-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Dirut Bank Aceh : Pernyataan Plt Gubernur Aceh Itu Tanda Sayangnya Terhadap Bank Aceh.

02 Februari 2019 | Februari 02, 2019 WIB | Last Updated 2019-02-02T07:02:51Z

HN-Banda Aceh, Terkait pernyataan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yang mengaku mencium “bau” yang tidak beres di Bank Aceh dalam diskusi, “Aceh Hebat APBA 2019 Arah Pembangunan Mau Kemana?” yang digelar di Kyriad Muraya Hotel, pada Selasa, (29/1/2019) yang lalu.

Bau itu yang ia maksud, selama ini Bank Aceh banyak memberikan kredit yang bersifat konsumtif bukan produktif. “Kalau Bank Aceh bekerja dengan benar maka yang dilakukan Bank Aceh itu adalah memberikan kredit produktif bukan konsumtif,” kata Nova Iriansyah.

Menanggapi Hal itu, Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh, Haizir Sulaiman, S.H.,M.H. membenarkan penyataan Plt Gubernur Aceh itu. “Ia pernyataan Plt Gubernur itu memang benar,” kata Haizir Sulaiman saat dikonfirmasi habanusantara.com di Kantornya, Kamis (31/1/2019) kemaren.

Ia mengatakatan, Pernyataan Bapak Plt Gubernur terhadap Bank Aceh itu merupakan tanda sayangnya terhadap bank Aceh, coba lihat ke bank yang lain apakah ada yang disebut, tentu hal ini merupakan kepedulian beliau terhadap Bank kebanggaan masyarakat Aceh itu. 

Ia mengakui apa yang dikatakan Gubernur Aceh itu terkait Bank Aceh selama ini Pembiayaan Bank Aceh ini banyak memberikan pembiayaan yang bersifat konsumtif dibanding produktif. Hal itu dikarenakan peminat untuk mengambil kredit itu hanya dikalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentu hal ini yang dicairkan adalah kredit konsumtif. Sementara peminat pembiayaan produktif di Aceh masih sedikit, padahal pihak Bank menunggu.

“Bank Aceh telah membuka peluang untuk kredit produktif baik bagi UKM maupun sektor usaha lain, Bank Aceh menunggu yang mengajukan pembiayaan/kredit,”ungkap Haizir Sulaiman.

Ia juga meluruskan pernyataan bahwa semenjak dirinya dilantik sebagai Dirut Bank Aceh pada Oktober 2018 silam, angka pembiayaan di Bank Aceh 90 persen konsumtif dan 10 persen produktif pada saat itu. ia berharap setelah dirinya menjabat ini, pembiayaan produktif ini dapat meningkat sampai 20 persen.

“Waktu saya dilantik memang benar angka kredit 90% komsumtif dan 10% produktif. Harapan Pak Plt Gubernur saat itu agar ditingkatkan kredit produktifnya,“ ujarnya.

Sementara itu, terkait teguran dari BI terhadap Bank Aceh Syariah ini, terkait tidak terpenuhinya kredit sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang mengharuskan Bank untuk lebih meningkatkan penyaluran pembiayaan ke sektor produktif atau Usaha Kecil Menengah(UKM).

Haizir menjelaskan, pihaknya telah berusaha meningkatkan penyaluran pembiayaan ke sektor produktif atau UKM maupun usaha lain, Bank Aceh sudah lama menunggu masyarakat yang mengajukan permohonan pembiayaan, namun masih minim.

“Aturan BI harus mencapai dua puluh persen. Namun Bank Aceh yang berjalan hanya sepuluh persen, kita juga terus meningkatkannya,” kata Dirut Bank Aceh Syariah itu.

Untuk meningkatkan pembiayaan disektor ini juga tidak mungkin seperti membalikkan telapak tangan, timpalnya lagi.

Ia menambahkan, untuk meningkatkan pembiayaan di sektor produktif, pihaknya di tahun 2019 ini akan membuka Layanan Usaha Kecil Menengah (UKM) atau “UKM Center” dengan harapan dapat meningkatkan pembiayaan dibidang UKM baik itu sektor perdagangan, kelautan, pertanian dan sebagainya.[]

close