-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Distanbun Aceh Pamerkan Produk Andalan Tanaman Pangan dan Holtikultura

05 Agustus 2018 | Agustus 05, 2018 WIB | Last Updated 2018-08-05T08:48:14Z

HN-Banda Aceh, Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh ikut mengambil bagian dalam memeriahkan Aceh Expo Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 7 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mulai tanggal 4 - 15 Agustus 2018 di blang Padang Banda Aceh.

Event 4 tahunan tersebut dimanfaatkan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh untuk menampilkan berbagai produk pertanian dan perkebunan yang di hasilkan dari berbagai daerah di Aceh. Produk yang di pamerkan Seperi Padi, Jagung, Kedelai, Kentang, Pepaya, Kopi, Semangka, dan berbagai hasil perkebunan lainnya.

Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Fauzi kepada media ini, Sabtu (4/8/2018) mengatakan stand Distanbun ini memamerkan produk pertanian andalan yang turut menjadi fokus dalam Aceh Expo PKA 7 2018 tersebut yaitu untuk hasil pangan pihaknya lebih  pada padi, jagung dan kedelai, sedangkan untuk hasil holti yaitu bawang merah dan cabai merah yang menjadi fokus pada pameran expo PKA 7 ini. 

Lebih lanjut kata Fauzi, Fokusnya kami pada hasil pangan dan holtikultura yaitu padi, bawang merah dan cabe tersebut bukan tanpa alasan, karena  ketiganya tersebut yang memicu inflasi di Aceh. Dengan ada hasil panen ini keseimbangan harga di pasar pun dapat di kendalikan, harga di pasar pun bagus untuk petanipun di untungkan.

Dinas pertanian dan perkebunan Aceh menjadi penyeimbang antara harga di pasar dengan harga produksi dari petani. Seperti diketahui petani di Aceh hanya memiliki lahan yang tidak begitu luas, baling besar sekitar 1 hektar,  kalau di  hitung dengan hasil panen padi, hanya mencukupi kebutuhan petani untuk memasuki musim panen berikutnya. Dikatakan Fauzi, begitu juga dengan lahan untuk bawang dan cabai merah jika harganya tinggi tentu masyarakat yang mengkonsumsi pangan tersebut juga mengeluh. 

"Kalau harga pangannya tinggi di pasar,  disatu sisi masyarakat juga mengeluh karena harganya tinggi , disisi lain petani di untungkan, " ungkap Fauzi

Namun demikian, Distanbun tidak menginginkan hal demikian terjadi,  artinya petani bisa diuntungkan, harga dipasar tidak terlalu mahal, dalam hal Ini Dinas Pertanian dan perkebunan menjadi penengah dalam menjaga keseimbangan antara petani yang menanam dengan masyarakat yang mengkonsumsi, supaya keduanya tidak ada yang dirugikan.

Dari pantauan media ini hingga jam 23.30 malam masih terlihat sangat ramai pengunjung yang memasuki stand tersebut, tak ayal banyak yang cuma melihat-lihat saja, akan tetapi juga ada yang ingin mempelajari cara bertani yang baik dan dapat menghasilkan panen.

Banyak diantara pengunjung yang ingin mengetahui asal dari mana produk-produk pertanian yang di pamerkan ini. Kata Fauzi, masyarakat begitu antusias memasuki stand Distanbun ada yang ingin tau dari mana asal kopi, bawang, kentang dan sebagainya.

Fauzi sebagai kepala bidang Holtikultura yang di dampingi oleh stafnya pada stand tersebut tidak segan-segan untuk menjelaskan kepada masyarakat, seperti halnya masyarakat ingin mengetahui di mana kopi ini ditanam (kopi di dataran tinggi), bawang di mana di tanam (bisa ditanam di daratan tinggi maupun di dataran rendah) kalau untuk kentang ia hanya bisa di dataran tinggi saja.


Fauzi menambahkan, diantara para pengunjung stand tersebut ada yang ingin mempelajari secara serius terkait potensi pertanian di daerahnya baik itu potensi pangan, perkebunan dan holtikultura, untuk informasi lebih lanjut Fauzi mempersilahkan masyarakat untuk datang ke kantor agar lebih mudah dan lebih jelas dalam penjelasannya.
close