-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Kabupaten Aceh Tengah Siap Jadi Senteral Produksi Bawang Merah

24 September 2018 | September 24, 2018 WIB | Last Updated 2018-09-24T03:48:51Z

HN-Banda Aceh – Kabupaten Aceh Tengah dilaporkan siap menjadi sentra produksi bawang merah di Aceh. Hal tersebut dilihat berdasarkan luas areal lahan dan jumlah konsumsi total keseluruhan dari masyarakat Aceh.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A. Hanan, mengatakan kawasan tengah Aceh yang bersuhu dingin itu sangat berpotensi untuk pengembangan komoditas bawang merah.

“Ke depan kami memproyeksi daerah ini menjadi salah satu sentra produksi bawang merah di Aceh, bahkan Sumatera,” kata Hanan di Banda Aceh, Minggu 23/09/2018 malam. Selain Aceh Tengah, kawasan lain juga akan didorong untuk menjadi sentra produksi tanaman holtikultura tersebut.

Dari data statistik semester 1 tahun 2018, disebutkan bahwa luas areal tanaman holtikultura itu di Aceh Tengah mencapai 482 ton yang sebagian besarnya merupakan swadaya petani. Sementara jumlah konsumsi keseluruhan dari masyarakat Aceh diperkirakan mencapai 330 ton per tahun.

Dari kebutuhan tesebut, diperkirakan harus ada lahan total untuk tanaman bawang dengan luas 4.125 hektar. Selain di Aceh Tengah, beberapa kawasan lain seperti Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur dan Aceh Utara juga masuk sebagai daerah pengembangan tanaman bawang merah.

Selain swadaya petani, pemerintah ikut terlibat dalam pengembangan bawang merah. Di Aceh Tengah, pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh membantu petani untuk mengembangkan sekitar 20 hektar lahan yang berlokasi di Kampung Pademun. Selain di Aceh Tengah, program serupa juga dilaksanakan di beberapa daerah lain di Aceh.

“Nantinya kita juga akan mengembangkan penangkar sehingga kita mampu menyediakan bibit sendiri dan tidak didatangkan dari luar daerah,” kata Hanan.

Aceh Tengah yang berada di kawasan dataran tinggi Gayo memang dikenal sebagai salah satu sentra produksi tanaman holtikultura. Selain bawang, daerah ini menjadi salah satu lokasi perkebunan kopi. Kopi Gayo yang ditanam di kawasan Aceh Tengah dan Bener Meriah menjadi salah satu komoditi ekspor yang begitu menjanjikan serta dapat menambah devisa negara.

Berdasarkan data statistik, di tahun 2017, nilai ekspor komoditi kopi (bersama teh, dan rempah-rempah Aceh) menembus angka USD34,41 juta. Angka itu lebih tinggi dibandingkan periode sama pada 2016 yang hanya mencapai USD11,46 juta. Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar untuk holtikultura jenis kopi.

Kenaikan itu disebabkan pasar internasional semakin menyukai kopi Aceh, khususnya jenis arabika dan robusta yang diproduksi di daerah dataran tinggi seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Untuk mendukung petani kopi, di tahun anggaran 2018, Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh ikut membantu dalam hal peremajaan tanaman kopi. Dengan demikian, kopi tetap menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan.

Hanan mengatakan, selain bawang merah dan kopi masih banyak tanaman jenis holtikultura yang juga menjadi prioritas untuk dikembangkan di Aceh Tengah. Di antaranya adalah kentang, cabai, jeruk keprok dan alpokat.
close