LHOKSEUMAWE- Gadis tinggi kelahiran Medan, 8 April 1997 yang satu ini sering sekali disapa dengan sebutan Anjo. Ia memiliki nama lengkap Riska Felani. Mahasiwi aktif Semester VII, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh dan berasal dari Kota Langsa, Aceh.
Walaupun berasal dari keluarga sederhana, namun bukan berarti dirinya tak mampu mewujudkan mimpi-mimpinya.
Riska Felani memiliki talenta dalam dunia fotografi. Fotografi dijadikannya sebagai kegiatan dan hobi yang menyenangkan serta kini berujung kepada pekerjaan sampingan yang dapat menghasilkan uang. Ia mulai berkeinginan menjadi seorang fotografer sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia fotografi saat duduk di bangku SMP. Baginya, foto dan video merupakan hal penting dalam hidup karena suatu momen tidak hanya untuk diingat saja tetapi juga perlu disimpan dan diabadikan dalam sebuah foto atau video yang nantinya bisa dikenang.
Hobi mahalnya ini berawal dari kesukaannya mengambil gambar walaupun hanya dengan bermodalkan kamera handphone.
Lalu ia berfikir bahwa untuk bisa menjadi seorang fotografer professional itu tidak cukup hanya dengan kamera handphone saja, akan tetapi juga memerlukan modal yang lumayan besar untuk dapat memiliki ikon utama dari fotografi, yakni kamera. Di satu sisi, ia tidak ingin membebankan hal ini kepada orang tuanya. Namun di sisi lain, keinginannya itu semakin hari malah semakin kuat.
Saat masih SMP, Anjo terinspirasi dari seorang temannya yang memiliki kamera namun tidak mampu memanfaatkan kamera tersebut dengan baik. Dari situ ia mulai terus mengembangkan hobinya dengan meminjam ataupun menyewa kamera temannya untuk berlatih. Kemudian ia juga mulai menerima orderan foto dan video pendek serta rajin mengikuti kegiatan foto prewedding dan lomba-lomba yang berkaitan dengan fotografi walaupun tidak memperoleh juara.
Setelah itu, ia pun bertekad ingin membeli kamera dengan uang hasil jerih payahnya sendiri karena tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya. Saat kelas 2 SMP, anak dari pasangan Alm. Ramlan dan Almh.
Dahyarni ini mulai menabung dengan cara menyisihkan sebagian uang jajannya dan menyimpan uang bayaran hasil foto dan video yang dibuatnya. “Saya pernah dibayar Rp 5.000,00 untuk sebuah video yang saya buat, misalnya saja seperti video ucapan selamat ulang tahun,” ujar Anjo, Rabu (10/10).
Perjalanan hidup Anjo memang tidaklah mudah. Saat menjalani hobinya yang kini menjadi pekerjaan sampingannya itu, anak bungsu dari 3 bersaudara ini sering mendapatkan hujatan dari orang sekitarnya dan tak jarang mendapatkan kritikan dari pelanggan.
Namun, Anjo menganggap semua itu sebagai pembelajaran dan motivasi agar dirinya tak mudah menyerah dan terus berusaha agar dirinya menjadi lebih baik kedepannya. Namun tak sedikit pula dukungan didapatkannya dari keluarga dan teman-teman sekitarnya yang menjadi penyemangat bagi dirinya.
Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil.
Kini kesabaran Anjo telah berbuah manis. Setelah menabung selama lima tahun lamanya, akhirnya ia berhasil membeli kamera yang diinginkannya. Semenjak saat itu, ia rajin mengikuti berbagai perlombaan fotografi dan videografi, baik yang diadakan oleh Universitas maupun perlombaan umum lainnya.
Banyak kejuaraan yang diperolehnya di bidang fotografi dan videografi seperti Juara 1 Videografi pada Dies Natalis Teknik Informatika UNIMAL 2017, Juara 1 Fotografi di UIN Ar-Raniry 2017, Juara 1 Film Pendek di Fakultas Kedokteran UNIMAL 2018, dan Juara 3 Fotografi BW pada Peksimal 2018. Terakhir ia juga meraih juara 1 Fotografi BW di Peksimida 2018 di Universitas Syiah Kuala dan kemudian mengantarkannya mewakili Aceh di Peksiminas 2018 yang diadakan di Yogyakarta.
Kemudian uang hasil kemenangannya itu digunakan untuk memperbaharui kamera dan menambah berbagai perlengkapan kamera lainnya, seperti lensa, tripot, dan sebagainya. Namun, masih ada satu mimpi yang belum tercapai yakni keinginannya memiliki sebuah studio foto dan sampai saat ini ia masih terus menabung untuk dapat mewujudkan hal itu. Di balik itu semua, ia sudah mempersiapkan sebuah nama unik untuk studio fotonya yaitu cekrekka. Ia berharap semoga mimpinya ini dapat terwujud seperti mimpi-mimpi sebelumnya.
Prestasi yang telah ditorehkannya saat ini tentu tidak terlepas dari dukungan keluarga terutama dari almarhum ayahanda dan almarhumah ibunda tercinta. Sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya ketika ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA, kemudian sang ibunda juga tutup usia ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMA.
Pada saat itu, Anjo pernah mengalami keterpurukan dan hampir berputus asa. Namun, dukungan dan pesan-pesan yang disampaikan oleh kedua orang tuanya semasa hidup mereka yang membuatnya bangkit dan terus melanjutkan mimpinya.
Baginya, sang ayah merupakan sosok motivator terhebat dalam hidupnya yang melatarbelakangi dan berperan penuh dalam meraih kesuksesannya sekarang. Beliaulah yang selalu mendukung Anjo untuk selalu semangat mewujudkan semua mimpi-mimpinya. “Satu hal yang selalu saya ingat dari perkataan Almarhum ayah saya, yakni selagi kita masih mau terus berusaha dan berdoa, maka yakinlah pasti segalanya itu akan terwujud”, ujarnya. (HEN)