segi koreografi, arrangement music, maupun penataan kostum atau busana