-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Di Hut 813, Isnaini Husda : Pemerintah Kota Banda Aceh Semakin bisa berbenah diri

25 April 2018 | April 25, 2018 WIB | Last Updated 2018-04-26T01:31:35Z

HN-Banda Aceh, Anggota DPRK Banda Aceh, Isnaini Husda, mengatakan dengan bertambahnya usia Kota Banda Aceh ini, diharapkan Pemerintah Kota semakin bisa berbenah diri dalam segala hal , baik dalam hal bidang tata kota, tata kelola pemerintahan yang baik, penegakkan Syariat Islam dan yang terpenting terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat, seperti PDAM, listrik dan lain sebagainya.

Hal tersebut dikatakannya, disela- sela usai Sidang Paripurna Istimewa, dalam rangka HUT Kota Banda Aceh ke 813, di gedung DPRK (lama) di area Balai Kota Banda Aceh, Senin (23/4/2018)

Selanjutnya, harap Isnaini, apa yang disampaikan Walikota Aminullah Usman, hal-hal yang menjadi kelemahan dalam pemenuhan terhadap hak publik, dengan bertambahnya usia kota Banda Aceh, ke 813 ini bisa teratasi. Khususnya, masalah PDAM dan Perpakiran serta memaksimalkan asset-asset Pemko yang bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Ada tempat-tempat wisata seperti Ulee Lheue yang harus dibenahi untuk menarik minat wisatawan baik lokal maupun non lokal serta peningkatan masalah air bersih, dan rumah sakit umum Meuraxa, yang semakin ramai pasien tapi fasiltas yang ada masih terbatas sehingga perlu menjadi perhatian,” ujarnya.

Tambah Isnaini, sebagaimana disampaikan Walikota bahwa beberapa sektor ingin dibenahi untuk meningkatkan PAD, selain sektor pariwisata pemerintah kota juga akan memaksimalkan asset-asset Pemerintah yang ada dan belum dimanfaatkan. Serta pendapatan lain, seperti parkir dan restribusi sampah.

Parkir Elektrik

Sementara terkait parkir elektrik, seperti halnya dijalan T Nyak Makam, Lampineung, Banda Aceh, dikatakan Isnaini, itu sebagai contoh mengadopsi dari beberapa tempat di Indonesia, seperti Jakarta, dan ini untuk mengatur ketertiban parkir serta sesuatu yang positif.

“Kalau itu bisa dimaksimalkan Insya Allah bisa meningkatkan PAD sekaligus bisa membuat perpakiran di kota Banda Aceh, menjadi tertib dan nyaman, meskipun sempat terjadi dilema dimasyarakat terkait pendapatan masyarakat,” jelasnya.

Dikatakannya, ini serba dilemma, disatu sisi pemerintah ingin melakukan pembenahan, sementara disisi lainnya berdampak pada lapangan kerja bagi masyarakat setempat khususnya.

“Dan ini lah yang harus kita seimbangkan. Ada tempat-tempat yang kita menggunakan sistem teknologi dan ada tempat yang masih kita gunakan sistem manual untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat dibidang lapangan tenaga kerja bagi masyarakat, disamping itu perkembangan teknologi juga harus kita ikuti.

Dikatakannya, Banda Aceh wilayahnya sangat kecil kemudian lapangan kerja juga sangat terbatas dengan banyaknya minat para pencari kerja. Ini juga tidak mungkin Banda Aceh, bisa memenuhi semua keinginan tersebut, namun paling tidak bisa menciptakan lapangan kerja baru atau memberikan pelatihan peningkatan kapasilitas masyarakat itu agar tidak hanya tergantug kepada pemerintah tapi bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. [hendra]

Editor : Ismail
close