HN-Banda Aceh, Sebanyak 100 pekerja profesi terapis SPA ikut sertifikasi uji kompetisi sektor Pariwisata Bidang SPA tahun 2018. Kegiatan tersebut di gelar selama tiga hari tanggal 27-29 Agustus 2018 di Vivi SPA Lamnyong Banda Aceh.
Kegiatan sertifikasi kompetensi SPA ini difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Asdep Pengembangan SDM Pariwisata, serta dilaksanakan oleh LSP SPA NASIONAL yang diketuai oleh Ibu Annie Savitri, SE, PgD, IA, Dip. Cidesco; yang hari ini diwakili oleh Ibu Drg. Hermiati Atas Purwandari, MM, Dip. Cidesco, Dip. SPA CIBTAC selaku Ketua Bidang Standarisasi LSP SPA Nasional.
Vivi Sharmila selaku tuan rumah tempat uji kompetensi kepada awak media, Senin (27/8/2018) Menyebutkan untuk Provinsi Aceh, jumlah peserta Uji Kompetensi bidang SPA ini terdiri dari 100 orang, yang terdiri dari pekerja profesi Terapis SPA yang menyebar di wilayah Banda Aceh, Lhokseumawe, Melaboh, Bireun, Takengon, dan sekitarnya dan berasal dari sekitar 10 industri SPA. Sementara untuk Tempat Uji Kompetensi (TUK) SPA di Provinsi Aceh dipercayakan di VIVI SPA, Lamnyong, Banda Aceh. TUK VIVI SPA telah terlisensi sehingga mampu melaksanakan uji kompetensi secara mandiri untuk Terapis SPA di Aceh.
Vivi menambahkan, di Aceh ini masih banyak usaha SPA yang enggan untuk mengikut sertakan karyawannya dalam uji kompetensi ini, padahal uji kompetensi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pekerja sendiri sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang di atur oleh pemerintah, dan pada tahun ini uji kompetensi dilakukan secara gratis karena semua biayanya di tanggung oleh pemerintah melalu kementerian pariwisata.
Vivi Sharmila selaku pemilik VIVI SPA mengharapkan para peserta di Aceh dapat seluruhnya kompeten, dan juga berharap kepada pengusaha SPA yang ada di Aceh agar dapat terbuka dan berpartisipasi untuk mengikuti karyawannya untuk ikut sertifikasi yang di selenggarakan oleh pemerintah demi untuk kemajuan terapisnya juga.
Ketua Bidang Standarisasi LSP SPA Nasional Drg. Hermiati Atas Purwandari, MM, Dip. Cidesco, Dip. SPA CIBTAC mengatakan tujuan dari diadakannya kegiatan Uji Kompetensi Sertifikasi Profesi Terapis SPA ini adalah untuk memberikan pengakuan atas kompetensi profesi yang dimiliki oleh tenaga kerja di bidang SPA sesuai skema okupasi yang diujikan, untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja bidang SPA agar mereka memahami pentingnya profesionalisme dan legalitas, serta dalam rangka menyiapkan tenaga kerja profesional dalam rangka berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) agar tenaga kerja kita siap bersaing dengan tenaga kerja asing, serta siap bekerja di mancanegara.
Hermiati menambahkan, uji kompetensi ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan antara lain, proses pendaftaran peserta, proses verifikasi kelengkapan berkas, proses asesmen mandiri, yang ketiga tahap ini disebut proses Pra Asesmen yakni persiapan sebelum hari pengujian. Jika sudah melalui proses Pra Asesmen, maka masuk ke proses Asesmen yakni proses pengujian berupa pengumpulan bukti yang dilakukan dengan metode tes tertulis (untuk melihat pengetahuan) dan metode demonstrasi praktek (untuk melihat keterampilan dan sikap kerja).
“Pada saat proses asesmen, para asesi (peserta uji) wajib mengikuti pengarahan dari para asesor yang bertugas kali ini di Provinsi Aceh, yakni: Tenri Duppawati, Prescillia Fredrica, Sri Handayani dan Rita Natalia Tarigan – ada yang datang dari Jakarta dan Medan. Para asesor akan mengumpulkan bukti-bukti yang relevan untuk setiap skema yang diujikan untuk menggali kompetensi yang dimiliki asesi dari 3 aspek yakni: pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap kerja (attitude), sehingga dapat direkomendasikan Kompeten,” demikian penjelasan dari drg. Hermiati.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang diwikili oleh Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Irmayani Ibrahim mengharapkan dengan adanya kompetensi ini semua SPA yang ada di Aceh ini berkompeten dan sudah bisa melayani tamunya dengan baik, karena Uji kompetensi ini menjadikan terapis yang berkompeten dibidangnya, begitu juga dengan usaha SPA sendiri, yang sudah berkompeten pastinya produk-produk yang digunakan adalah produck nya halal dan tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan, semuanya sudah bagus mulai dari pelayanan penyambutan tamu dan juga pelayanan terhadap penggunaan jasa SPA sendiri.
Lanjutnya, SPA di Aceh sudah mulai meningkat, SPA ini juga merupakan salah satu pendukung untuk wisatawan yang datang ke Aceh, karena biasanya wisatawan kalau sudah jalan-jalan itu sudah capek, jadi salah satu yang dapat memenuhi yaitu dengan SPA, kita berharap dengan adanya Uji kompetensi ini banyak pengusaha SPA di Aceh dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan profesionalitas Usaha dan tenaga kerja dibidang SPA[mar]