-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Abu Khaidir : Sosok Mantan Wagub Muhammad Nazar Sangat Ideal Dampingi Nova Iriansyah

02 Februari 2021 | Februari 02, 2021 WIB | Last Updated 2021-02-02T10:31:16Z

 

Abu Khaidir Jurkam aktif, Irwandi-Nova, pada masa Pilkada 2017 dan salah seorang kader PNA (photo Ist)



Habanusantara.net- Proses pengisian sisa masa jabatan wakil gubernur (Wagub) Aceh Periode 2017-2022, dalam sebulan setengah ini hampir terabaikan, sehingga secara meluas mulai menjadi perhatian serius publik, khususnya sejak munculnya nama mantan Wagub Aceh, Muhammad Nazar, yang pernah mendampingi Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, periode 2007-2012, lalu, selama 5 tahun penuh.


Para kader partai pengusung pasangan Irwandi - Nova pada Pilkada 2017 lalu, dan tokoh masyarakat hingga pengamat serta lembaga paguyuban Aceh di luar Aceh, juga  ikut memberikan masukan-masukan kepada gubernur Nova Iriansyah, selaku pembina sosial politik di daerah agar dapat segera memproses pengisian sisa jabatan Wagub Aceh periode 2017-2022 dengan serius dan ikhlas.


Abu Khaidir, yang merupakan Jurkam aktif Irwandi-Nova, pada masa Pilkada 2017 dan salah seorang kader PNA, meminta kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah maupun partai-partai pengusung lainnya agar secara serius dapat segera melaksanakan proses yuridis dan politik demokrasi di Aceh dalam waktu secepatnya.


Hal tersebut disampaikannya, kepada koranaceh.com, di Banda Aceh, Senin, (1/2/ 2021)


Selanjutnya, Abu Khaidir mengatakan hal tersebut bertujuan untuk kebaikan Aceh dalam pembangunan dan membangun serta melanjutkan perdamaian di Aceh.


Dikatakannya, pembangunan di Aceh perlu dinormalkan, dan diperbaiki serta diawasi, kembali. Perdamaian di Aceh wajib diisi dan tak boleh gagal karena dikhawatirkan nantinya akan berdampak pada monopoli kekuasaan.


“Tak elok sama sekali jika terkesan ada upaya menunda-nunda. Apalagi jika ada upaya meniadakan pengisian sisa masa jabatan Wagub. Jika hal itu terjadi, pasti yang dirugikan Aceh itu sendiri, yakni melanggar UU- PA hingga memperlambat pembangunan yang dapat berpotensi membangkitkan kembali konflik yang tak diharapkan itu,” paparnya.


Menurutnya, hal yang paling terpenting dalam amatan dan penilaiannya adalah pengisian posisi sisa masa jabatan wagub Aceh.


"Itu bukan hanya sekedar penting tetapi perintah undang-undang," tukas Abu Khaidir, yang dikenal dekat dengan kalangan pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat di Aceh itu.


Lanjut Abu Khaidir, pengisian jabatan wagub Aceh merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat dalam pembangunan dan penguatan perdamaian, sekaligus memiliki kewenangan khusus membantu gubernur.


Untuk itu jelas Abu Khaidir, sebagaimana saran dan harapan berbagai  kalangan masyarakat yang kerap dipublikasikan di berbagai media dalam dua bulan terakhir ini, agar gubernur Nova Iriansyah maupun partai-partai pengusung haruslah punya kemauan serius dalam memproses pengisian jabatan wagub Aceh itu dengan mencalonkan figur yang berpengalaman, berkemampuan dan punya nilai lebih dalam rangka membantu gubernur dan kepentingan Aceh.


“Artinya, wagub yang dipilih nantinya harus wagub beneran, jangan wagub abal-abal. Karena pos wagub itu bukan jabatan dengan tugas seperti panitia sepak bola tingkat kampung, tapi ikut meminpin pembangunan dan membantu gubernur dengan tugas-tugas yang amat sangat berat. Jangan lupa untuk diingat bahwa beban Aceh itu berat, sementara sisa masa jabatan singkat. Tak lagi ada waktu untuk belajar peutimang bruek kreueng, cara memimpin rapat dan sebagainya,” tegas Abu Khaidir.


Pantauan Abu Khaidir, dalam tatanan warga Aceh, mulai masyarakat umum hingga tokoh dan kalangan akademisi di berbagai tempat, selalu membicarakan tentang harapan dan kehendak mereka terhadap figur yang paling layak atau paling ideal untuk mengisi jabatan Wagub Aceh.


"Besar harapan dan keinginan mereka meminta kepada partai pengusung agar nama mantan Wagub Aceh, Muhammad Nazar yang harus segera difinalkan pencalonannya untuk divoting di DPRA,” tuturnya.


Menurut Abu Khaidir, sejak awal ketika nama Muhammad Nazar, mulai beredar luas di berbagai kalangan masyarakat sebagai salah satu bakal calon Wagub yang diharapkan, dirinya  langsung mengungkapkan pendapat yang sama terhadap apa yang diinginkan masyarakat.


Ia menilai tak boleh seorang pun yang cemburu dan iri terhadap sosok Muhammad Nazar, karena beliau memang yang paling layak dari segala sisi dibandingkan nama-nama lain yang bermunculan dalam beberapa bulan terakhir terkait siapa yang pantas mengisi pos jabatan itu.


“Bukan hanya PNA, tetapi terhadap partai-partai pengusung lainnya, kita juga  berharap agar ikut mengusung Muhammad Nazar," imbuhnya.


Ia mengatakan bahwa Muhammad Nazar, itu  adalah aset Aceh, dan memiliki kemampuan yang hebat dalam membangun dan memimpin.


"Partai-partai pengusung jangan gamblang lagi untuk urusan pengisian pos jabatan Wagub Aceh itu. Finalkan saja nama Muhammad Nazar jika memang benar-benar ingin membangun dan pro-rakyat,” pungkas Abu Khaidir, berpendapat. (**)

close