-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Kisah Kakek Nenek di Aceh Timur Semasa Hidupnya Tidak Pernah Tersentuh Bantuan Apapun

22 Juni 2019 | Juni 22, 2019 WIB | Last Updated 2019-06-22T02:54:52Z
HN, Aceh Timur – Berbicara masalah kemiskinan nampaknya masih belum juga usai dan tak berujung ini. Kondisi ini pun diperparah dengan masih kurangnya Pemerintah daerah pendataan secara maksimal terhadap masyarakat yang benar-benar miskin atau kurang mampu, Sabtu (22/06/2019).

Sehingga kondisi kemiskinan lama-kelamaan semakin parah dan mungkin juga bisa bertambah Sebab akar permasalahan serta solusi yang di canangkan pemerintah belum sepenuhnya menyentuh kepada masyarakat yang benar-benar miskin atau kurang mampu.

Hal itu dilihat masih ditemukannya masyarakat miskin atau kurang mampu tepatnya di desa Kuta blang  kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur dimana Masyarakat Miskin atau kurang mampu yang bernama M. jamil (70) dan istrinya Fatimah (80) yang memiliki 6 orang anak.

M. Jamil sewaktu di temui oleh awak media hanya bisa tersenyum tetapi dari raut wajah mereka seolah menandakan bahwa dia harus ikhlas dan tawakkal dalam menjalani hidup walaupun dia hidupnya berada di bawah garis kemiskinan dan hanya mengandalkan jualan donat keliling berjalan kaki dengan upah Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu.

Selain itu ia juga menceritakan kisah hidupnya pada tim awak media kalo selama ini tidak pernah ada uluran tangan dari Pemerintah, serta dari aparatur desa.

Di tambahnya,  Ia lagi tidak pernah tersentuh bantuan dari Pemerintah baik Pemerintah kecamatan maupun Kabupaten,” kata ia Bahkan dia juga mengungkapkan Ketika awak media menyinggung masalah bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Aceh Timur seperti program keluarga harapan (PKH) dan juga program rumah tidak layak huni (RTLH).

Serta beras raskin, M. Jamil kembali menegaskan, bahwa saya tidak pernah tersentuh bantuan apapun. Apalagi bantuan dari Pemerintah Kabupaten di didesa sendiri pun tidak ada.

Semoga dengan datangnya wartawan ke tempat kami ini Pemerintah bisa mendengar penderitaan saya dan mudah-mudahan Pemerintah terketuk hatinya untuk membantu keluarga kami agar kedepannya saya ini bisa di Perhatikan oleh Pemerintah Daerah atau Kabupaten dan di gampong harapnya.

Dan rumah yang kami tempati rumah sewa dengan harga Rp 500.000 pertahun namun tidak ada wc, ini pun di kasih murah oleh yang punya rumah karna kasihan melihat kami.

Dan anak-anak saya semua sudah berkeluarga namun nasip mereka semua pas-pasan jadi kami tidak mau menyusahkan mereka jadi saya memilih hidup berdua, ungkap M. Jamil atau yang akrab di sapa Syeh. (*)

close