-->

Notification

×

Iklan

Iklan

BNN Gelar Bimtek kepada Stakeholder Kawasan Rawan Narkoba. BNNP Aceh Hadirkan FK-BUMN

02 September 2019 | September 02, 2019 WIB | Last Updated 2019-09-04T05:27:50Z

Habanusantara.com, Banda Aceh- Direktorat Pemberdayaan Alternatif Deputi Pemberdayaan Masyarkat BNN RI bersama BNNP Aceh menggelar kegiatan Bimbingan Teknis Stakeholder Pada Masyarakat Kawasan Rawan Narkoba Pedesaan Di Kabupaten Aceh Besar, yang berlangsung di Hermes Hotel, Banda Aceh. Senin 2 September 2019.

Direktur Pemberdayaan Alternativ BNN RI Brigjen Pol. Drs. Anjar Dewanto, SH, MBA, dalam pembukaan kegiatan tersebut membacakan sambutan Deputi Pemberdayaan Masyarkat BNN RI Irjen Pol. Dunan Ismail Isja, yang dalam sambutan tersebut menyampaikan bahwa Bimtek Rencana Aksi Bersama Dalam Implementasi Grand Design Alternative Development Tahun 2019-2025 di Provinsi Aceh, yang berlangsung hari ini bertujuan untuk melibatkan peran semua elemen bangsa dan masyarakat dalam upaya P4GN melalui Program Alternatif Development ini.

"Tujuan hari ini adalah bagaimana kita semua dapat mengambil peran serta aktif melalui tugas pokok dan fungsi kita dapat mensukseskan program Alternatif Development khususnya Kabupaten Aceh Besar", imbuhnya.

Ancaman narkoba khususnya sabu dan kultivasi ganja di Aceh sudah nyata di depan mata. Seolah Aceh mengalami tsunami narkoba yang sangat dahsyat berpotensi merusak sumberdaya manusia Aceh yang unggul dan terus meningkat derajat indeks pembangunan manusianya.

"Tidak hanya itu, ancaman narkoba di Aceh seakan menghancurkan semua potensi pembangunan yang tengah kita galakkan". Jelas Anjar.

Menjadi Narasumber pada kegiatan ini, Kepala BNNP Aceh Brigjen Pol. Drs. Faisal Abdul Naser, MH dalam materinya menyampaikan bahwa Aceh saat ini sudah sangat darurat narkoba, dimana sudah ada penyalahguna narkoba di setiap Gampong, maka dari itu, pihaknya terus gencar melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba melalui Kearifan Lokal dan upaya lainnya seperti Alternatif Development.

Menurut Brigjen Pol Faisal, "Alternatif Development ini merupakan salah satu solusi untuk kita dapat keluar dari permasalahan darurat narkoba saat ini" jelasnya yang didampingi moderator Kabid P2M BNNP Aceh Masduki, SH.

Brigjen Pol. Faisal juga mengatakan, permasalahan penyalahgunaan narkoba ini harus direspon oleh semua pihak, tidak bisa hanya BNN saja, begitu juga dengan masyarakat nya.

"Kita harus yakin, jangan nanti menanam ganja lagi, kita sudah jalin kerjasama dengan FK-BUMN (sebanyak 47 BUMN), nanti mereka ikut bantu pelaksanaan Alternatif Development ini dan Program P4GN lainnya" imbuhnya.

Pada kegiatan ini diundang juga pengurus Forum Komunikasi BUMN Provinsi Aceh, yakni Ketua Ediwardo Ritonga, Sekretaris Ferry Hariawan, Kabid Hukum Jhoni Yusran serta Kabid Humas dan media Azhari, dimana kehadiran pengurus FK-BUMN pada kegiatan ini adalah sebagai wujud keseriusan BUMN Hadir Untuk Negeri, melalui FK-BUMN bersinergi dengan BNNP Aceh dalam upaya mengentaskan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Aceh Serambi Mekah.

Ketua Forum Komunikasi BUMN Provinsi Aceh Ediwardo Ritonga yang turut hadir pada kegiatan tersebut juga memberi sambutan, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa FK-BUMN siap bersinergi dengan BNNP Aceh dalam upaya menopang, membantu atau mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba di Aceh yang kita cintai bersama.

"Mudah-mudahan dengan hadirnya kami dapat memberikan yang terbaik khususnya untuk masyarakat Aceh", kata Ediwardo dihadapan Kepala BNNP Aceh, Dir. Dayatif BNN RI, Asisten Pemerintahan Kabupaten Aceh Besar, Para Forkopimda Aceh Besar, Mukim, Geuchik dan Para Petani.

Ediwardo juga mengatakan bahwa permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ini bukanlah urusan BNN saja, ini juga menjadi tugas semua elemen, mulai dari pemerintah, BUMN, Swasta dan masyarakat semuanya serta dibutuhkan keseriusan dan keberlanjutan.

"Kita sama-sama, mudah-mudahan ini akan kita dukung, tapi proses ini bukan langsung, tapi ini bertahap dan terus menerus bukan sekali ini saja, karena masalah ini sudah ribuan orang menjadi korban" imbuh Ediwardo yang didampingi oleh pengurus FK-BUMN.
close