Banda Aceh, Di tengah riuhnya gonjang-ganjing politik yang tak kunjung reda dan telah menyedot perhatian publik yang sangat besar, ada kabar bahagia dari dunia pendidikan di Aceh. Berdasarkan hasil yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, hasil kelulusan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk tingkat SMA, SMK, dan MA di Aceh tahun 2019 mengalami kenaikan hingga delapan poin dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Bila sebelumnya hasil UN Aceh berada di urutan ke-34 dari 34 provinsi di Indonesia, kini naik berada di urutan ke-27 secara nasional. Hasil ini merupakan buah manis dari bimbingan intensif yang dilakukan Dinas Pendidikan Aceh di seluruh kabupaten/kota sejak akhir tahun 2018 hingga April 2019. Aceh menempati urutan satu tingkat di atas Provinsi Papua dan berada di bawah Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Selatan di urutan 25 dan 26.
Bukan hanya itu, 34 peserta didik dari berbagai SMA/SMK/MA di Aceh juga berhasil meraih nilai sempurna dengan angka 100. Bahkan, dua di antaranya mendapat dua kali nilai 100 untuk mata pelajaran yang di-UN-kan. Angka ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang hanya lima orang saja.
Oleh Kemendikbud, Provinsi Aceh juga ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh provinsi terbaik di Indonesia dalam pelaksanaan UNBK 100 persen selain DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Selatan, dan Bangka Belitung.
Hasil ini tentunya sangat menggembirakan, khususnya bagi Dinas Pendidikan Aceh selaku instansi yang diamanahkan dan bertanggung jawab penuh dalam meningkatkan mutu pendidikan di Aceh. Usaha kerja keras yang dilakukan tidak berhasil sia-sia.
“Sejak awal saya tidak pernah menyebut kita mampu meraih peringkat 1 atau 10 besar nasional. Karena tidak mungkin terjadi dalam waktu sesingkat ini. Saya orang matematika, soal peringkat bermain dengan angka, ini upaya maksimal untuk saat ini,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Syaridin S.Pd, M.Pd.
Syaridin mengatakan, secara nasional rata-rata hasil Ujian Nasional tahun ini naik dengan kenaikan satu poin. Namun untuk rata-rata hasil UN Aceh untuk SMA dan SMK, mengalami kenaikan rata-rata tiga poin.
“Alhamdulillah, ini terjadi pada semua kabupaten/kota, semua satuan pendidikan, dan semua mata pelajaran yang diujiannasionalkan,” katanya lagi.
Pencapaian itu merupakan sejarah baru bagi dunia pendidikan Aceh yang sebelumnya belum pernah mengumpulkan nilai UN sempurna sebanyak itu dan juga prestasi lainnya.
“Ini merupakan prestasi besar yang ditorehkan siswa Aceh, yang menjadi modal yang baik untuk kemajuan pendidikan Aceh ke depan,” ujar Syaridin.
Dia menjelaskan, capaian hebat itu bukan lah hasil yang didapat secara instan, melainkan berkat proses panjang melalui pembelajaran intensif baik di sekolah maupun luar sekolah.
“Dengan meningkatnya nilai UN ini, kami berharap kualitas para guru dan tenaga pendidikan Aceh juga semakin meningkat. Semoga prestasi Aceh semakin baik ke depan,” harapnya.
Terobosan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh untuk menggenjot peningkatan mutu UN salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran terbaru untuk persiapan UN. Guru-guru yang ada di seluruh kabupaten/kota dilatih menjadi instruktur nasional atau IN. Para IN inilah yang kemudian menjadi instruktur bagi guru lain untuk memulai pembelajaran dengan mengkaji kisi-kisi nasional pendidikan.
“Kisi-kisi ini memuat rambu-rambu dan indikator ujian nasional setiap tahunnya. Kita mencoba ‘memaksa’ guru-guru kita melalui kepala sekolah untuk melakukan ini secara terus menerus. Terima kasih atas kerja keras semua guru di Aceh serta dukungan orang tua serta semua pihak,” katanya.
Pihaknya juga melibatkan semua unsur pendidikan di antaranya perguruan tinggi seperti Unsyiah, UIN Ar-Raniry, tenaga instruktur dari pusat, dari LPMP, dan lainnya. Tim inilah yang membimbing guru-guru dalam menyusun soal-soal prediksi UN yang mengacu pada kisi-kisi UN. Setelah soal disusun, tim dari provinsi dan instruktur nasional diberdayakan untuk menyosialisasikan, membimbing, dan menerapkan metode kisi-kisi UN yang sudah dikaji tersebut. Yaitu soal-soal yang berkapasitas tinggi yang sebelumnya kurang terjamah oleh guru dan kurang tersampaikan ke siswa.
“Alhamdulillah, walaupun belum begitu maksimal mengingat waktu yang terbatas, tapi UN tahun ini menunjukkan hasil yang signifikan dimana rata-rata hasil UN baik SMA, SMK, dan MA ke arah yang lebih baik,” kata dia.
Kerja keras tersebut mendapatkan apresiasi dari Plt Gubernur Aceh yang sejak awal memang terus mendukung Dinas Pendidikan, dengan turut memantau pelaksanaan UN di beberapa daerah seperti Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan Gayo Lues.
“Dalam pemantauan tersebut, Plt Gubernur merasa senang bahwa sekolah-sekolah yang letaknya nun jauh di sana sudah dapat melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), walaupun masih ada kekurangan di sana sini, dia akan berusaha memperbaiki itu agar pelaksanakan UNBK tahun depan lebih baik lagi,” pungkasnya.
Prestasi tersebut juga mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno. Totok memuji perkembangan pendidikan di Aceh yang dinilai cukup baik.
“Pemerintah Provinsi Aceh berkomitmen luar biasa terhadap dunia pendidikan, sehingga Aceh dapat melaksanakan UNBK 100 persen pada tahun 2019,” jelasnya.
Dengan dilaksanakannya UNBK 100 persen, lanjut dia, maka komitmen menjaga integritas UN sangat tinggi, karena gambaran nilai UN bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh perguruan tinggi dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Adapun ke-34 siswa SMA/SMK/MA peraih nilai 100 UNBK 2019:
1. Cut Farah Fadhilah, SMA Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris dan Biologi (double)
2. Muhammad Iqbal, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 pada mata ujian Biologi
3. Muhammad Rais Shiddiq, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
4. M Abrar Mardhatillah, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
5. Donita Chandra, SMA Negeri 1 Lhokseumawe, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
6. Muhammad Fahkry Malta, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
7. Siti Armanisa, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
8. Farzana Hadifa, MAN 1 Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Matematika
9. Farah Rafiqah Aulia, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
10. Yolanda, SMA Negeri Unggul Aceh Selatan, nilai 100 mata ujian Matematika
11. Mohammad Hafiz Akbar, SMA Laboratorium Universitas Syiah Kuala, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
12. Azka Athasyah, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
13. Amani Islahuddin, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
14. T Maulana Khalil Ahmad, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Fisika
15. Ulmiza Putri Mutia, SMA Negeri Unggul Aceh Selatan, nilai 100 mata ujian Kimia
16. Rahmita, SMA Negeri 1 Lhokseumawe, nilai 100 mata ujian Biologi
17. Aigia Syahraini, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
18. Adib Aulia Akbar, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
19. Adha Mulyana, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
20. Muhammad Farhan Idami, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggis
21. Salsabila Thahirah, SMA Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris dan Biologi (double)
22. Nisrina Kamila Azzuhra, SMA Negeri 4 Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
23. Pocut Arifah Zahrina, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
24. Muhammad Rinaldy, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
25. M Ghafarel Kamal, SMA Fatih Bilingual School, nilai 100, mata ujian Bahasa Inggris
26. Faruq Miqdad Mudaffar, SMA Plus Al-Athiyah Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
27. Nabila Firyal, SMA Negeri Unggul Pidie Jaya, nilai 100 mata ujian Biologi
28. Ainul Mardiah, SMA Negeri Unggul Subulussalam, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
29. Teuku Farhan Rizki, MAN Kota Lhokseumawe, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
30. Rockie, SMA Al-Mishbah Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
31. M Idris, SMA Negeri 4 Kejuruan Muda, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
32. Atikah Rizki, SMK N 1 Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia.
33. Cut Putri Afriyusna, SMK-SMTI Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
34. Abdullah Badawi, SMK N 1 Peusangan, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
Berikut jumlah siswa yang meraih nilai 100 berdasarkan mata pelajaran yang diujiankan:
– Bahasa Indonesia, 6 siswa nilai 100
– Bahasa Inggris, 13 siswa nilai 100
– Matematika, 6 siswa nilai 100
– Fisika, 1 siswa nilai 100
– Kimia, 1 siswa nilai 100
– Biologi, 9 siswa nilai 100.[](adv)
Bila sebelumnya hasil UN Aceh berada di urutan ke-34 dari 34 provinsi di Indonesia, kini naik berada di urutan ke-27 secara nasional. Hasil ini merupakan buah manis dari bimbingan intensif yang dilakukan Dinas Pendidikan Aceh di seluruh kabupaten/kota sejak akhir tahun 2018 hingga April 2019. Aceh menempati urutan satu tingkat di atas Provinsi Papua dan berada di bawah Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Selatan di urutan 25 dan 26.
Bukan hanya itu, 34 peserta didik dari berbagai SMA/SMK/MA di Aceh juga berhasil meraih nilai sempurna dengan angka 100. Bahkan, dua di antaranya mendapat dua kali nilai 100 untuk mata pelajaran yang di-UN-kan. Angka ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang hanya lima orang saja.
Oleh Kemendikbud, Provinsi Aceh juga ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh provinsi terbaik di Indonesia dalam pelaksanaan UNBK 100 persen selain DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Selatan, dan Bangka Belitung.
Hasil ini tentunya sangat menggembirakan, khususnya bagi Dinas Pendidikan Aceh selaku instansi yang diamanahkan dan bertanggung jawab penuh dalam meningkatkan mutu pendidikan di Aceh. Usaha kerja keras yang dilakukan tidak berhasil sia-sia.
“Sejak awal saya tidak pernah menyebut kita mampu meraih peringkat 1 atau 10 besar nasional. Karena tidak mungkin terjadi dalam waktu sesingkat ini. Saya orang matematika, soal peringkat bermain dengan angka, ini upaya maksimal untuk saat ini,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Syaridin S.Pd, M.Pd.
Syaridin mengatakan, secara nasional rata-rata hasil Ujian Nasional tahun ini naik dengan kenaikan satu poin. Namun untuk rata-rata hasil UN Aceh untuk SMA dan SMK, mengalami kenaikan rata-rata tiga poin.
“Alhamdulillah, ini terjadi pada semua kabupaten/kota, semua satuan pendidikan, dan semua mata pelajaran yang diujiannasionalkan,” katanya lagi.
Pencapaian itu merupakan sejarah baru bagi dunia pendidikan Aceh yang sebelumnya belum pernah mengumpulkan nilai UN sempurna sebanyak itu dan juga prestasi lainnya.
“Ini merupakan prestasi besar yang ditorehkan siswa Aceh, yang menjadi modal yang baik untuk kemajuan pendidikan Aceh ke depan,” ujar Syaridin.
Dia menjelaskan, capaian hebat itu bukan lah hasil yang didapat secara instan, melainkan berkat proses panjang melalui pembelajaran intensif baik di sekolah maupun luar sekolah.
“Dengan meningkatnya nilai UN ini, kami berharap kualitas para guru dan tenaga pendidikan Aceh juga semakin meningkat. Semoga prestasi Aceh semakin baik ke depan,” harapnya.
Terobosan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh untuk menggenjot peningkatan mutu UN salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran terbaru untuk persiapan UN. Guru-guru yang ada di seluruh kabupaten/kota dilatih menjadi instruktur nasional atau IN. Para IN inilah yang kemudian menjadi instruktur bagi guru lain untuk memulai pembelajaran dengan mengkaji kisi-kisi nasional pendidikan.
“Kisi-kisi ini memuat rambu-rambu dan indikator ujian nasional setiap tahunnya. Kita mencoba ‘memaksa’ guru-guru kita melalui kepala sekolah untuk melakukan ini secara terus menerus. Terima kasih atas kerja keras semua guru di Aceh serta dukungan orang tua serta semua pihak,” katanya.
Pihaknya juga melibatkan semua unsur pendidikan di antaranya perguruan tinggi seperti Unsyiah, UIN Ar-Raniry, tenaga instruktur dari pusat, dari LPMP, dan lainnya. Tim inilah yang membimbing guru-guru dalam menyusun soal-soal prediksi UN yang mengacu pada kisi-kisi UN. Setelah soal disusun, tim dari provinsi dan instruktur nasional diberdayakan untuk menyosialisasikan, membimbing, dan menerapkan metode kisi-kisi UN yang sudah dikaji tersebut. Yaitu soal-soal yang berkapasitas tinggi yang sebelumnya kurang terjamah oleh guru dan kurang tersampaikan ke siswa.
“Alhamdulillah, walaupun belum begitu maksimal mengingat waktu yang terbatas, tapi UN tahun ini menunjukkan hasil yang signifikan dimana rata-rata hasil UN baik SMA, SMK, dan MA ke arah yang lebih baik,” kata dia.
Kerja keras tersebut mendapatkan apresiasi dari Plt Gubernur Aceh yang sejak awal memang terus mendukung Dinas Pendidikan, dengan turut memantau pelaksanaan UN di beberapa daerah seperti Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan Gayo Lues.
“Dalam pemantauan tersebut, Plt Gubernur merasa senang bahwa sekolah-sekolah yang letaknya nun jauh di sana sudah dapat melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), walaupun masih ada kekurangan di sana sini, dia akan berusaha memperbaiki itu agar pelaksanakan UNBK tahun depan lebih baik lagi,” pungkasnya.
Prestasi tersebut juga mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno. Totok memuji perkembangan pendidikan di Aceh yang dinilai cukup baik.
“Pemerintah Provinsi Aceh berkomitmen luar biasa terhadap dunia pendidikan, sehingga Aceh dapat melaksanakan UNBK 100 persen pada tahun 2019,” jelasnya.
Dengan dilaksanakannya UNBK 100 persen, lanjut dia, maka komitmen menjaga integritas UN sangat tinggi, karena gambaran nilai UN bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh perguruan tinggi dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Adapun ke-34 siswa SMA/SMK/MA peraih nilai 100 UNBK 2019:
1. Cut Farah Fadhilah, SMA Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris dan Biologi (double)
2. Muhammad Iqbal, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 pada mata ujian Biologi
3. Muhammad Rais Shiddiq, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
4. M Abrar Mardhatillah, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
5. Donita Chandra, SMA Negeri 1 Lhokseumawe, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
6. Muhammad Fahkry Malta, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
7. Siti Armanisa, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
8. Farzana Hadifa, MAN 1 Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Matematika
9. Farah Rafiqah Aulia, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Matematika
10. Yolanda, SMA Negeri Unggul Aceh Selatan, nilai 100 mata ujian Matematika
11. Mohammad Hafiz Akbar, SMA Laboratorium Universitas Syiah Kuala, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
12. Azka Athasyah, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
13. Amani Islahuddin, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
14. T Maulana Khalil Ahmad, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Fisika
15. Ulmiza Putri Mutia, SMA Negeri Unggul Aceh Selatan, nilai 100 mata ujian Kimia
16. Rahmita, SMA Negeri 1 Lhokseumawe, nilai 100 mata ujian Biologi
17. Aigia Syahraini, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
18. Adib Aulia Akbar, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
19. Adha Mulyana, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
20. Muhammad Farhan Idami, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggis
21. Salsabila Thahirah, SMA Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris dan Biologi (double)
22. Nisrina Kamila Azzuhra, SMA Negeri 4 Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
23. Pocut Arifah Zahrina, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
24. Muhammad Rinaldy, SMA Negeri Modal Bangsa, nilai 100 mata ujian Biologi
25. M Ghafarel Kamal, SMA Fatih Bilingual School, nilai 100, mata ujian Bahasa Inggris
26. Faruq Miqdad Mudaffar, SMA Plus Al-Athiyah Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
27. Nabila Firyal, SMA Negeri Unggul Pidie Jaya, nilai 100 mata ujian Biologi
28. Ainul Mardiah, SMA Negeri Unggul Subulussalam, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
29. Teuku Farhan Rizki, MAN Kota Lhokseumawe, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
30. Rockie, SMA Al-Mishbah Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Inggris
31. M Idris, SMA Negeri 4 Kejuruan Muda, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
32. Atikah Rizki, SMK N 1 Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia.
33. Cut Putri Afriyusna, SMK-SMTI Banda Aceh, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
34. Abdullah Badawi, SMK N 1 Peusangan, nilai 100 mata ujian Bahasa Indonesia
Berikut jumlah siswa yang meraih nilai 100 berdasarkan mata pelajaran yang diujiankan:
– Bahasa Indonesia, 6 siswa nilai 100
– Bahasa Inggris, 13 siswa nilai 100
– Matematika, 6 siswa nilai 100
– Fisika, 1 siswa nilai 100
– Kimia, 1 siswa nilai 100
– Biologi, 9 siswa nilai 100.[](adv)