Banda Aceh – Pemerintah Aceh menyambut baik kehadiran Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Aceh, yang ditandai dengan dikukuhkannya pengururs PPTI Aceh. kehadiran PPTI diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengkampanyekan bahaya TB, sehingga dapat menyadarkan masyarakat dan menekan jumlah penderita TB di Aceh.
Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Aceh Helvizar Ibrahim, saat membacakan sambutan tertulis Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, pada acara Pengukuhan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Aceh, di Aula Hotel Permata Hati, Rabu (6/3/2019).
“Selamat kepada pengurus PPTI Aceh masa bakti 2019-2024 yang baru saja dikukuhkan. Saya mengimbau seluruh elemen masyarakat Aceh dan lintas sektor untuk mendukung visi misi lembaga ini, sehingga upaya kita menekan jumlah penderita TB dan meningkatkan kualitas kesehatan rakyat Aceh dapat tercapai,” ujar Helvizar.
Helvizar mengungkapkan, penyebarannya TB terjadi di seluruh kabupaten/kota di Aceh. berdasarkan Profil Kesehatan Aceh tahun 2012, setidaknya ada 96/100 ribu penduduk Aceh yang menderita TB dan gangguan pernafasan, dengan jumlah kematian mencapai 1,6/100 ribu orang.
“Data sampai pertengahan tahun lalu mencatat, daerah dengan penderita TB paling banyak di Aceh adalah Kabupaten Aceh Utara, yang mencapai 2.758 orang. Itu yang terdeteksi. Artinya, angka sebenarnya bisa jauh lebih besar lagi karena masih banyak orang yang tidak menyadari kalau ia menderita TB.”
Helvizar menjelaskan, penderita yang tidak menyadari kalau ia mengalami TB ini akan sangat berbahaya, karena kelompok inilah yang paling potensial menularkan bibit TB kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya.
“Para penderita TB ini penting untuk didata guna menghambat penyebarannya kepada orang lain. Untuk itu, maka berbagai program terkait pendataan para penderita TB ini harus kita dukung, salah satunya adalah gerakan TOSS yaitu Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh, yang digagas Kemenkes,” sambung Helvizar.
Plt Sekda berharap, Pengurus PPTI yang baru dilantik ini dapat menjadi pelopor bagi berjalannya program TOSS di Aceh, agar data para penderita TB dapat terungkap, sehingga langkah penanggulangan TB dapat terus diperkuat.
Saat ini, jumlah penderita TB di Aceh cukup tinggi. Bukan hanya TB, bahkan untuk semua jenis penyakit paru, Aceh memiliki prevalensi cukup tinggi di Indonesia, mencapai 3,9 persen dari jumlah penduduk.
“Bahkan, Perhimpunan Dokter Paru Aceh menyebutkan, di RSUD Zainoel Abidin saja, setidaknya ada 10 hingga 15 orang pasien TB yang harus mendapatkan perawatan setiap hari. Belum lagi di rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Karena itu dapat dikatakan bahwa tugas untuk menanggulangi penyakit paru di Aceh cukup berat.”
Oleh karena itu, Plt Sekda mengimbau agar pengurus PPTI yang baru dilantik bisa menjalankan program dengan baik untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya TB, sehingga tidak banyak lagi muncul penderita TB baru di Aceh.
Sementara itu, bagi yang telah terlanjur terinfeksi, Plt Sekda mengimbau agar diberikan penanganan yang efektif dan harus mendapat dukungan dari keluarga, karena pola pengobatan penderita TB membutuhkan ketelatenan dan harus berkesinambungan.
Selain penyakit paru, sambung Plt Sekda, masih ada banyak penyakit lain yang prevalensinya cukup tinggi di Aceh, antara lain, penyakit jantung, darah tinggi, stroke, diabetes dan lainnya. Semua penyakit ini sangat berkaitan erat dengan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat.
“Masalah kesehatan tidak dapat dicapai hanya dengan upaya pengobatan atau kuratif saja, langkah pencegahan dan pencerahan harus terus dilakukan. Perbaikan di bidang kesehatan tidak bisa hanya melibatkan tim medis, tapi juga PKK, pemuda, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Komunitas-komunitas sadar kesehatan juga perlu kita kembangkan di masyarakat,” imbau Plt Sekda.
Oleh karena itu, Helvizar sangat menyambut baik terbentuknya komunitas jantung sehat, komunitas sadar kanker, komunitas peduli reproduksi, dan sebagainya termasuk PPTI. Menurut Helvizar, kehadiran komunitas ini akan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan sesuai isu yang diusung masing-masing.
Sementara itu, Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, yang hari ini dilantik sebagai Ketua PPTI Aceh, berharap agar semua pihak dapat mendukung PPTI Aceh dalam upaya menurunkan prvalensi penderita TB di Aceh.
“Dukungan para pihak, khususnya Pemerintah Aceh, para ahli kesehatan, pengelola rumah sakit, akademisi dan tokoh masyarakat, sangat kami butuhkan sehingga upaya kita untuk menurunkan prevalensi itu berjalan dengan baik,” ujar Dyah Erti.
Untuk itu, sambung Dyah Erti, PPTI Aceh membutuhkan dukungan masyarakat Aceh dalam memperkuat misi PPTI ini dalam upaya menghapus penyebaran TB tahun 2030 di Indonesia, sesuai target Pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan Pemerintah.
Dyah optimis, dengan jaringan dan komunitas yang saat ini sudah ada, maka pembentukan PPTI di seluruh kabupaten/kota di Aceh akan segera terwujud.