HN-Banda Aceh, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk menjadikan momentum peringatan Nuzulul Quran sebagai pembangkit gairah membaca dan menulis. Sebab, kata dia, isi Al Quran sebagai pedoman hidup umat juga menekankan pentingnya peranan literasi. Hal tersebut tercermin dari wahyu pertama diturunkan Allah kepada nabi, yakni perintah membaca.
Ajakan tersebut disampaikan Nova dalam sambutannya saat momentum peringatan malam Nuzulul Quran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (21/5/2019).
“Membacalah agar kamu mengenal dunia dan menulislah agar engkau dikenal dunia,” ungkap Nova saat mengutip salah satu pepatah bijak.
Nova mengatakan fenomenan yang terjadi hari ini dalam kehidupan masyarakat kian meresahkan. Di mana minat membaca masyarakat khususnya kaum muda sangat minim ketimbang bermain game, nonton film dan chatting. Akibatnnya, ujar dia, berdasarkan penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan minat terhadap literasai masih sangat rendah.
Dalam upaya menyikapi masalah tersebut, pemerintah Aceh melalui program Aceh Carong telah mencanangkan pendidikan Islami guna melahirkan masyarakat Aceh yang berakhlakul karimah dan berdaya saing tinggi. Kemudian, pemerintah juga terus mengalokasikan dana pendapatan daerah untuk bidang pendidikan, seperti menyediakan buku bacaan. Langkah tersebut bertujuan untuk memantik minat baca dan budaya menulis dalam kehidupan masyarakat.
Al Quran, kata Nova, tidak hanya berbicara persoalan sejarah masa lalu dan hukum Islam. Namun juga mengandung ilmu pengetahuan modern untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu, ia mengajak masyarakat agar menjadikan momentum hari diturunkannya Al Quran itu untuk kembali kepada membaca dan menulis.
“Melalui momentum ini saya mengajak untuk menumbuhkan minat baca. Karena membaca merupakan sesuatu sangat berharga yang pernah diberikan kepada ummat manusia. Sehingga gagasan universal yang diberikan Al Quran (perintah membaca) dapat mendorong pembangunan bidang pendidikan, khususnya di negeri tercinta ini di Nanggroe Aceh,” kata Nova.
Sementara itu, Teungku Muhammad Yusuf atau akrab disapa Tu Sop dalam tausiahnya menyampaikan bahwa kunci kesuksesan dunia dan akhirat adalah berpedoman kepada Al Quran. Kebahagiaan dalam sebuah rumah tanggapun, kata dia, akan didapatkan apabila pemimpin dalam rumah tangga mampu menerjemahkan Al Quran dalam sikap kehidupan.
“Aceh khusunya di masa lalu, mampu menjadikan Al Quran sebagai kebijakan pemerintah. Mereka telah sukses menerjemahkan Al Quran di dalam kepemimpinan,” ujar Tu Sop.
Ummat Islam, kata Tu Sop, tidak akan maju apabila meninggalkan Al Quran sebagai pedoman hidup. Ia mencontohkan, bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan yang dikembangkan tokoh muslim masa silam tidaklah lepas dari pedoman dalam Al Qur’an.
“Kita telah dapat kesempatan luarbiasa, bagi rakyat Aceh khususnya, ummat Islam umumnya. Di mana pelaksanaan Syariat Islam adalah lahan subur bagi kita menerapkan Al Quran. Bagaimana kita jadikan lahan ini tumbuh, saat itulah kesuksesan akan terjadi,” kata Tu Sop.
Ajakan tersebut disampaikan Nova dalam sambutannya saat momentum peringatan malam Nuzulul Quran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (21/5/2019).
“Membacalah agar kamu mengenal dunia dan menulislah agar engkau dikenal dunia,” ungkap Nova saat mengutip salah satu pepatah bijak.
Nova mengatakan fenomenan yang terjadi hari ini dalam kehidupan masyarakat kian meresahkan. Di mana minat membaca masyarakat khususnya kaum muda sangat minim ketimbang bermain game, nonton film dan chatting. Akibatnnya, ujar dia, berdasarkan penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan minat terhadap literasai masih sangat rendah.
Dalam upaya menyikapi masalah tersebut, pemerintah Aceh melalui program Aceh Carong telah mencanangkan pendidikan Islami guna melahirkan masyarakat Aceh yang berakhlakul karimah dan berdaya saing tinggi. Kemudian, pemerintah juga terus mengalokasikan dana pendapatan daerah untuk bidang pendidikan, seperti menyediakan buku bacaan. Langkah tersebut bertujuan untuk memantik minat baca dan budaya menulis dalam kehidupan masyarakat.
Al Quran, kata Nova, tidak hanya berbicara persoalan sejarah masa lalu dan hukum Islam. Namun juga mengandung ilmu pengetahuan modern untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu, ia mengajak masyarakat agar menjadikan momentum hari diturunkannya Al Quran itu untuk kembali kepada membaca dan menulis.
“Melalui momentum ini saya mengajak untuk menumbuhkan minat baca. Karena membaca merupakan sesuatu sangat berharga yang pernah diberikan kepada ummat manusia. Sehingga gagasan universal yang diberikan Al Quran (perintah membaca) dapat mendorong pembangunan bidang pendidikan, khususnya di negeri tercinta ini di Nanggroe Aceh,” kata Nova.
Sementara itu, Teungku Muhammad Yusuf atau akrab disapa Tu Sop dalam tausiahnya menyampaikan bahwa kunci kesuksesan dunia dan akhirat adalah berpedoman kepada Al Quran. Kebahagiaan dalam sebuah rumah tanggapun, kata dia, akan didapatkan apabila pemimpin dalam rumah tangga mampu menerjemahkan Al Quran dalam sikap kehidupan.
“Aceh khusunya di masa lalu, mampu menjadikan Al Quran sebagai kebijakan pemerintah. Mereka telah sukses menerjemahkan Al Quran di dalam kepemimpinan,” ujar Tu Sop.
Ummat Islam, kata Tu Sop, tidak akan maju apabila meninggalkan Al Quran sebagai pedoman hidup. Ia mencontohkan, bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan yang dikembangkan tokoh muslim masa silam tidaklah lepas dari pedoman dalam Al Qur’an.
“Kita telah dapat kesempatan luarbiasa, bagi rakyat Aceh khususnya, ummat Islam umumnya. Di mana pelaksanaan Syariat Islam adalah lahan subur bagi kita menerapkan Al Quran. Bagaimana kita jadikan lahan ini tumbuh, saat itulah kesuksesan akan terjadi,” kata Tu Sop.