-->

Notification

×

Iklan

Iklan

RSUD Zainal Abidin Mantapkan Persiapan Akreditasi Berkelas Internasional JCI

29 Desember 2018 | Desember 29, 2018 WIB | Last Updated 2018-12-29T07:13:38Z

HN-Banda Aceh,
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit berkelas Dunia, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) terus melakukan berbagai persiapan untuk memperoleh akreditasi internasional Oleh Joint Commission International (JCI) yang akan dilakukan pada bulan Oktober 2019 mendatang.

Hal itu dikatakan Direktur RSUDZA Direktur RSUZA, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine FIC kepada media, jumat (28/12/2018) malam, Ia mengatakan pihaknya menjajal akreditasi Internasional ini karena memang selama ini RSUDZA patuh terhadap standar-standar dan aturan yang disepakati oleh internasional.

"Dengan adanya Standar-Standar Internasional  yang sudah diakui 5 benua dan 180 negara ini, Insya Allah kita bisa terapkan di Aceh," kata dr Azharuddin.

Tambahnya, apabila nanti RSUDZA berhasil memperoleh Akreditasi Internasional JCI ini, tentu bukan sertifikatnya yang kita inginkan akan tetapi capaian-capaian yang bisa diimplementasikan dan juga tentu masyarakat dapat menilai lebih objektif terhadap apa yang sudah dilakukan pihaknya untuk terus melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.

"bukan sertifikat yang kita inginkan, akan tetapi kita ingin mengimplementasikan standar-standar yang ada di lembaga JCI," ujar Mantan Wadir Pelayanan itu.

Untuk mempersiapkan penilaian akreditasi internasional oleh Joint Commission International (JCI), RSUDZA mendapatkan bimbingan teknis dan pendampingan standar akreditasi JCI oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Juga dari RSUPN dr Cipto Mangunkusumo dari tanggal 28 sampai dengan 30 Desember 2018.

Sementara itu, Plt Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT mengatakan, pemerintah Aceh sangat mendukung Upaya RSUDZA untuk mendapatkan pengakuan Dunia, melalui lembaga akrediatasi yang independen dan telah diakui dunia.

"Kita ingin menjadi kebanggaan, dan terus maju, untuk itu berbagai inovasi yang dilakukan harus nol limit, tidak ada tingkat tertentu direktur harus berhenti, akan tetapi harus terus maju sampai tidak ada batas, karena ilmu pengetahuan bidang kedokteran itu terus berkembang peralatan juga berkembang dan inovasi bidang kesehatan terus berkembang tanpa batas dan itu harus diikuti oleh Rumah Sakit Umum pemerintah ini," kata Nova.

Tambahnya, RSUDZA ini harus di ukur secara fair dan oleh lembaga yang dipercaya. "Saya ingin RSUDZA ini di ukur secara fair, karena kalau di ukur oleh orang per orang secara parsial termasuk oleh publik, tentu tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya," ujar Nova. 

Untuk mengukur secara fair, maka harus ada lembaga yang mengukurnya, lembaga akreditasi dengan sistem pengukuran independent bertaraf Internasional JCI merupakan salah satu lembaga sudah eksis dan telah diakui 180 negara dan 5 benua di Dunia, tentu dengan ukuran-ukuran yang diberikan sudah benar-benar menggambarkan kondisi yang sebenarnya nantinya.

Sementara itu, perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI Drs. Emil Noviyadi M.Kes mengatakan, Kementerian Kesehatan RI bersama RSCM memberikan pendampingan kepada RSUDZA untuk mendapatkan Akreditasi JCI, pada prinsipnya kemenkes sangat mendukung RSUDZA untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

"Mudah-mudahan proses ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, Insya Allah dibulan Oktober 2018 mendatang rumah sakit kebanggaan masyarakat Aceh bisa meraih Sertifkat Internasional JCI ini, hal ini juga merupakan suatu kebanggan buat daerah aceh dan kebanggan buat kementerian RI." pungkas Emil.

Hal senada juga disampaikan, dr Czeresna Heriawan Soejono dari RSCM, katanya, lembaga yang akan akrediasi ini nantinya merupakan suatu lembaga yang bersifat independen dan diakui di lima benua dan dan diakui lebih dari 180  negara di dunia. "Ini merupakan lembaga yang betul-betul teruji untuk bisa memberikan penilaian apakah rumah sakit ini layak untuk terakreditasi secara internasional," ujarnya. 

Ia juga mengatakan, berdasarkan hasil tinjauannya ke RSUDZA kemaren, saat masuk ke berbagai pelosok ruangan dirumah sakit itu, antusiasme dari semua pihak yang bekerja dirumah sakit itu untuk dapat meraih akreditasi ini dan mengubah kinerja lama menjadi kinerja terbarukan itu ke arah yang lebih baik itu sungguh terasa.

"Keinginan mereka untuk terus maju menampaki standar-standar yang harus  di penuhi secara lebih baik jelas terasa bahwa kalau disana-sini ada ketidakpuasan, itu merupakan bahan masukan yang memang sudah wajar untuk menjadi bahan perbaikan, karena satu rumah sakit itu 90 persen itu memiliki performent yang baik, satu dua kasuistik, karena tidak ada yang sempurna itu memang bisa saja terjadi bahan perbaikan dan seterusnya karena memang proses mereka tidak mungkin berhenti," pungkas dr Heriawan[]
close