HN-Banda Aceh - Setelah hampir dua bulan vakum sedari menjelang bulan puasa Ramadan dan pasca hari raya Idul Fitri 1440 Hiriah, Tausiah dan Zikir Gemilang kembali digelar di Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Jumat (14/6/2019) malam. Meski usai libur lebaran, antusiasme jemaah untuk hadir tak tampak surut.
Wali Kota Aminullah Usman pun mengungkapkan kebahagiaannya melihat membludaknya jemaah yang hadir. “Patut kita syukuri cita-cita mewujudkan Banda Aceh sebagai Kota Zikir semakin mendapat tempat di hati warga kota. Bukan hanya di pendopo, tapi di setiap penjuru kota kini zikir terus menggema. Alhamdulillah.”
Jemaah zikir yang penuh sesak mamadati pendopo tersebut juga berkesempatan berhalalbihalal bersama Wali Kota Aminulah beserta jajaran pemerintahannya. “Karena masih dalam suasana Idul Fitri, saya mengucapkan minal aizin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh jemaah,” ungkap wali kota.
Menurutnya, Idul Fitri memiliki banyak hikmah di antaranya sebagai momen untuk bersilaturahmi dan saling bermaafan. “Silaturahmi ini sangat penting untuk memperkuat ukhuwah dan persatuan. Jika sudah bersatu dan berada dalam satu barisan tentu banyak hal positif yang bisa kita lakukan untuk Banda Aceh tercinta.”
Kemudian wali kota memaparkan beragam program yang telah dilaksanakan pihaknya selama Ramadan, mulai dari pasar murah, safari ramadan, penyaluran santunan bagi fakir miskin, anak yatim, dan penyandang disabilitas, hingga pembentukan tim reaksi cepat PDAM.
“Alhamdulilah suasana Ramadan di Banda Aceh tahun ini begitu menyejukkan dan nyaris tidak ada pelanggaran syariat yang terjadi. Kondisi tersebut berkat pengawasan ketat yang kita lakukan dan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dalam menegakkan Syariat Islam,” katanya.
Dan dalam Ramadan pula, sambungnya, Banda Aceh dinobatkan sebagai salah satu kota paling aman di Indonesia. “Penghargaan itu saya terima langsung dari Menkopolhukam Wiranto dan Mendagri Tjahjo Kumolo di Jakarta.”
“Indikatornya apa? Tidak pernah terjadi konflik antar suku maupun agama di Banda Aceh, dan kita juga sukses menyelenggarakan Pemilu 2019 tanpa ada gesekan. Penghargaan ini sangat bermakna bagi Banda Aceh karena keamanan menjadi modal penting dalam menggerakkan sektor ekonomi dan pariwisata,” katanya.
“Jadi mari kita rawat bersama suasana aman, damai, dan kondusif seperti yang kita rasakan selama ini di Banda Aceh. Senantiasa letakkan kemaslahatan masyarakat di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Insyaallah visi Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah dapat kita wujudkan bersama,” pungkas wali kota.
Sebelum ditutup dengan makan malam bersama, acara diisi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ustaz Umar Ismail. Sementara zikir dan doa bersama dipimpin oleh Tgk Asy’ari Ibrahim. Turut hadir berbaur dengan para jemaah Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Sekda Bahagia, dan para pejabat Pemko Banda Aceh lainnya[]
Wali Kota Aminullah Usman pun mengungkapkan kebahagiaannya melihat membludaknya jemaah yang hadir. “Patut kita syukuri cita-cita mewujudkan Banda Aceh sebagai Kota Zikir semakin mendapat tempat di hati warga kota. Bukan hanya di pendopo, tapi di setiap penjuru kota kini zikir terus menggema. Alhamdulillah.”
Jemaah zikir yang penuh sesak mamadati pendopo tersebut juga berkesempatan berhalalbihalal bersama Wali Kota Aminulah beserta jajaran pemerintahannya. “Karena masih dalam suasana Idul Fitri, saya mengucapkan minal aizin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh jemaah,” ungkap wali kota.
Menurutnya, Idul Fitri memiliki banyak hikmah di antaranya sebagai momen untuk bersilaturahmi dan saling bermaafan. “Silaturahmi ini sangat penting untuk memperkuat ukhuwah dan persatuan. Jika sudah bersatu dan berada dalam satu barisan tentu banyak hal positif yang bisa kita lakukan untuk Banda Aceh tercinta.”
Kemudian wali kota memaparkan beragam program yang telah dilaksanakan pihaknya selama Ramadan, mulai dari pasar murah, safari ramadan, penyaluran santunan bagi fakir miskin, anak yatim, dan penyandang disabilitas, hingga pembentukan tim reaksi cepat PDAM.
“Alhamdulilah suasana Ramadan di Banda Aceh tahun ini begitu menyejukkan dan nyaris tidak ada pelanggaran syariat yang terjadi. Kondisi tersebut berkat pengawasan ketat yang kita lakukan dan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dalam menegakkan Syariat Islam,” katanya.
Dan dalam Ramadan pula, sambungnya, Banda Aceh dinobatkan sebagai salah satu kota paling aman di Indonesia. “Penghargaan itu saya terima langsung dari Menkopolhukam Wiranto dan Mendagri Tjahjo Kumolo di Jakarta.”
“Indikatornya apa? Tidak pernah terjadi konflik antar suku maupun agama di Banda Aceh, dan kita juga sukses menyelenggarakan Pemilu 2019 tanpa ada gesekan. Penghargaan ini sangat bermakna bagi Banda Aceh karena keamanan menjadi modal penting dalam menggerakkan sektor ekonomi dan pariwisata,” katanya.
“Jadi mari kita rawat bersama suasana aman, damai, dan kondusif seperti yang kita rasakan selama ini di Banda Aceh. Senantiasa letakkan kemaslahatan masyarakat di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Insyaallah visi Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah dapat kita wujudkan bersama,” pungkas wali kota.
Sebelum ditutup dengan makan malam bersama, acara diisi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ustaz Umar Ismail. Sementara zikir dan doa bersama dipimpin oleh Tgk Asy’ari Ibrahim. Turut hadir berbaur dengan para jemaah Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Sekda Bahagia, dan para pejabat Pemko Banda Aceh lainnya[]