-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Dewan Kota Minta Pemerintah Pusat Pertimbangkan Pembukaan Sekolah di Aceh

23 Juni 2020 | Juni 23, 2020 WIB | Last Updated 2020-06-23T15:37:39Z

Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh  Ismawardi

Habanusantara.net, Banda Aceh - Penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Banda Aceh, dan Aceh secara keseluruhan mengalami peningkatan, hal itu seperti disampaikan Juru bicara Covid-19 pemerintah Aceh. Hingga hari ini total akumulasi positif di Acehmencapai 50 orang, 2 diantaranya meninggal dunia dan 28 orang masih dirawat dan 20 sembuh.

Melihat kurva penularan Covid-19 di Aceh mengalami peningkatan, Anggota DPRK Banda Aceh Ismawardi meminta pemerintah Pusat  dalam hal ini Kemendikbud RI untuk mempertimbangkan secara matang rencana membuka sekolah kembali di Aceh khususnya Banda Aceh di tengah pandemi Covid-19.

"Kita meminta wacana pembukaan sekolah perlu pertimbangan matang dimasa pandemi yang saat ini di Aceh mulai mengalami peningkatan. Kalaupun nanti sekolahnya tetap harus dibuka, protokol Kesehatannya bagaimana, hingga sosialisasi dan evaluasi pelaksanaannya di lapangan harus jelas," ujar Anggota DPRK Banda Aceh Ismawardi, Selasa (23/6/2020)

Dikatakannya, kalaupun sekolah harus tetap dibuka, Ia menyarankan harus dimulai dulu pada siswa jenjang tingkat atas yakni SMA/MA/SMK, namun demikian harus tetap mengikuti protokol kesehatan.  

Sementara untuk siswa tingkat SMP, SD, dan TK sebaiknya sekolah jangan diterapkan dulu belajar disekolah, karena mereka sangat rentan terhadap penularan covid-19, karena imun tubuh anak-anak ini belum kuat.

Ismawardi menilai, pembukaan sekolah di tengah pandemi merupakan pertaruhan besar. Sebab, hingga saat ini belum tanda kasus corona akan mereda. Dia khawatir akan peningkatan kasus Covid-19 di wilayah sekolah dibuka kembali.

“Karena itu, pembukaan sekolah dimasa pandemi ini sangat perlu dipertimbang kembali secara matang, agar nanti tidak terjadi ledakan penyebaran covid-19 di Sekolah-sekolah,” tutur anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Jika nanti setelah dilakukan ujicoba beberapa minggu kemudian dilakukan  monitoring dan evaluasi kembali, bagaimanakah penerapan Protokol Kesehatan disekolah, mulai dari siswa/i masuk perkarangan sekolah harus dilakukan screening suhu tubuh, kemudian juga disediakan tempat cuci tangan. “Perlu adanya Posko covid disekolah-sekolah, begitu juga dengan ambulan harus ada yang stanmbai apakah itu setiap sekolah, atau bagaimana teknisnya nanti bisa diatur,” katanya.

Selain itu juga dari jumlah siswa perkelas yang selama ini penuh, dimasa pandemi seperti ini physical Distancing harus diterapkan, bila perlu dibuat jadwal sekolah per sift, ada yang masuk pagi-sampai siang, ada yang yang masuk siang sampai sore. Begitu juga dengan kegiatan perkumpulan massa yang ramai seperti upacara pada hari senin baiknya ditiadakan.

Ismawardi menambahkan, kita tau anak anak sekolah, rindu pada sekolah, pada guru dan teman-temannya, kerinduan pada sekolah ingin belajar, namun pada kondisi seperti ini tentu sangat dikhawatirkan akan terjadi penularan virus asal china itu.

Apabila pun nanti sekolah tidak jadi  dibuka, pemerintah harus segera mencari solusi yang tepat, jangan sampai anak-anak ini tidak belajar sama sekali. Pemberlakukan Belajar dari Rumah tentu bagi sebagian siswa mengalami kendala, mulai perangkat komunikasinya juga kuota internet, dalam hal ini Pemerintah Perlu memikirkan juga, bagaimana solusinya untuk itu.

“Pemerintah harus mempertimbangkan juga keadaan anak-anak sekolah di daerah pedalaman yang tidak terjangkau dengan smart phone. Apabila sekolah tetap berjalan seperti sekarang ini yaitu dengan sistem online,” pungkas Ismawardi yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh.(Ismail)
close