-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Jalan Banda Aceh Meulaboh KM 13,5 Rawan Kecelakaan

24 Desember 2019 | Desember 24, 2019 WIB | Last Updated 2019-12-24T07:30:59Z


Habanusantara.com- Banda Aceh-Jalan Banda Aceh- Meulaboh KM 13,5 Desa Lamkrut kecamatan Lhok'nga  Aceh Besar, tepatnya depan Toko H Muzakir, rawan kecelakaan.

Hal tersebut disampaikan beberapa warga sekitar kepada habanusantara.com , Minggu, (22/12/2019) malam.

Menurut warga, kecelakaan itu kerap terjadi akibat pengecoran bahu jalan yang buat oleh H Muzakir untuk menghindari masuknya genangan air diperkarangan tokonya tepat dipengkolan jalan nasional Ba nda Aceh- Meulaboh itu. 

"Di pengkolan  jalan tersebut kerap terjadi kecelakaan bagi pengguna jalan roda empat maupun roda dua, yang melaju diwilayah itu," sebut warga sekitar.

Apalagi bagi pengguna jalan yang kurang menguasai area jalan itu. Lazimnya kendaraan roda empat sering mengalami musibah seperti halnya ban mobil kendaraan yang digunakan pecah akibat terbentur coran batu yang dibangun oleh pemilik toko (H Muzakir) di bahu jalan depan tokonya.

"Persoalan bahu jalan pembatas yang dicor H Muzakir tersebut sudah cukup lama hingga sampai hari ini belum juga mendapat tanggapan serius oleh kementerian PU," jelas warga.

Selanjutnya, disebut sebut H Muzakir sangat keras orangnya, apa karena dia seorang pengusaha sehingga sulit untuk diselesaikan ?? bahkan pihak kepolisian sektor setempat juga telah pernah mendatanginya namun nyaris tak kunjung selesai, bahkan pengecoran bahu jalan yang dilakukan tidak secara profesional itu sampai hari ini tidak di grader (bongkar)

"Jika hal itu terus dibiarkan tanpa ada tindakan selanjutnya oleh instansi terkait dikhawatirkan dampaknya akan menimbulkan korban bagi pengguna jalan lebih banyak lagi," jelas warga.

Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wilayah regional II, Hardiva, ketika dikonfirmasi habanusantara.com, diruang kerjanya, Senin,  (23/12/2019) pagi,   mengatakan bahwa sebelumnya telah  pernah dilakukan grader  terhadap bahu jalan yang di cor tersebut. Namun setelah digrader, kembali di cor oleh pihak H Muzakir. Kenyataannya sampai hari ini hal itu terus terjadi.

"Sebelumnya, sudah kita lakukan grader, tapi selanjutnya kembali di cor oleh pak Muzakir," jelas Hardiva.  

Menurut Hardiva,  dicornya bahu jalan itu oleh H Muzakir, lantaran dibahu kiri -kanan jalan tidak adanya drainase, sehingga ketika hujan genangan air itu melimpah ke perkarangan tokonya. "Sayangnya, bahu jalan yang di cor itu telah mengambil hak publik," terang Hardiva lagi.

Tambah Hardiva, untuk mencegah terjadinya hal hal lain yang tidak kita inginkan, pihaknya telah mengusulkan anggaran untuk pembuatan drainase plus peninggian permukaan jalan diwilayah itu.

"Kita telah mengusulkan tahun depan untuk pembangunan drainase (saluran air) kiri- kanan plus peninggian permukaan jalan  hingga sampai Krueng Raba, yang panjangnya lebih kurang mencapai 1 kilometer," paparnya.

Ditafsirkan, secara keseluruhan pembangunan drainase dan peninggian permukaan jalan tersebut akan menghabiskan anggaran 5 sampai 6 miliar, dan nanti akan kita usulkan ke Balai.

Untuk tahun ini tambah Hardiva, pihaknya belum bisa membuat drainase plus peninggian permukaan jalan diwilayah  itu lantaran anggaran tahun 2019 ini  terbatas, hanya khusus untuk kegiatan rutin. (hendra/dir)


 





















close