-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Teliti Penyebab Stunting BKKBN Aceh Siap Kerjasama dengan Kampus

15 Mei 2019 | Mei 15, 2019 WIB | Last Updated 2019-05-14T19:18:56Z

HN-Banda Aceh- Perwakilan BKKBN Aceh, gelar  kegiatan Workshop Penyiapan Generasi Emas Bagi Kabupaten, cegah Stunting melalui program BKB, di Kabupaten Pidie, Jumat (10/5/2019) 

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di Aceh, guna meneliti penyebab utama tingginya angka stunting di Provinsi Aceh.

Menurutnya, secara kasat mata dan kearifan lokal di Aceh yang terpenting diperhatikan adalah pemberian ASI kepada anak, dan kasih sayang kepada ibu hamil agar janinnya bisa tumbuh normal.

Selanjutnya, Sahidral Kastri, mengatakan secara jangka panjang pentingnya pendidikan pra nikah. 

"Kalau ini dilakukan maka stunting bisa kita cegah," ujarnya.

Lebih lanjut, dikatakan Sahidal, untuk 2019 terdapat tiga kabupaten di Provinsi Aceh yang menjalankan program pencegahan stunting, yaitu kabupaten Pidie, Aceh Tengah, dan Aceh Timur.

Tambah Sahidal, dalam rangka pencegahan stunting, serta menyiapkan generasi emas di Aceh, ada beberapa program yang digulirkan, antara lain pertemuan dengan pihak terkait seperti kelompok  Bina Keluarga Balita, PKK, bidan desa, dan kader posyandu.

"Pada kegiatan ini kita juga membagikan brosur-brosur pedoman dan petunjuk yang menjadi bahan bagi petugas di desa, sehingga disosialisasikan di tengah-tengah masyarakat apa sebenarnya penyebab stunting tersosialisasi dengan baik," paparnya.

Jelas Sahidal, setidaknya ada dua faktor utama penyebab stunting, yaitu faktor nutrisi, gizi dan faktor pola asuh.

Oleh sebab itu Sahidal, meminta kepada peserta workshop untuk mengkampanyekan  tentang pendewasaan usia perkawinan, yakni mengatur jarak kelahiran, serta pendidikan pra nikah. 

"Stunting ini terjadi ketika ibu hamil kurang asupan gizi sehingga perkembangan otak tidak sempurna," kata Sahidal.

Sahidal mengatakan program pencegahan stunting akan terus dilakukan hingga persoalan stunting tuntas. 

Sahidal berharap dengan dijalankannya program pencegahan stunting di kabupaten Pidie ini bisa menjadi pelopor dan contoh bagi daerah lain di Aceh.

Sahidal mengatakan, saat ini program stuting sudah berjalan di 30 desa di tiga kabupaten, masing-masing Pidie, Aceh Tengah dan Aceh Timur, dan pada tahun 2020 akan ditambah lagi sebanyak 70 desa di 7 kabupaten, karena rata-rata kabupaten/kota di Aceh memiliki masalah yang sama soal stunting.

"Nanti ada100 desa program pencegahan stunting di Aceh, dasarnya data pada Bappenas dan Kementrian Kesehatan, dan nantinya akan ada survey lagi sejauh mana pencapaiannya, kalau dianggap sudah berhasil, maka disitulah akan tuntas," jelasnya.

Lebih lanjut, dikatakan Kabid Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KS-PK), Nurzikra Hayati, BKKBN juga menjalankan program unggulan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan itu harus dikampanyekan di gampong-gampong (desa).

Menurutnya, 270 hari masa hamil tugas ayah menyiapkan makanan bergizi dan memberikan kasih-sayang, sementara 730 hari selanjutnya setelah melahirkan gizi tetap diperhatikan sehingga ASI banyak untuk anak.

Dikatakannya, dari data dinkes Aceh, pada 2017 pemberian ASI di Aceh, masih 55 persen. Untuk itu perlu dilakukan pola asuh secara berimbang baik oleh ibu maupun ayah.

"Kalau ini mampu dilakukan maka pencegahan stunting di Aceh akan terwujud," tutupnya. (Rls)
close