-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Gubernur Aceh Apresiasi Penyelenggaraan Konferensi Islam International ICIS 2021

04 Oktober 2021 | Oktober 04, 2021 WIB | Last Updated 2021-10-04T14:54:17Z
Gubernur Aceh, Ir.H.Nova Iriansyah, MT, memberikan sambutan pada International Conference On Islamic Studies (ICIS) 2021 yang bertema “Islam And Sustainable Development”yang diselenggarakan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh secara daring dan luring, yang berlangsung di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (4/10/2021).
Gubernur Aceh, Ir.H.Nova Iriansyah, MT, memberikan sambutan pada International Conference On Islamic Studies (ICIS) 2021 yang bertema “Islam And Sustainable Development”yang diselenggarakan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh secara daring dan luring, yang berlangsung di Anjong Mon Mata, Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (4/10/2021).


Habanusantara.net, BANDA ACEH – Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan International Conference On Islamic Studies (ICIS) 2021 yang bertema “Islam And Sustainable Development”. Konferensi Islam International itu digelar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh secara daring dan luring, dengan titik pusat acaranya berlangsung di Anjong Mon Mata Komplek Meuligoe Gubernur Aceh di Banda Aceh.

Apresiasi disampaikan Gubernur Nova saat memberi sambutan secara virtual, Senin 4 Oktober 2021. Kegiatan itu juga diikuti secara daring oleh sejumlah tokoh nasional. Mereka adalah Wakil Presiden Republik Indonesia Prof Dr. K.H. Ma’ruf Amin, M.A, Presiden Republik Indonesia ke 6 Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Republik Indonesia ke 10 dan 12 Dr. (H.C). Drs. H. M. Jusuf Kalla, Menteri Agama & Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPNRepublik Indonesia.

Selain itu acara juga diikuti Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haytar, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, Rektor, Wakil Rektor serta seluruh Civitas Akademika Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Rektor dan Wakil Rektor PTN/PTKIN Se-Aceh, hingga Walikota Banda Aceh.

Gubernur menilai, konferensi itu sangat penting artinya bagi Aceh sebagai wilayah yang sedang melaksanakan Syariat Islam. Kontribusi pemikiran dari para keynote speaker dan peserta diakui sangat diperlukan dalam upaya penguatan pembangunan bidang Syariat Islam dan perdamaian di Aceh.

“Kegiatan ini pula sekaligus menunjukkan kepada kita semua betapa besarnya perhatian semua pihak untuk keberlanjutan pembangunan dan perdamaian terutama di Aceh,” kata Gubernur.

Dukungan itu disebut akan semakin mendorong Pemerintah Aceh untuk dapat lebih kencang memacu proses pembangunan dan perdamaian di Aceh.

Gubernur pada kesempatan itu juga menyampaikan terima kasih karena acara tersebut diikuti Susilo Bambang Yudhoyono dan Yusuf Kalla yang merupakan tokoh perdamaian dan pembangunan Aceh.

“Karena proses perdamaian yang terjadi di Aceh 16 tahun lalu, tidak terlepas dari peran dan keberanian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Yusuf Kalla. Karenanya kami atas nama pribadi, pemerintah dan masyarakat Aceh mengucapkan ribuan terima kasih atas upaya yang sungguh-sungguh dalam mewujudkan perdamaian demi keberlanjutan pembangunan di Aceh,” ucap Gubernur.

Gubernur juga mengatakan, dukungan semua pihak selama 16 tahun perdamaian telah membawa perubahan yang cukup besar bagi kemajuan Aceh.

Namun, perubahan tersebut juga diakui belum pada tahap memuaskan semua pihak. “Masih banyak perubahan yang mesti terus kita lakukan. Disinilah perlunya kebersamaan dan dukungan dari semua komponen anak bangsa, mulai dari ulama, akademisi, kaum intelektual dan kelompok masyarakat sipil lainnya, sehingga cita-cita mewujudkan Aceh yang bermartabat dapat segera tercapai,” kata Gubernur.

Untuk itu, Gubernur menilai tema “Islam And Sustainable Development” merupakan sebuah telaahan menarik yang akan menjawab bagaimana sebenarnya kondisi Aceh paling kurang 5 sampai 10 tahun mendatang dalam tahapan pembangunan berkelanjutan.

Melihat tema tersebut, menurut Gubernur, bisa dipahami bahwa persoalan yang dibahas dalam konferensi ini sangat luas. Bukan hanya masalah pembangunan bidang sosial, politik, perdamaian, Syariat Islam dan budaya serta peradaban, namun juga membahas tentang wisata dan makanan halal hingga yang lebih spesifik seperti masalah pendidikan era digital dan pandemi COVID-19.

Besarnya cakupan yang dibahas diyakini akan memberikan ruang kepada seluruh tokoh dan intelektual untuk tampil berbicara menurut bidang masing-masing dalam forum ini secara lebih luas, sehingga dapat kami katakan konferensi ini merupakan bentuk dari Participatory Development dari seluruh komponen masyarakat dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki.

“Oleh karena, itu kami mengajak semua pihak untuk memberikan masukan yang konstruktif tentang proses pembangunan dan perdamaian Aceh dewasa ini. Kami sangat terbuka dengan masukan atau kritik yang membangun,” kata Gubernur. []

close