Habanusantara.com, PIDIE - Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati, menyambangi lapas perempuan kelas IIB Sigli, kedatangan istri PLT Gubernur tersebut untuk menghadiri bakti sosial dan silaturrahmi dengan warga binaan pemasyarakatan, di Pidie, Sabtu, 21/9.
"Mudah mudahan dengan silaturahmi ini kerja sama kita terkait pembinaan dan pemberdayaan wanita kedepannya bisa terjalin lebih kuat lagi," kata Dyah.
Dyah mengatakan, pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan perempuan masih menjadi perhatian utama PKK Aceh, namun hal itu masih berkutat pada masyarakat umum saja. Karena itu, kata Dyah, kini PKK akan meluaskan pergerakannya dengan merambah pembinaan dan pemberdayaan perempuan pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita.
PKK nantinya, kata Dyah, akan membantu dalam pembinaan mandiri seperti keterampilan usaha, penguatan spiritual, keterampilan bidang kesehatan, dan jahit menjahit. Selain itu, ia mengatakan, PKK juga akan menampung setiap kerajinan yang diproduksi dari lapas untuk dipasarkan melalui Dekranasda.
"Saya Wakil Ketua PKK dan kebetulan juga Wakil Ketua Dekranasda Aceh, mungkin nanti pada tanggal 25 ada pameran PKK di Jakarta saya bisa bantu untuk mempromosikan produk lapas wanita Aceh di sana nanti," katanya.
Ia berharap, kepada para penghuni Lapas kelas IIB Sigli agar keahlian yang diperoleh selama di Lapas dapat dikembangkan sebagai modal utama untuk kemandirian setelah keluar dari Lapas. "Tumbuhkan dan bangun keyakinan serta inspirasi baru sehingga setelah keluar nanti, bisa menjadi orang yang dihormati dalam masyarakat nantinya," katanya.
Selain itu, ia menambahkan, bahwa fungsi lapas jangan diartikan sebagai sarana penghukum semata, namun juga dapat dimaknai sebagai sarana pengontrol dan peintrospeksian diri sendiri. "Jadi jangan dipandang ini (penjara) sebagai akhir hidup, namun jadikan ini sebagai salah satu bagian dari hidup kita untuk introspeksi diri dengan lebih mendekakan diri kepada Allah, serta peningkatan kualitas hidup untuk lebih baik lagi," kata Dyah.
Sementara itu, Kepala Lapas Wanita kelas IIB Sigli Putranti Rahayu, mengaku sangat bersyukur dengan perubahan sistem kepenjaraan menjadi kemasyarakatan.pada tahun 1964 silam. Dengan demikian, kata Putranti, para tahanan akan terbina dengan baik sebelum akhirnya mereka dilepas kembali dalam masyarakat.
"Kalau dulu mereka memang benar-benar di hukum atas kejahatannya, namun sekarang dengan sistem pemaysarakatan akan lebih baik lagi, dengan misi kesatuan pemasyarakatan," kata Putranti.
Selain itu, ia berharap dengan silaturahmi tersebut, dapat membuka peluang untuk memperkenalkan dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh para penghuni lapas melalui Dekranasda Aceh.
Selanjutnya, Ibu Plt Gubernur Aceh Dyah Erti Idawati yang diiringi, Kepala Lapas Wanita kelas IIB Sigli Putranti Rahayu, Istri Wakil Ketua DPR Aceh Yusriana, dan Istri Wakil Bupati Pidie berkeliling melihat kondisi hunian dan menjumpai penghuni lapas
"Mudah mudahan dengan silaturahmi ini kerja sama kita terkait pembinaan dan pemberdayaan wanita kedepannya bisa terjalin lebih kuat lagi," kata Dyah.
Dyah mengatakan, pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan perempuan masih menjadi perhatian utama PKK Aceh, namun hal itu masih berkutat pada masyarakat umum saja. Karena itu, kata Dyah, kini PKK akan meluaskan pergerakannya dengan merambah pembinaan dan pemberdayaan perempuan pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita.
PKK nantinya, kata Dyah, akan membantu dalam pembinaan mandiri seperti keterampilan usaha, penguatan spiritual, keterampilan bidang kesehatan, dan jahit menjahit. Selain itu, ia mengatakan, PKK juga akan menampung setiap kerajinan yang diproduksi dari lapas untuk dipasarkan melalui Dekranasda.
"Saya Wakil Ketua PKK dan kebetulan juga Wakil Ketua Dekranasda Aceh, mungkin nanti pada tanggal 25 ada pameran PKK di Jakarta saya bisa bantu untuk mempromosikan produk lapas wanita Aceh di sana nanti," katanya.
Ia berharap, kepada para penghuni Lapas kelas IIB Sigli agar keahlian yang diperoleh selama di Lapas dapat dikembangkan sebagai modal utama untuk kemandirian setelah keluar dari Lapas. "Tumbuhkan dan bangun keyakinan serta inspirasi baru sehingga setelah keluar nanti, bisa menjadi orang yang dihormati dalam masyarakat nantinya," katanya.
Selain itu, ia menambahkan, bahwa fungsi lapas jangan diartikan sebagai sarana penghukum semata, namun juga dapat dimaknai sebagai sarana pengontrol dan peintrospeksian diri sendiri. "Jadi jangan dipandang ini (penjara) sebagai akhir hidup, namun jadikan ini sebagai salah satu bagian dari hidup kita untuk introspeksi diri dengan lebih mendekakan diri kepada Allah, serta peningkatan kualitas hidup untuk lebih baik lagi," kata Dyah.
Sementara itu, Kepala Lapas Wanita kelas IIB Sigli Putranti Rahayu, mengaku sangat bersyukur dengan perubahan sistem kepenjaraan menjadi kemasyarakatan.pada tahun 1964 silam. Dengan demikian, kata Putranti, para tahanan akan terbina dengan baik sebelum akhirnya mereka dilepas kembali dalam masyarakat.
"Kalau dulu mereka memang benar-benar di hukum atas kejahatannya, namun sekarang dengan sistem pemaysarakatan akan lebih baik lagi, dengan misi kesatuan pemasyarakatan," kata Putranti.
Selain itu, ia berharap dengan silaturahmi tersebut, dapat membuka peluang untuk memperkenalkan dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh para penghuni lapas melalui Dekranasda Aceh.
Selanjutnya, Ibu Plt Gubernur Aceh Dyah Erti Idawati yang diiringi, Kepala Lapas Wanita kelas IIB Sigli Putranti Rahayu, Istri Wakil Ketua DPR Aceh Yusriana, dan Istri Wakil Bupati Pidie berkeliling melihat kondisi hunian dan menjumpai penghuni lapas