-->

Notification

×

Iklan

Iklan

1.496 mahasiswa USK Dites swab PCR dan Antigen

22 Februari 2022 | Februari 22, 2022 WIB | Last Updated 2022-02-22T12:49:55Z
Mahasiswa USK sedang vaksinasi
Mahasiswa USK sedang vaksinasi[Foto/Ist]

Habanusantara.net, Universitas Syiah Kuala mewajibkan seluruh sivitas akademikanya baik itu pegawai maupun mahasiswa untuk melakukan vaksinasi ketiga (booster), di layanan rumah sakit pemerintah ataupun di Rumah Sakit Pendidikan USK. Keputusan ini merupakan respon USK terkait perkembangan kasus Covid-19 di lingkungan kampus ini.

Rektor USK Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng., IPU. Asean-Eng mengatakan, sebelumnya USK telah melakukan tracing aktif terhadap kasus positif Covid-19 di lingkungan USK dari tanggal 7 – 15 Februari 2022. Hasilnya, terdapat 22,6% terkonfirmasi positif dari 1.496 mahasiswa yang dites swab PCR dan antigen. Jumlah tersebut tersebar dari 12 fakultas di USK.

Selain itu, beberapa dosen dan tenaga pendidikan USK juga terpapar Covid-19 dalam dua minggu terakhir. Bahkan saat ini pemerintah juga telah menetapkan status PPKM level 3 untuk wilayah Banda Aceh. Mengingat adanya peningkatan kasus positif Covid-19 di Kota Banda Aceh dan Provinsi Aceh.

“Semua data-data ini terus menjadi perhatian USK. Jadi kewajiban vaksinasi ketiga ini adalah upaya kita untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini di lingkungan kampus,” ucap Rektor dalam keterangannya, Senin (21/2) kemarin.

Adapun kebijakan lainnya terkait hal ini adalah, kegiatan praktikum/skill lab/penelitian lab/sejenisnya, dapat dilaksanakan secara luring dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat dan kapasitas 50%.

Lalu, USK juga membatasi kehadiran tenaga kependidikannya maksimal 75%. Semua kegiatan kemahasiswaan di luar kampus juga tidak dibenarkan. Sedangkan kegiatan di dalam kampus, masih dapat dilaksanakan jika dilakukan secara daring.

Sebelumnya, USK juga telah kembali menerapkan perkuliahan secara daring pada tanggal 8 Februari 2022 lalu. Rektor memahami, keputusan ini memang tidaklah mudah. Sebab proses pembelajaran akan jauh lebih efektif jika dilaksanakan secara tatap muka atau luring. Namun keputusan ini harus diambil demi kesehatan dan keselamatan bersama.

Oleh karena itu, Rektor mengharapkan komitmen bersama dalam upaya untuk mengakhiri wabah ini. Baik masyarakat maupun pemerintah selaku pengambil kebijakan. Terkait hal ini pula, Rektor menghimbau sivitas akademika agar dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dalam menghadapi wabah ini.

“Pandemi ini akan sulit hilang jika kesadaran itu tidak tumbuh dalam diri kita sendiri. Inilah komitmen yang selalu USK jaga, bahwa kita tidak pernah main-main dalam menghadapi wabah ini,” ucap Rektor[Irwansaputra]
close