HN-Banda Aceh, Sejumlah massa menggelar aksi protes dan kecamatan atas tragedi penembakan terhadap jema'ah salat Jum'at di kota Christchurch, Selandia Baru, pada Jum’at (15/3/2019),Aksi ini digelar di bundaran Simpang Lima, Banda Aceh,Sabtu (16/3/2019).
Massa yang tergabung dalam Aksi Aliansi Masyarakat Aceh Anti Terorisme (AMAATI) ini mengecam tindakan biadab penambakan brutal di dua masjid Selandia Baru
Massa juga mendesak seluruh pemimpin dunia untuk mengakui bahwa tindakan penembakan di Selandia Baru adalah aksi terorisme.
Selain itu massa juga meminta agar seluruh pelaku dihukum dengan seberat-beratnya.
Mendesak pemerintah selandia baru untuk dapat memberikan rasa aman bagi seluruh umat muslim yang ada di selandia baru.
Korlap Aksi AMAATI,Agus Ismansyah mengatakan, Selandia Baru sebagai negara dengan Slogan negara teraman di dunia baru saja tercoreng akibat peristiwa terorisme itu.
"Dari sumber media massa yang terakhir beredar, sedikitnya 49-an umat Islam tewas, dalam peristiwa yang di katakan perdana menteri Selandia Baru sebagai peristiwa yang paling kelam," ujarnya.
Dia menambahkan dalam penembakan tersebut bukan hanya masyarakat Selandia baru yang menjadi korban, setidaknya dilaporkan dua warga Indonesia juga menjadi korban.
Dia meminta kepada pemerintah Indonesia agar berperan aktif dalam mendorong terciptanya suasana kondusif bagi umat muslim di Selandia Baru.
" Kami mengajak seluruh warga Aceh dan Indonesia umumnya untuk mendo’akan seluruh korban dan tidak terprofokasi untuk melakukan tindakan balasan terhadap non-muslim," imbaunya.
Dia berharap semoga ke depan tidak ada lagi aksi pembunuhan brutal umat muslim di seluruh dunia atas nama Islam phobia.
"Semoga tuntutan dari aksi AMAATI ini di tanggapi sebagai sebuah respon," pungkasnya(safdar)