-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Sosok H. Heri Julius Wakil Rakyat Yang Merakyat

07 November 2018 | November 07, 2018 WIB | Last Updated 2018-11-07T15:58:23Z


HN-Banda Aceh, Heri Julius mantan anggota Polri yang meminta pensiun dini ini bisa dikatakan terjun ke kancah politik belum begitu lama namun dirinya berhasil menggondol suara terbanyak di daerah pemilihan kecamatan Syiah kuala periode 2014-2019

"Alhamdulillah, saya memperoleh suara 800 orang saat itu," ujarnya, kepada habanusantara.com, beberapa waktu lalu.

Menurutnya tantangan diawal dia terjun ke politik sangat delematis dan penuh lika liku. Namun menurutnya itu hal yang biasa dan dirinya terus maju tanpa harus menyerah. Tantangan demi tantangan terus dihadapi.

Baik dari sisi profesi seorang polisi sampai namanya juga menjadi persoalan dimasyarakat. Karena namanya dia sempat menjadi sorotan masyarakat karena dia dianggap bersuku batak. "Saya asli orang Aceh, orang tua saya Harun Yusuf, Lueng Putu, Pidie Jaya," sebut Heri.

pengalaman uniknya itu sempat diceritakannya, ketika dia menjadi anggota polri hingga pensiun dini pada 2007 lalu.

Pria kelahiran sigli anak ke 6 dari sekian bersaudara ini ternyata memiliki pengalaman yang unik semasa kecilnya.

"Orang -orang mengira saya bersuku batak, padahal saya murni bersuku Aceh, mungkin hanya karena nama saya Heri Julius, hingga masyarakat beranggapan saya orang batak," ucapnya, sambil tersenyum simpul bercerita.

Menurutnya, nama Heri Julius, mulai tersemat melekat menjadi asli nama ketika akan menerima ijazah SD.

Dimana waktu itu ingat saya pada saat akan menamatkan sekolah dasar. orang tua kita sempat dipanggil sama pihak sekolah untuk memastikan nama asli kita karena akan dicetak dilebaran ijazah nantinya.

Pihak sekolah memastikan kepada orang tua saya karena dirapot nama saya tertulis Julius, semestinya juli karena saya lahir di bulan Juli. Karena tertulis Julius akhirnya pihak sekolah mengatakan kepada orang tua saya dan menetapkan nama saya sebagai Heri Julius.

"Di jaman Orba dulu, kan nama sangat berpengaruh dalam mencari kerja. Ya akhirnya ibu saya pada saat itu ikut saja. Maklumlah orang tua kita jaman dulu. Asal yang terbaik untuk anaknya ya mereka ikut saja. Apalagi dulu kan sedang tenar tenarnya penyanyi asal Toba Julius Sitanggang. Akhirnya di ujung nama saya Julius, dan terus melekat sampai sekarang.

Lantaran nama itu, Ia juga sempat tersendat dan gagal memperoleh suara mayoritas ketika terjun menjadi geuchik di desa Jelingke, kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh itu. "Ya faktornya bisa jadi lantaran namanya itu," sebut Heri.

Namun saya tidak berputus asa, mungkin itu jalan yang terbaik diberikan oleh Allah kepada saya," katanya.

Menurut Heri, dirinya mulai meninggalkan profesi seorang polisi sejak dirinya ditugaskan ke Meulaboh. Dan itu bukan menjadi persoalan bagi dirinya. Sebagai abdi negara saya siap dipindah tugaskan kemanapun.

Saat itu pasca tsunami banyak persoalan yang harus saya kerjakan.sebab pada saat pasca tsunami di gampong Jelingke saya dipercayakan sebagai koordinator pembangunan sehingga banyak persoalan persoalan yang harus saya benahi. Apalagi pada saat itu kan RI Gam sudah damai .

Para kombatan kombatan Gam turun mereka kumpul bersatu bersama masyarakat. Pada saat itu saya masih berprofesi polisi. Ya karena saya polisi ya bisa jadi mereka senang berteman sama saya.

Terpaksa saya harus wira -wiri dari meulaboh ke Banda Aceh. Mau gak mau, suka gak suka harus saya jalani. Meskipun dalam perjalanannya sangat begitu melelahkan tapi apa boleh buat, semua yang saya kerjakan untuk kepentingan masyarakat.

Karena itu saya meminta kepada Waka Polres agar saya ditugaskan diperbatasan saja agar saya bisa menghendel semua pekerjaan yang saya emban. Artinya sebagai abdi negara tidak terganggu dan bekerja untuk masyarakat pun bisa saya jalankan.

Dikatakan Heri pada saat dirinya meminta pensiun dini bukan semudah itu banyak prosesi yang harus di jalani.

Sebagai seorang polisi pada saat itu saya sangat aktif seperti seseorang yang baru bertugas sebagai polisi. Artinya saya tidak banyak punya masalah. Saya bertugas sebagaimana fungsi dan tugas seorang polisi.

Selanjutnya heri mengatakan ketika dia tdk lagi menjadi seorang polisi banyak tugas kemasyarakatan di gampong Jelingke, yang di kerjakannya. Dan dia sempat juga menjadi kontraktor kecil-kecilan," sebutnya.

"Pada hal saya tidak paham tentang itu. Saya sempat bekerja bersama isteri. Kami bahu -membahu bekerja," paparnya.

Diera pemerintahannya Irawndi -Nazar, isteri saya sempat terjun di dunia politik dan menjadi caleg partai SIRA.

"Pada saya itu saya yang menjadi ketua tim pemenangannya," tambah Heri tersenyum. Dari situlah kata Heri lagi, dia mulai mengenal dan memahami serta mengatur strategi dalam sistem perpolitikan.

Meskipun sat itu isteri saya tidak berhasil meraih suara legislatif namun Heri mengatakan tidak berputus asa, dan tetap bersemangat karena Allah belum berkehendak.

Akhirnya diera pada tahun poltik 2014 saya terjun dan mencalonkan diri menjadi caleg legislatif melalui Partai NasDem.

Meski pada saat itu saya masih berstatus Polisi. Saya terombang -ambing karena status yang masih belum ada kejelasan.

"Alhamdulillah berkat bantuan teman saya di kepolisian akhirnya saya mendapat suatu keputusan yang jelas bahwa saya telah sah tidak menjadi seorang polisi. Dan Allah menempatkan posisi saya sebagai anggota DPRK Banda Aceh. 

Aspirasinya dirasakan masyarakat



Sejak dirinya dilantik menjadi anggota dewan kota Banda Aceh, Heri tak pernah lepas janji. Dia selalu menuangkan aspirasinya ke daerah pemilihannya salah satu di basis pemenangannya yakni gampong tibang dan Alue Naga.

Daerah pesisir itu menjadi tujuan dan harapannya. Di daerah itupula dia memperoleh suara terbanyak termasuk Lingke daerah domisilinya.

Beberapa aspirasinya dituangkan disana. Seperti penyediaan boat untuk para nelayan dan membangun dermaga mini. Di gampong tersebut.

Bantuan untuk konstituennya juga banyak disumbangkan setiap tahun. Heri juga memberikan dan menyumbangkan 1 ekor lembuh ketika datang Maulid Nabi Muhammad SAW.

Setiap tahunnya dia berikan dan Heri juga memiliki 1 unit mobil Ambulace. Dan mobil itu digunakan intuk operasional ketika konstiuennya membutuhkannya.

Selain itu Heri juga menuangkan aspirasinya melalui penerangan lampu di berbagai wilayah pemenangannya.

Selain itu juga banyak memberikan aspirasi nya dalam bentuk disosial lain termasuk untuk IRT yang membutuhkan Industri Kecil Menengah. Dengan berbagai bantuan itu kini ibu-ibu IRT itu sudah mampu mandiri dan berdikari.

Terakhir Heri sangat berharap Pemko Banda Aceh, khususnya terkait RPJM lebih mengutamakan ke Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Karena menurut Heri Julius, selama dalam pembahasan anggaran kurang mengutamakan hal tersebut.[ADV]
close