Habanusantara.net | ACEH TAMIANG -- Tim Penilai dan Pembinaan Dekranasda Aceh dalam rangka Penilaian Desa Kerajinan Tenun Songket berkunjung ke Kabupaten Aceh Tamiang, Kamis (31/03/22),
Kedatang tim ini langsung di sambut Ketua Dekranasda Aceh Tamiang, Dr. Rita Syntia, ST, MM bertempat di Galeri Dekranasda Aceh Tamiang, di hadapan para tamu undangan Rita menerangkan bahwa sebelumnya Aceh Tamiang sudah menginisiasi Kampung Songket di Seruway namun tidak berjalan, dikarenakan tidak semua pengrajin memiliki modal yang memadai.
“Untuk Aceh Tamiang sendiri pengrajin songket yang mahir hanya ada 4 orang saja. Namun demikian, kita sangat berharap bahwa songket ini dapat menjadi budaya Aceh Tamiang. Jadi sekarang bagaimana cara kita agar dapat menghidupkan kembali songket ini,” kata Rita.
Dijelaskannya, Aceh Tamiang sudah memiliki 25 motif songket yang sudah dipatenkan, sehingga songket Aceh Tamiang berbeda dari daerah lain. Ia mengharapkan, adanya pembinaan dari Dekranasda Aceh dapat mewujudkan berkembangnya usaha tenun songket.
Perwakilan Tim Penilai Dekranasda Aceh, Nazir Abas menerangkan, saat ini sudah ada satu Desa Binaan Tenun Songket, yakni di Kampung Bundar. Nazir mengatakan, timnya akan melakukan wawancara dengan pengrajin terkait kendala yang dihadapi.
“Tenun itu produk khas budaya bangsa. Pembinaan nantinya harus fokus dan produk yang dihasilkan harus sesuai dengan permintaan pasar termasuk kualitas dan kuantitasnya,” jelasnya.
Menyampaikan amanah dari Ketua Dekranasda Aceh, Nazir katakan ada bantuan yang diberikan dalam bentuk bahan dan peralatan yang akan diserahkan pada awal Juni mendatang, bertepatan Raker Dekranasda se-Aceh, di Takengon, Aceh Tengah.
Hadir dalam kegiatan tersebut, jajaran pengurus Dekranasda Aceh Tamiang, Ketua Darma Wanita Persatuan Kabupaten Aceh Tamiang, Kepala OPD terkait, Kepala Bagian Humas Setdakab Aceh Tamiang, Sekretaris Kecamatan Karang Baru, Datok Penghulu Bundar serta tamu undangan lainnya. (3ndrik)