-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Lintas Organisasi Pers Aceh Minta Pelaku Pembakaran Rumah Wartawan Dihukum Berat

11 Januari 2022 | Januari 11, 2022 WIB | Last Updated 2022-01-13T17:30:44Z
Para Ketua Organisasi Pers Aceh [Foto/Ismail]

Habanusantara.net, Banda Aceh - Lintas Organisasi pers yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Aceh, Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Provinsi Aceh, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Aceh dan Pewarta Foto Indonesia (FPI) Aceh meminta agar pelaku kasus pembakaran rumah Wartawan Serambi Indonesia Asnawi Luwi di Kutacane, Aceh Tenggara pada akhir juli 2019 silam agar dihukum berat.

Hal itu disampaikan dalam konferensi pers bersama di Aula Gedung PWI Aceh, Selasa (11/1/2022) siang.

Ketua PWI Aceh M Nasir Nurdin meminta agar pelaku pembakaaran rumah asnawi agar dihukum berat. Pihaknya juga berharap agar pomdam IM bisa memberikan kepastian hukum kepada korban.

Sebelumnya, Diketahui bahwa Polda Aceh telah melimpahkan berkas perkara pembakaran rumah wartawan di Aceh Tenggara ke Pomdam Iskandar muda

pembakaran rumah wartawan yang terjadi pada 2019 silam itu telah diambil alih oleh Polda Aceh dan kasus tersebut kini telah dilimpahkan ke Pomdam IM pada 4 januari 2022 kemarin, karena dugaan pelaku mengarah pada oknum TNI.

"Kami lintas organisasi profesi wartawan di Aceh akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Kami juga berharap, sistem peradilannya nanti memberi akses seluas-luasnya kepada masyarakat," kata Nasir Nurdin.

M Nasir Nurdin yang juga sebagai Ketua PWI Aceh itu memberikan Aperesiasi kepada pihak Polda Aceh yang telah melimpahkan kasus tersebut ke pengadilan Milter sehingga mendapatkan kepastian hukum terhadap korban dan berharap nantinya dalam kasus ini pelaku dapat dihukum dengan setimpal agar kedepan tidak terjadi lagi kasus yang sama kepada wartawan lainnya, apalagi kasus tersebut murni terkait pemberitaan,” ungkap Nasir lagi.

sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh, Juli Amin, mendesak penyelesaian kasus pembakaran rumah wartawan Asnawi Luwi di Aceh Tenggara digelar secara peradilan koneksitas. Sebab, dugaan pelaku yang membakar rumah Asnawi itu lebih dari satu orang.

"Karena pelaku diduga bukan hanya dari militer, tapi juga kemungkinan dilakukan berjejaring. Barang kali juga ada dari sipil. Kami mendorong supaya ada peradilan koneksitas," kata nya

Ia mengatakan, kasus yang menimpa Asnawi ini tidak dialami oleh yang bersangkutan sendiri, melainkan di dalam rumah yang dibakar itu juga ada istri dan anaknya. Aksi pelaku turut mengancam keselamatan semua nyawa yang ada di rumah tersebut.

"Bayangkan sisi trauma anak-anak beliau, bahkan ketika saya pergi ke rumah itu usai dibakar, anaknya takut melihat saya. Saya bilang "saya kawan bapak" baru anak-anak beliau menerima saya," ungkapnya.

Kronologi kejadian


Asnawi Luwi, wartawan yang rumahnya diduga dibakar oleh anggota TNI di Aceh Tenggara menjelaskan, tiga hari sebelum rumahnya dibakar, ia mendapat telepon dari seseorang.

Orang yang meneleponnya itu, menanyakan apakah dirinya memiliki masalah dengan anggota TNI dari Kodim 0108 Aceh Tenggara.

Hal ini berkaitan dengan berita perkara korupsi proyek muara situlen yang ditulisnya di Harian Serambi Indonesia.

"Tiga hari sebelum kejadian, saat saya di Banda Aceh saya mendapat telepon. Dia menanyakan masalah apa dengan seseorang yang merupakan anggota TNI," kata Asnawi.

Lanjutnya, Kemudian besoknya ada orang berambut cepak menggunakan kendaraan ber plat militer, mendatangi rumah dan menanyakan dirinya kepada isterinya. Kebetulan dia sedang berada di luar (rumah)

Setelah mendapat telepon aneh itu dan rumahnya didatangi di menanyakan masalah terkait berita yang dimuatnya dan didatangi orang berambut cepak ke rumah, dua hari kemudian rumahnya dibakar saat mereka sedang tertidur pulas bersama istri dan tiga orang anaknnya yang masih kecil.

"Pada malam kejadian itu, saya baru saja sampai kembali ke rumah. Tiba tiba saat istri saya terbangun, rumah sudah terbakar dari bagian gerasi mobil. Kemudian istri membangunkan saya dan langsung kami lari keluar dari bagian dapur. Api langsung membesar," kata Asnawi

"Saya tiga kali harus keluar masuk (rumah) untuk menyelamatkan anak. Saya masuk (rumah yang) terakhir mengambil Hp untuk menghubungi bantuan pemadaman dari Polres. Seluruh harta benda saya terbakar, termasuk mobil," pungkasnya[Is]
close