-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Jadi Pembicara Nasional Soal KTR dan Pencegahan Covid-19, ini Yang Disampaikan Aminullah

10 Juni 2020 | Juni 10, 2020 WIB | Last Updated 2020-06-10T13:27:01Z

Habanusantara.net, Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menjadi salah satu pembicara webinar nasional bertajuk Akuntabilitas Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menangani Covid-19, Penyakit tidak Menular, Masalah Rokok, dan TBC.


Dari pendopo, melalui aplikasi zoom meeting, Wali Kota Aminullah menyampaikan presentasinya "Mewujudkan Lingkungan Bebas Asap Rokok dan Mencegah Covid-19 di Kota Banda Aceh", Rabu 10 Juni 2020.


Menurut Aminullah, proses pewujudan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Banda Aceh dimulai dengan lahirnya Perwal nomor 47 tahun 2011 tentang KTR. "Kemudian ditingkatkan lagi dengan Qanun Banda Aceh nomor 5 tahun 2016 tentang KTR. Perda ini menjadi titik dimulainya penerapan KTR secara menyeluruh di Banda Aceh."


Seiring-sejalan, upaya sosialisasi dan edukasi, pemenuhan sarana dan prasarana, hingga pelaksanaan tindak pidana ringan KTR terus dilakukan. "Kita juga berkomitmen dengan Forkopimda yang dituangkan dalam sebuah MoU untuk sama-sama terlibat dalam mengawal Banda Aceh bebas dari rokok, terutama di lokasi-lokasi yang sudah ditetapkan ke dalam KTR," katanya.


Upaya Pemko Banda Aceh pun mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. "Karena dinilai berhasil dalam menerapkan KTR, kita dinobatkan sebagai Kota Layak Anak dan sejumlah penghargaan lainnya di antaranya Pastika Parahita dan Kota Sehat Swasti Saba Padapa," katanya lagi.


Terkait pencegahan dan penanganan Covid-19, pencapaian Banda Aceh patut diacungi jempol. "Dulu ada tiga yang positif, namun sekarang tiga-tiganya sudah sembuh semua. PDP yang pernah tercatat 16 orang sudah sehat semua. ODP pun sudah tidak ada lagi," ujarnya.


Sebagai upaya pencegahan, Pemko Banda Aceh sudah melakukan 3.000 rapid test. "Lalu bekerja sama dengan Unsyiah, kita juga sedang menjalankan tes swab atau PCR gratis bagi 1.300 warga kota. Hal lainnya, semua akses perbatasan kita kawal dengan ketat, dan kita patut bersyukur hingga kini belum ada transmisi lokal."


"Walau kemarin sempat digolongkan ke dalam zona merah, tapi langsung kita ajukan permohonan peninjauan ulang, dan sekarang jadi zona kuning. Dalam seminggu ini siap kita ubah jadi hijau kembali untuk menuju penerapan new normal," katanya.


Salah satu kunci sukses penanganan Covid-19 di Banda Aceh, kata Aminullah, adalah membentuk jaringan pengaman tingkat desa yang disebut "pageu gampong". "Kita hidupkan adat istiadat di desa-desa untuk menjaga ODP dengan ketat agar tidak berpotensi menularkan virus jika ia memang terjangkit."


Di samping itu, protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak, penyemprotan disinfektan, hingga pembelian secara online atau take away terus digalakkan. "Alhamdulillah kini sudah menjadi budaya di Banda Aceh dan tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi juga berperan penting."


Dalam sosialisasi kepada masyarakat, pihaknya juga senantiasa melibatkan seluruh stakeholders, termasuk ulama dan unsur kepemudaan. "Selain usaha, doa tolak bala rutin kita gelar di masjid-masjid. Nanti pas sudah masuk sekolah, anak-anak juga akan kita biasakan membaca doa tolak bala sebelum belajar," katanya. 


Hal yang menggembirakan lagi, kini perekonomian Banda Aceh sudah bangkit kembali. "Berbagai bantuan untuk meringankan beban warga terus disalurkan, baik yang bersumber dari APBK, APBA, maupun APBN. Hal tersebut sangat berarti bagi warga yang selama masa Covid-19 aktivitas sehari-harinya turut terdampak," ucapnya.


Menghadirkan Sekjen Kemenkes RI Oscar Primadi sebagai keynote speaker, webinar tersebut juga diisi oleh sejumlah pembicara lainnya, di antaranya anggota Komisi IX DPR Anggia Erma Rini, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Wali Kota Depok M Idris, Bupati Kulon Progo Sutedjo, Bupati Jember Faida, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan Bupati Pati Haryanto
close