-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Cegah Penyebaran Virus Corona, Dewan Minta Warga Kota Banda Aceh Tidak Berlama-lama di Warung Kopi

22 Maret 2020 | Maret 22, 2020 WIB | Last Updated 2020-03-22T08:34:05Z
Anggota DPRK Banda Aceh Ismawardi









Habanusantara.net, Banda Aceh - Anggota Dewan Perwakilan Kota (DPRK) Banda Aceh Ismawardi meminta masyarakat Kota Banda Aceh untuk membatasi diri atau tidak berlama-lama di warung kopi atau cafee. Ini harus dilakukan minimal selama dua sampai tiga minggu kedepan guna mengatisipasi penyebaran Virus Corona (Covid-19) di Kota Banda Aceh. 

“Penyebaran virus corona terjadinya sangat cepat dan sulit teridentifikasi, kadang ada yang sudah terpapar tapi kita tidak mengetahuinya, jadi kalau bisa semaksimal mungkin kita hindari tempat keramaian,” ujar Ismawardi, Minggu (22/3/2020). 

Jumlah pasien positif covid-19 dari hari ke hari terus bertambah, secara nasional ada 450 pasien dinyatakan positif, 392 orang masih dalam perawatan, 20 orang sembuh, sedangkan 38 lainnya meninggal dunia. Di Propinsi Aceh, berdasarkan informasi bersumber dari Dinas Kesehatan Aceh melalui laman resmi dinkes.acehprov.go.id minggu (22/3/2020) pukul 10:00 WIB. ada 125 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 5 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 12 dinyatakan Hasil Labnya Negatif dan Positifnya 0 (nol). Sedangkan di Kota Banda Aceh ada 11 orang dengan status ODP dan 4 orang PDP 

Menurut Ismawardi, salah satu tempat keramaian dan berkumpulnya orang Khususnya di Kota Banda Aceh yaitu di warung kopi, maka perlu mengantisipasi penyebaran wabah virus corona sehingga tidak terjadi seperti di negara lain. 


Bapak Wali Kota bersama forkopimda Kota Banda Aceh beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan imbauan bersama untuk mencegah penyebaran virus corona (covid-19) di Kota Banda Aceh. Diantaranya pada poin kedua, “Menghindari keramaian dan menjaga jarak berinteraksi antar sesama minimal satu meter”. Pada poin ke 8 “Menyediakan “Hand sanitizer” dan “thermal detector” yaitu alat mengecek suhu tubuh) Khusus untuk pemilik warung, cafe, restoran, dan usaha lainnya. 

Ismawardi mengungkapkan, hasil pantauannya dibeberapa warung kopi di Kota Banda Aceh belum ada yang mengindahkan intruksi dari Wali Kota tersebut, tidak ada yang menyediakan Thermal Detector”, padahal ini sangat penting untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini di warung-warung. 

“Saya rasa Pemerintah Kota Banda Aceh perlu melakukan mensosialisasi imbauan forkopimda itu ke warung-warung terkait pencegahan virus covid-19 ini terutama dalam hal penyediaan thermal detector dan Hand sanitizer. Masalah corona ini bukan bukan hal sepele, ini menyangkut dengan nyawa orang banyak” tegas Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh. 

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Banda Aceh itu juga meminta kepada pemilik warung yang ada di Kota Banda Aceh untuk mentaati imbauan pemerintah itu, selain menyediakan alat mengecek suhu tubuh juga menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, cairan disinfektan juga mengatur jarak lebih 1 meter antar tempat duduk dan meja dengan meja yang lainnya. 

“Setiap pengunjung yang masuk warung itu harus dicek suhu tubuhnya untuk memastikan pengunjung tersebut tidak terinveksi covid-19 itu, apabila setelah dicek kemudian ditemukan suhu tubuh pengunjung melebih dari 38 derjat, pemilik warung untuk tidak mengizinkan masuk dan menyarankan diperiksa lebih lanjut dirumah sakit, atau menghubungi tim gugus covid-19 Kota Banda Aceh,” kata Ismawardi Ali.



Kemudian, tambah Ismawardi, setelah pengunjung pulang dari warungnya, penjaga warung harus menseteril kembali meja dan tempat duduknya dengan menyemprot disinfektan. Ini penting dilakukan oleh pemilik warung untuk memastikan warungnya aman dikunjungi dan bebas dari penyebaran virus corona. 

Selain itu, Anggota DPRK dari Dapil V Meuraxa dan Kuta Raja ini juga meminta kepada Wali kota untuk menertibkan keramaian-keramaian terutama cafe-cafe yang menyediakan musik atau karoke sementara waktu sampai wabah corona ini mereda, meskipun hingga saat ini kota Banda Aceh belum ada yang ditemukan positif covid-19, namun antisipasi itu harus dilakukan sebelum wabah mematikan itu ada di Kota Banda Aceh. 

“Kalau soal finansial itu bisa dicari, namun menyangkut dengan nyawa orang banyak itu bukan soal tawar menawar. Disisi lain pemerintah mengimbau untuk berdoa menolak bala, tapi masyarakat malah bersuka riya, menyanyi dan main musik di cafe-cafee, ini harus ditertibkan” tegas Ismawardi lagi.[]
close