-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Pemuda Aceh Timur Nilai Turnamen Sepak Bola Putri, Kesampingkan Syariat Islam

05 Juli 2019 | Juli 05, 2019 WIB | Last Updated 2019-07-04T17:53:53Z
HN, Aceh Timur — Perhelatan event Sepak Bola U-17 Putri tingkat nasional Piala Kemenpora yang dilaksanakan di Stadion Perta Arun Gas, Lhokseumawe, Aceh, pada Juli hingga September 2019 telah mengesampingkan nilai-nilai norma dan syari'at Islam di Aceh, Jum'at (05/7/2019). 

Hal tersebut di katakan Irwansyah pemuda Aceh Timur mengatakan, "Kita meminta kepada kemenpora untuk batalkan olah raga sepak bola putri di Aceh, karena Aceh punya keistimewaan apalagi Aceh merupakan pencetus syariat Islam pertama di Indonesia, di kenal dengan julukan serambi mekah," ujarnya kepada Habanusantara.com.

Ia menilai jika perhelatan olah raga tersebut di Aceh, maka penyelenggara dan kemenpora telah menggores ke istimewaan Aceh di mata dunia. 

"Tidak salah jika sepak bola putri di selenggarakan, namun aneh ketika event sepak bola putri di gelar di Aceh," Katanya. 

Irwansyah yang juga mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam menyesalkan pihak Kemenpora serta unsur pelaksana even tersebut yang menafikan serta mengenyampingkan nilai juga norma ke-Acehan serta syariat Islam yang berlaku di Aceh.

"Kita sangat berharap Kemenpora membatalkan penyelenggaraan Turnamen Sepak Bola U-17 putri di Lhokseumawe, Aceh," pintanya. 

Kemudian ia menambahkan bahwa setiap kegiatan atau event yang di selenggarakan di Aceh untuk di kaji dengan sebenar-benarnya,  sehingga Aceh tetap di kenal dengan keistimewaan dan syari'at islam di mata Dunia. 

Selanjutnya,  Aulia Ramadhan Ketua Umum PII Perguruan Tinggi Langsa periode 2017-2018 juga mengatakan hal yang sama,  ia menilai bahwa Kemenpora lupa dengan Aceh yang kental dengan Syariat Islam. 

"Kemenpora harus mengkaji terlebih dahulu penyelenggaraan event sepak bola putri di Lhokseumawe, Aceh." ujarnya. 

Kemudian ia juga mengatakan bahwa jika kegiatan tersebut di langsungkan maka akan begitu banyak hal-hal negatif di kalangan remaja dan pemuda. 

"Kita sangat-sangat menyayangkan bila nantinya masyarakat muslim di Aceh membubarkan paksa event, jika kemenpora tidak menghargai nilai syariat Islam di Aceh," demikian katanya. (Agussalem)
close