Dr Heru Noviat Herdata SpA: Penyakit Thalassemia belum ada obatnya
HN-Banda Aceh-Peringatan World Thalassemia Day (Hari Thalassemia sedunia) yang tepatnya jatuh pada 8 Mei setiap tahunnya. Di Aceh peringatan ini di gelar lebih cepat mengingat pada 8 Mei mendatang masuk pada bulan suci Ramadhan.
Peringatan Hari Thalassemia se-Dunia ini di laksanakan di salah satu Cafee, di Banda Aceh, Minggu (21/4/2019).
Konsultan khusus penanganan darah dan kanker anak, dr Heru Noviat Herdata SpA, mengatakan momentum peringatan ini bertujuan untuk selalu mengingat dan mengenang jasa-jasa pendahulu kita yang berjuang untuk kepentingan Thalassemia.
"Kita harus tahu lebih dulu apa itu Thalassemia (kelainan darah), secara awam Thalassemia adalah penyakit keturunan, tidak menular, bisa dicegah dan sampai sekarang belum ada obatnya,"kata Heru.
Ia menjelaskan, penelitian percobaan untuk terapi ini sudah banyak dilakukan. Sampai sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan total, artinya kita kasih obat agar pasien bisa bertahan .
"Yang penting dalam penanganan Thalassemia itu pencegahan, agar tidak muncul lagi penderita baru penyakit ini. Biarlah Thalassemia yang sudah ada ini kita kelola sebaik2nya, jangan nambah lagi, kalau nambah lagi beban biayanya cukup berat,"ujarnya.
Terangnya, BPJS atau pemerintah memberikan biaya pengobatan untuk 1 anak sebesar 300 jt pertahun. Di Aceh sendiri pasien penderita Thalassemia ini sudah mencapai 500 orang."Sampai kapan pemerintah akan membiayai pasien Thalassemia ini ? Sampai seumur hidup,"imbuh dr Heru.
Menurutnya, sejauh ini Pemerintah masih konsisten, kita selalu berjuang di pusat agar pasien penderita Thalassemia itu harus tetap ditangani dengan memberikan bantuan biaya pengobatan. Meskipun pemerintah hanya memberikan biaya bantuan khusus darah saja, tidak ada bantuan lainnya.
"Agar tumbuh kembangnya bagus, pengobatan yang bagus, kualitasnya bagus untuk pasien adalah pengobatan yang tepat waktu. Yang jadi kendala bagi pasien dan keluarga kalau rumahnya jauh, sehingga sampai anaknya loyo baru dibawa berobat,"paparnya.
Alhamdulillah, ucap dr Heru, di kota Banda Aceh sendiri stok darah cukup, yang agak sulit itu di kabupaten- kabupaten. Sehingga banyak pasien di daerah yang datang untuk berobat ke Banda Aceh karena alatnya sudah lengkap dan cukup stok darahnya .
"Dan yang perlu dicatat bahwa, pengobatan di Banda Aceh sudah bertarap internasional. Artinya, Aceh sudah punya alat yang bisa untuk memeriksa kadar besi di tubuh pasien. Di Indonesia, hanya ada dua rumah sakit, Jakarta dan Aceh,"tegasnya.
Lebih lanjut, dr Heru menambahkan dari segi bantuan, Pemerintah provinsi sendiri tidak ada memberi bantuan. Kita punya komunitas yang selalu berusaha mencari donatur-donatur yang bisa membantu para pasien Thalassemia untuk dapat rutin dan tepat waktu dalam berobat.
"Pasien penerima bantuan terlebih dahulu didata, kita survey mana yang layak mendapatkan bantuan, agar tidak salah sasaran,"demikian, dr Heru Noviat Herdata, yang juga menangani pasien penyakit Hemofilia (pendarahan tak henti)/ (Tim)
Peringatan Hari Thalassemia se-Dunia ini di laksanakan di salah satu Cafee, di Banda Aceh, Minggu (21/4/2019).
Konsultan khusus penanganan darah dan kanker anak, dr Heru Noviat Herdata SpA, mengatakan momentum peringatan ini bertujuan untuk selalu mengingat dan mengenang jasa-jasa pendahulu kita yang berjuang untuk kepentingan Thalassemia.
"Kita harus tahu lebih dulu apa itu Thalassemia (kelainan darah), secara awam Thalassemia adalah penyakit keturunan, tidak menular, bisa dicegah dan sampai sekarang belum ada obatnya,"kata Heru.
Ia menjelaskan, penelitian percobaan untuk terapi ini sudah banyak dilakukan. Sampai sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan total, artinya kita kasih obat agar pasien bisa bertahan .
"Yang penting dalam penanganan Thalassemia itu pencegahan, agar tidak muncul lagi penderita baru penyakit ini. Biarlah Thalassemia yang sudah ada ini kita kelola sebaik2nya, jangan nambah lagi, kalau nambah lagi beban biayanya cukup berat,"ujarnya.
Terangnya, BPJS atau pemerintah memberikan biaya pengobatan untuk 1 anak sebesar 300 jt pertahun. Di Aceh sendiri pasien penderita Thalassemia ini sudah mencapai 500 orang."Sampai kapan pemerintah akan membiayai pasien Thalassemia ini ? Sampai seumur hidup,"imbuh dr Heru.
Menurutnya, sejauh ini Pemerintah masih konsisten, kita selalu berjuang di pusat agar pasien penderita Thalassemia itu harus tetap ditangani dengan memberikan bantuan biaya pengobatan. Meskipun pemerintah hanya memberikan biaya bantuan khusus darah saja, tidak ada bantuan lainnya.
"Agar tumbuh kembangnya bagus, pengobatan yang bagus, kualitasnya bagus untuk pasien adalah pengobatan yang tepat waktu. Yang jadi kendala bagi pasien dan keluarga kalau rumahnya jauh, sehingga sampai anaknya loyo baru dibawa berobat,"paparnya.
Alhamdulillah, ucap dr Heru, di kota Banda Aceh sendiri stok darah cukup, yang agak sulit itu di kabupaten- kabupaten. Sehingga banyak pasien di daerah yang datang untuk berobat ke Banda Aceh karena alatnya sudah lengkap dan cukup stok darahnya .
"Dan yang perlu dicatat bahwa, pengobatan di Banda Aceh sudah bertarap internasional. Artinya, Aceh sudah punya alat yang bisa untuk memeriksa kadar besi di tubuh pasien. Di Indonesia, hanya ada dua rumah sakit, Jakarta dan Aceh,"tegasnya.
Lebih lanjut, dr Heru menambahkan dari segi bantuan, Pemerintah provinsi sendiri tidak ada memberi bantuan. Kita punya komunitas yang selalu berusaha mencari donatur-donatur yang bisa membantu para pasien Thalassemia untuk dapat rutin dan tepat waktu dalam berobat.
"Pasien penerima bantuan terlebih dahulu didata, kita survey mana yang layak mendapatkan bantuan, agar tidak salah sasaran,"demikian, dr Heru Noviat Herdata, yang juga menangani pasien penyakit Hemofilia (pendarahan tak henti)/ (Tim)