-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Pasien PDP Covid-19 Pertama Meninggal di Aceh Pernah Ke Jakarta dan Bogor

23 Maret 2020 | Maret 23, 2020 WIB | Last Updated 2020-03-23T12:20:00Z
Petugas medis membawa pasien ke ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien virus corona di RS Hasan Sadikin,
Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/3/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.










Habanusantara.net, Banda Aceh - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) kasus Virus Corona (Covid-19) berinisial AA (56 tahun) asal Kota Lhokseumawe meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh, Senin (23/3/2020). 

Juru Bicara COVID-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdul Gani dalam konferensi pers, di posko covid-19 Aceh, senin (23/3/2020) mengatakan, pasien tersebut menghembus nafas terakhirnya dalam perawatan di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUDZA Banda Aceh tadi pada pukul 12.45 WIB. 

“Pasien tersebut berinisial AA (56 tahun) dari Kota Lhokseumawen. Awalnya ia dirawat dirumah sakit PT. ARUN, kemudian pada tanggal 20 maret dirujuk ke RSUDZA sebagai Rumah Sakit rujukan,” ujarnya 

Pasien itu memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke daerah penularan lokal di Jakarta, Surabaya dan Bogor. 

“Dalam perawatan di rumah sakit, prosedur perawatan dilakukan. Gejala sesak nafas, kemudian dilakukan standar penanganan sesuai dengan SOP pasien PDP covid-19 ,” tuturnya.



Kemudian kata SAG, pemeriksanaan Swab juga dilakukan pada hari pertama dan kedua, kemudian juga dilakukan pemeriksanaan penunjang lainnya dengan hasil lab dan ronsen torak sesuai dengan Neumonia Bilateral juga memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. 

“Saya tegaskan, Bahwa Pasien ini bukan Pasien Positif Covid-19,” tegas Saifullah yang akrab disapa SAG ini. 

“Hasil laboratoriumnya belum keluar. Karena spesimen Swab yang kita kirim ke Balitbang Menkes RI di Jakarta, butuh waktu antara 3-4 hari. Sekarang kita belum mendapatkan hasilnya, dan tidak bisa menetapkan hasilnya positif atau negatif,” tambah SAG. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr. Hanif mengatakan, semua orang yang dicurigai ke arah corona harus di tracking mulai dari perjalanannya. Beliau ini dapat tugas keluar ke surabaya, kemudian 3 hari di surabaya, kemudian ke bogor selama 3 hari, balik ke lhokseumawe. 

“Setelah sampai dirumahnya dilhokseumawe, yang bersangkutan merasa demam, pilek kemudian berobat ke Rumah Sakit PT Arun. Beliau dirawat di RS Arun selama 3 hari, namun kondisinya mulai memburuk makanya pihak RS tersebut merujuk ke RSUDZA,” pungkas dr. Hanif (Ismail). 

close