"Kegiatan seminar dan workshop tersebut bekerjasama dengan Devisi Program Sosial Bank Indonesia (BI) Jakarta, serta diikuti oleh 40 orang peserta, dan menghadirkan nara sumber, dari Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Yason Taufik Akbar, pihak dari akademisi, Dr. Zainuddin, SE.M.Si, Dr. Bismi Khalidin, S. Ag. M. Si, ahli Ekonomi Islam, UIN Araniry, serta dari pemerintahan yakni, Kepala Dinas Koperasi & UKM, Aceh, Dr.Roeslan Abdul Gani, M. Pd," jelas sekretaris Inaker Aceh, Zakaria, S.Pd. M.Si,
Ketua Inaker Aceh, Usdiyanto, dalam kata sambutan opening seremonial tersebut, menyampaikan UMKM di Aceh, harus bangkit menghadapi Era Industri 4.0.
"Dengan cara kita harus menjadi produksen dalam Ekonomi industri 4.0, bukan menjadi konsumen," terangnya.
Selanjutnya, Yason Taufik menyatakan bahwa UMKM di Aceh, harus punya planing yang matang dalam memulai usaha atau mengembangkannya.
Lanjut Yason, dengan kemantangan planing akan memudahkan UMKM dalam mendapatkan modal, dan yg sangat penting sistem usahanya harus bersyariah, dan industri 4.0 sebagai energi untuk menjadikan semua tantangan menjadi peluang.
Sementara itu, Dr. Zainuddin, SE.M.Si, dari pihak akademisi, mengatakan bahwa peran perguruan tinggi sebagai Pilar kebangkitan Ekonomi syariah untuk bisa menjadikan Pasar industri 4.0, untuk kita segera bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Aceh.
Kepala dinas Koperasi & UKM, Aceh, Dr.Roeslan Abdul Gani, M. Pd, menyampaikan peran Dinas Koperasi UKM Aceh, selalu melakukan inovasi memberikan motivasi bagi Koperasi dan UKM untuk terus bergerak lebih Maju dalam mengambil peluang yang besar melalui Pasar industri 4.0.
Lebih lanjut, Dr. Bismi Khalidin, S. Ag. M. Si ahli Ekonomi Islam, Akademisi dari UIN Araniry, menyatakan bahwa membangun peradaban Ekonomi Islam di Aceh, butuh keseriusan dan kemantangan menjalankan Ekonomi Syariah yang benar bukan bersifat simbolis.
"Untuk itu, yang paling terpenting mari kita meneladani karakter Nabi Muhammad SWT dalam menjalankan usahanya," pungkasnya. (rls)
