-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Kuasai 6 Bahasa Asing, Pemuda Asal Lhokseumawe ini Raih Berbagai Prestasi

02 Januari 2019 | Januari 02, 2019 WIB | Last Updated 2019-01-02T14:03:05Z

HN-Lhokseumawe, Ferdiansyah (21) merupakan seorang pemuda asal Kota Lhokseumawe yang sangat menyukai bahasa. Ketertarikannya dalam bahasa membuatnya mampu menguasai 6 bahasa asing untuk saat ini yaitu bahasa Inggris, Cina (Mandarin), Prancis, Spanyol, Jepang, dan Jerman. Selain itu, kemampuan bahasa yang dimilikinya ini juga sangat membantunya dalam segi pekerjaan sampingan yang sedang dikerjakannya. 

Pria kelahiran Lhokseumawe, 23 Februari 1997 ini juga pernah menjadi dosen dan pengajar di beberapa kampus dan sekolah yang ada di daerahnya. Walau mengaku awalnya ia enggan untuk menekuni dunia bahasa, semangat dan niatnya membuat ia pantang menyerah untuk terus belajar bahsa asing yang menurutnya akan berguna baginya kelak.

Mahasiswa akutansi semester 9 Universitas Malikussaleh ini, juga mengungkapkan bahwa yang menjadi pendorongnya dalam menekuni bahasa ini adalah seorang teman sekelasnya pada saat di SMK dulu, yaitu Muhammad Amin.

Dia sering diejek karena masih lemah dalam bidang bahasa inggris walaupun sebagai juara umum di sekolahnya. Bahkan teman-temannya pun sempat mengejeknya di depan guru. Hal itulah yang membuat Ferdiansyah (21) semakin menguatkan niatnya dalam mempelajari bahasa. Apalagi setelah dia menonton sebuah acara di televisi tentang seorang tokoh yang bernama Gayatri yang bisa menguasai berbagai bahasa.

Dalam proses pembelajaran ini pun awalnya dia hanya tertarik dengan bahasa inggris saja, namun karena rasa ketertarikan dan rasa penasarannya yang sangat tinggi, dia pun memutuskan untuk mempelajari bahasa lainnya. Walaupun awalnya dia sempat mendapat gangguan dari keluarga yang menganggap bahwa nanti dia tidak akan fokus dalam perkuliahannya.

Untuk dapat mempelajari bahasa dengan mudah dia biasanya mengambil format belajar dengan mempelajari grammer terlebih dahulu, lalu menulis, membaca, mendengarkan, dan terakhir adalah tahap berbicara/praktek. Dia bahkan mengorbankan waktu belajar persiapannya dalam mengikuti SBMPTN untuk memantapkan kemampuannya dalam berbahasa inggris.


“Saya belajar bahasa inggris mulai dari nol dan otodidak”, ujar Ferdiansyah ketika ditemui di Abu Amad Kopi (21/11/2018). Baginya untuk memperoleh suatu hal proses yang panjang, lingkungan dan keluarga menjadi kendala paling besar baginya. Namun dibalik itu semua dia terus berusaha untuk membuktikan kepada keluarga dan dunia bahwa dia bisa untuk memanah prestasinya dengan bahasa.

Dengan bahasa inilah dia dapat memperoleh berbagai penghargaan baik di kampus atau di luar kampus. Prestasi yang diperoleh Ferdiansyah (21) lebih banyak di bidang bahasa inggris karena kurangnya perlombaan yang bergerak di bidang bahasa asing selain bahasa inggris


Adapun prestasi yang telah diperoleh diantaranya adalah menjadi Best Speaker Aceh Varsity English Debate (AVED), 4th Winner of National USU OPEN, 3rd Winner of AVED, Chief Adjudicator in First 2017 & 2018, Invited Adjudicator in NUDC 2017, Invited Adjudicator in Pekan Ilmiah Akuntansi, Invited Adjudicator in Askafia Debate Championship, 5th Best Speaker in Unsyiah Fair Open, Couch in Mosa Arun, Invited Adjudicator in I-SAT, Chief Adjudicator in Darul Ulum 2018, Chief Adjudicator in dakwah Expo UIN Ar-Raniry 2018, Deputy Chief Adjudicator in Realistig Smantig Banda Aceh, Deputy Chief Adjudicator in EXO BP2IP Open 2018, Juara 1 Olimpiade Akuntansi 2015, dan Juara 3 Olimpiade Akuntansi 2016.

Ferdiansyah (21) berpesan untuk semua orang agar “ayo belajar bahasa”. Kita hari ini bisa berjalan di Indonesia atau Aceh karena kita bisa bahasa itu. Akan tetapi, ketika globalisasi datang dan orang yang ada di aceh bukan hanya orang Indonesia saja, itu berarti akan ada permintaan lebih, minimal bahasa inggris untuk dapat berkomunikasi. 

Dunia sekarang sudah sangat mendesak kita untuk bisa bahasa inggris, jadi sebelum desakan itu menjadi malapetaka bagi kita maka kita harus mempersiapkan diri dengan belajar. Belajar bahasa inggris itu tidak perlu kuliah bahasa inggris, tapi ayo bangun lingkungan kita dan yang paling penting adalah tekat dan niat kita untuk belajar bahasa.(ka)
close