-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Penyelesaian Masalah Kemiskinan di Aceh Harus extraordinary

26 Februari 2021 | Februari 26, 2021 WIB | Last Updated 2021-02-25T17:24:38Z


Habanusantara.net, Banda Aceh - Upaya Pemerintah Aceh dalam penuntasan kemiskinan sejak masa konflik mengalami penurunan yang signifikan. Hal itu katakan Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh, Safuadi pada Aceh Seminar Nasional yang diadakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Aula AAC Dayan Dawood, Kamis (25/2/2021).

Apakah itu bisa diperbesar lagi, kata Safuadi mungkin bisa dilakukan. Cuma hal yang perlu dilakukan sekarang pemerintah Aceh dan seluruh tataran pemerintahan baik tingkat hingga tingkat dua yaitu integrasi dan sinkronisasi dan sinergitas dari semua entitas yang ada.

"Jadi jalanya harus serentak, jangan selow-selow artinya jalan masing-masing, kekuatannya jadi tidak sempurna. Jadi ini yang terjadi sekarang," ujarnya.

Safuadi mencontohkan seperti pemberian Beras Miskin / Beras Sejahtera itu seharusnya diberikan sebelum BPS melakukan Survei. pemberian raskin itu menurutnya adalah langkah menyelesaikan jangka setahun jadi yang selama ini dilakukan adalah waktu bagian raskin itu dibagi menjelang akhir tahun. Jadi menurutnya ketika di Survei oleh BPS pada bulan September maka tidak menjadi indikator penilaian.

Karena itu, semua stakeholder harus bergerak secara bersama-sama dan lebih kuat lagi.

"Jika hal tersebut dilakukan bersama-sama dan hanya dikerjakan secara parsial, tentu hasilnya akan parsial juga," tuturnya.

Lebih lanjut, jika Aceh ingin menempatkan masalah kemiskinan jadi istimewa, maka yang menyelesaikannya juga harus tim yang istimewa juga.

"Kalau jadi tugas rutin saja. Permasalahannya tidak akan selesai. Jadi saran saya, jika ingin menyelesaikan secara holistik, maka timnya juga harus holistik. Nggak boleh menjadi tugas rutin saja," ungkapnya.

Menurutnya, masalah kemiskinan Aceh itu adalah extraordinary. Dan yang harus menyelesaikannya juga harus tim yang bekerja secara extraordinary juga.

Ia juga menitip saran kepada eksekutif dan legislatif Aceh agar melaksanakan tugas secara terintegrasi dan harus menyelesaikan permasalahannya kemiskinan ini

Sementara itu, Ketua PII Aceh, Prof Samsul Rizal yang juga Rektor Universitas Syiah Kuala mengatakan pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa ada investasi yang mempuni itu sangat kecil. Jadi perlu ada terobosan besar.

"Banyak hal lain di Aceh yang dibangun dengann sinergi. Bukan hanya Pemerintah Daerah saja. Tapi semua kalangan. Kemiskinan di Aceh tidak terintegrasi dengan baik," pungkasnya Samsul Rizal (Ismail)
close